"Permulaan" - destinasi talenta dan hati dari para pelukis cilik

(VOVworld) – Ngo Tan Kiet (7 tahun), Ngo Minh Chau (11 tahun), Nguyen Ha Nhu (13 tahun) dan Luong Hoang Mai (12 tahun) adalah 4 orang anak kecil yang sedang tinggal di kota Hanoi. Mereka mempunyai keganderungan terhadap seni lukis, khususnya lukisan lak. Setelah bertahun-tahun dengan sabar dan rajin melukis, dengan bantuan dari ibu guru, keluarga dan donor Lebon Café, mereka berempat telah mengadakan pameran lukisan lak yang bernama “Permulaan” dari 27 sampai 28 Juni lalu di warung kopi Lebon Café di jalan Pham Ngu Lao, nomor 1 dengan harapan bisa memperkenalkan karya-karya mereka yang pertama kepada semua orang, sekaligus mengumpulkan derma untuk membantu anak-anak di daerah pegunungan dengan pesan “Bersatu padu membantu anak-anak daerah pegunungan”



Lukisan "sepasang sepatu" ciptaan Tan Kiet
(Foto: hanoigrapevine.com)



Pada pukul 9.00 Sabtu pagi (27 Juni) di warung kopi Lebon Café tampak lebih ramai dari pada biasa. Dalam ruang yang hijau sejuk di taman bunga di belakang warung ini, 40 lukisan ciptaan 4 anak kecil Tan Kiet, Minh Chau, Ha Nhu dan Hoang Mai menjadi titik berat perhatian di warung Lebon Café. Pada hari itu, para pelanggan dapat mencicipi minuman kopi yang enak, menikmati lagu-lagu yang santai dari pesawat radio kuno, kemudian bisa berkeliling di taman bunga yang luasnya kira-kira 50m2 untuk melihat lukisan-lukisan tersebut.

Terletak di satu sudut, di bawah bayangan pohon, lukisan “Omong-omong ciptaan Nguyen Ha Nhu menyerap perhatian khusus dari para pengunjung. Lukisan ini benar-benar mengesankan karena cara mengkombinasikan warna dengan gaya lukis natural dan gembira. Para penonton terasa seperti sedang berdiri di depan laut dan ikut serta pada kisah 4 orang anak-anak dalam foro ini. Ha Nhu, pelajar kelas 8 Sekolah Internasional SIS Cau Giay dengan antusias mengatakan: “Saya membawa kira-kira 12 lukisan yang dianggap paling indah kepada pameran ini. Diantaranya saya paling menyukai lukisan “Omong-omong” yang melukiskan saya beserta 3 teman saya yang sedang memandangi laut. Ketika melihat lukisan ini, saya merasa sangat santai dan tenteram dan saya bisa melihat persahabatan yang erat antara kami”.

40 lukisan dengan bermacam-macam karakter. Tapi dengan tema apapun juga, baik tentang pemandangan alam, lukisan potret atau benda mati, dll dengan kuasnya, semua lukisan selalu mengandung ciri yang gembira, hangat dan mengandung perasaannya, diantaranya ada lukisan-lukisan seperti: “sepasang sepatu” (ciptaan Tuan Kiet), “Teratai Putih” (ciptaan Ngo Minh Chau), “Mata anak kecil” (ciptaan Nguyen Ha Nhu), “Perahuku” (ciptaan Luong Hoang Mai). Semua pengunjung pameran ini merasa sangat terkesan terhadap talent dari para pelukis cilik ini. Saudari Nguyen Mai Oanh di kabupaten Cau Giay, kota Hanoi, mengatakan: “Bagi usia kecil seperti mereka, menurut saya lukisan-lukisan ini sangat baik, warna digunakan secara sangat harmonis. Ada banyak lukisan yang saya rasakan seperti bukan mereka lukis, tapi bagaikan karya ciptaan orang dewasa karena gambaran dan alokasi lukisan mereka sangat tepat dan perasaan dimanifestasikan secara sangat teliti”.



Karya "Perahuku" ciptaan Luong Hoang Mai
(Foto: phapluatgiadinh.com)


Setiap orang anak mempunyai keunggulan sendiri. Karya-karya pada pameran ini merupakan prestasi yang mereka capai selama 3 tahun dengan giat belajar dan melukis. Benda-benda biasa sehari-hari seperti buah-buahan di dapur, vas bunga atau sepatu sekolah sampai perjalanan-perjalanan bersama keluarga dan temannya; pemandangan kampung halaman dan Tanah Air, mereka lukis secara sangat benar-benar, tapi juga penuh kekreatifan dan ketelitian. Ketika berbicara mengenai 4 pelukis cilik ini, pelukis Pham Thi Quynh, ibu guru mereka, memberitahukan: “Selain pelajaran di sekolah, mereka sangat gandrung dengan seni lukis. Dalam proses belajar melukis, mereka masing-masing menunjukkan kemampuan mereka sendiri. Misalnya yang paling kecil yaitu Tuan Kiet melukis secara sangat teliti dan akurat benda-benda. Sedangkan Ha Nhu yang paling tua diantara mereka menunjukkan kemampuannya secara paling jelas. Lukisannya lebih mantap, lebih bebas dan penuh perasaan”.

Selain tujuan memperkenalkan karya-karya lukisan yang pertamanya kepada semua orang, mereka juga berharap bisa mengundang sanak keluarga serta para dermawan untuk memberikan perasaan berupa materiil dan spirituil kepada anak-anak di daerah pegunungan. Ha Nhu mengatakan: “Ini merupakan ide dari kami berempat. Kami merasa sangat beruntung ketika mempunyai kehidupan yang lebih baik, maka kami ingin berbagi sedikit kegembiraan dengan teman-teman di daerah pegunungan. Kami akan mengirim uang derma yang dikumpulkan dalam pameran ini kepada Dana Amal “Selimut hangat” untuk bisa membeli selimut dan pakaian untuk teman-teman seusia kami di daerah pegunungan yang masih mengalami kesulitan”.

Saudari Nguyen Hong Anh, seorang pelanggan setia di wawrung Lebon Café berbagi perasaannya ketika dapat menghadiri pameran ini: “Walaupun masih kecil, tapi mereka sudah punya fikiran yang sangat matang dan perasaan mereka dalam pameran ini patut dihargai. Bagi saya sendiri juga belum pernah bisa melakukan hal seperti ini. Saya merasa sangat mengagumi mereka. Pasti saya akan memberikan sumbangan kepada dana amal ini”.

Setelah dua hari berlangsung, pameran ini telah menyerap kedatangan banyak pengunjung. Melalui pameran ini, panitia penyelenggara telah menerima kira-kira 30 juta dong Vietnam dari hasil lelang lukisan dan bantuan dari para dermawan. Dengan pesan yang sangat praksis beserta hati nuraninya, ini merupakan bingkisan bermakna yang diberikan 4 pelukis cilik kepada teman-teman di daerah pegunungan yang masih mengalami banyak kesulitan dan bernasib malang. 

Komentar

Yang lain