(VOVWORLD) - “Jika bahasa Vietnam masih ada, maka orang Vietnam juga masih ada; Jika orang Vietnam masih ada, maka negara Vietnam juga tetap ada”, itulah pikiran dari para bapak dan ibu guru perantau Vietnam di Vietnam Town, Provinsi Udon Thani, Thailand Timur Laut. Dengan harapan yang sepenuh hati seperti itu, meski usia sudah lanjut, tetapi setiap pekan, para bapak dan ibu guru perantau Vietnam tetap dengan tekun duduk menunggu para siswa datang ke kelas bahasa Vietnam di Sekolah Khanh An di Markas Asosiasi Orang Vietnam di Provinsi Udon Thani.
Para siswa menyanyikan Lagu Kebangsaan Vietnam. Foto: VOV |
Kelas dimulai ketika para siswa berdiri dengan khidmat dan menyanyikan Lagu Kebangsaan Vietnam secara serempak lalu membaca keras lima ajaran Paman Ho. Sembilan kelompok siswa yang diurus 9 guru memulai kelasnya dengan penuh semangat. Dengan bimbingan dari ibu guru Ha (ibu guru Tun), saudari Tucta (nama Vietnamnya Hang Nga), beserta suami dan anak laki-lakinya meninjau kembali lagu yang telah dipelajari pada pelajaran sebelumnya. Orang tuanya orang Vietnam tetapi tidak memiliki banyak peluang untuk berbahasa Vietnam, Ibu Tucta memutuskan untuk datang ke kelas bahasa Vietnam di Sekolah Khanh An bersama dengan suami dan anak laki-laki bungsunya yang sudah berusia 10 tahun. Saudari Tucta mengatakan:
Saya lahir di Thailand, orang tua saya adalah orang Vietnam dan sekarang saya telah belajar di Sekolah Khanh An selama 1,5 tahun. Saya menginginkan agar saya sendiri dan anak saya bisa berbahasa Vietnam. Saya bangga menjadi orang Vietnam dan menginginkan agar anak saya juga bangga memiliki darah Vietnam.
Keluarga saudari Tucta. Foto: VOV |
Dua kali sepekan, kelas bahasa Vietnam di Sekolah Khanh An di Vietnam Town menyala lampunya. Sekolah pengajaran bahasa Vietnam Khanh An didirikan pada tahun 2017 menurut ide mantan Duta Besar Vietnam untuk Thailand, Nguyen Tat Thanh dan Ketua Asosiasi Orang Vietnam di Provinsi Udon Thani, Luong Xuan Hoa, bersama dengan bantuan dan partisipasi dari kolektif perantau Vietnam yang patriotik di daerah Thailand Timur Laut, termasuk para guru. Pak guru Tran Trong Tai, yang biasa dikenal sebagai Pak Chun, sekarang berusia hampir 80 tahun, berkata:
Saya telah berjalan seperjalanan dengan para guru di sini sejak awal berdirinya Sekolah Khanh An. Kami mengajar di sini sangat susah karena para siswa tidak tahu bahasa Vietnam sama sekali
Meski usianya sudah lanjut, tetapi para Bapak dan Ibu guru tetap dengan diam-diam berkontribusi, berkiblat ke Ibu Pertiwi dalam tahap perubahan tanah air. Ibu guru Oanh dan Ibu guru The mengatakan:
-Para guru di sini berkontribusi pada tanah air dengan mengajarkan bahasa Vietnam kepada generasi muda, agar mereka mencintai tanah air dan mengetahui asal-usul Vietnamnya, melihat tanggung jawabnya untuk berkontribusi pada tanah air di kemudian hari.
-Meskipun usianya sudah lanjut, kami tetap berupaya mengajari para siswa bahasa Vietnam, bahasa Ibu kami, agar supaya mereka tahu tentang adat-istiadat orang Vietnam, hari-hari raya, mencintai Paman Ho,…
Kelas bahasa Vietnam di Sekolah Khanh An. Foto: VOV |
Tidak mengecewakan para guru Sekolah Khanh An, Thanakorn, nama Vietnamnya Huy Hoang, pelajar kelas 10 di SMA Udonpittayanukoon, telah meraih hadiah pertama dengan poin sempurna 30/30 dalam mata pelajaran menulis dan berbicara bahasa Vietnam di Kontes Berbahasa Vietnam Spelling Bee 2024 di Universitas Maha Sarakham di Thailand Timur Laut. Huy Hoang memberitahukan, dia bertekad belajar baik supaya di kemudian hari bisa memberikan sumbangan untuk membangun Vietnam – kampung halaman yang selalu disebut-sebut oleh kakek nenek dan orang tuanya dalam cerita sehari-hari:
Saya telah belajar bahasa Vietnam selama 6 tahun, pada pokoknya di luar jam belajar. Ketika belajar di Provinsi Udon Thani, saya belajar bahasa Vietnam dengan Ibu guru Oanh di Vietnam Town. Jika memungkinkan, saya juga ingin mengajar bahasa Vietnam dan memberikan kontribusi sedikit untuk Vietnam.
Mengalami banyak pasang surut, meski kadang-kadang terputus ketika kelas-kelas bahasa Vietnam di Thailand harus ditutup sepenuhnya pada tahun 1975 karena situasi yang terlalu sulit, gerakan pengajaran dan pembelajaran bahasa Vietnam di Thailand tetap dipertahankan, menanam benih bahasa Vietnam bagi banyak generasi anak-anak Vietnam di Thailand. Citra Bapak dan Ibu guru perantau Vietnam yang sudah berusia lebih dari 70 tahun dengan gaya cermat dan penuh keteladanan merupakan bukti bagi kecintaan terhadap kampung halaman dan tanah air yang selalu bersinar di hati kaum perantau Vietnam di Thailand maupun di seluruh dunia./.