(VOVWORLD) - ASEAN merupakan kawasan yang kaya akan identitas, di mana kuliner bukan hanya soal makanan, tetapi juga kisah tentang sejarah, agama, dan budaya masing-masing negara. Dalam suasana meriah dari Festival Kuliner Internasional 2025 yang berlangsung di Kota Hanoi dari 22 hingga 23 November, gambaran berwarna-warni itu direkonstruksikan secara hidup-hidup. Di area gerai-gerai ASEAN, pengunjung merasakan sepenuhnya semangat kawasan ini melalui makanan, cita rasa, dan keramahan masing-masing negara.
Di area "Rumah Bersama ASEAN", dihadiri 11 negara anggota dengan gerai-gerai kecil yang indah, masing-masing seluas sekitar 3 meter persegi, dengan warna khas negara mereka. Vietnam ditampil dengan warna hijau dari daun ganyong dan kue emping ketan; Indonesia menonjol dengan warna merah-putih dan kain batik; Malaysia dan Timor Leste memikat dengan pakaian tradisional yang berwarna-warni.... Semuanya berpadu untuk menciptakan gambaran ASEAN yang beragam dan kental dengan identitas.
Gerai Indonesia di festival. Foto: VOV |
Di gerai Indonesia, pengunjung dengan mudah melihat rekam jejak budaya Islam melalui hidangan halal yang disiapkan dengan cermat. Bau harum nasi goreng menyebar di udara, sementara sup bakso yang mengepul dengan campuran bawang goreng dan lada dan bumbu-bumbu khas dari Asia Tenggara. Sate ayam yang dipanggang di atas tungku, berwarna cokelat keemasan, dengan aroma serai dan bawang putih yang menarik pengunjung. Di dalam gerai tersebut, para staf Kedutaan Besar Indonesia bekerja dengan cepat, ada yang menyendok nasi, ada yang menambahkan telur, ada pula yang menjelaskan hidangan, dan semuanya selalu tersenyum cerah. Made Santi Ratnasari, Konselor Minister urusan Budaya, Kedutaan Besar Indonesia mengatakan:
Bakso Indonesia. Foto: VOV |
Meninggalkan gerai Indonesia, para pengunjung menuju gerai Malaysia untuk menikmati nasi lemak – “hidangan nasional” dengan nasi kelapa yang kaya rasa dan sambal pedas. Sambil dengan terampil meletakkan nasi lemak panas ke dalam kotak untuk seorang tamu, Aida Safura Niza Othman tidak lupa berbagi tentang hidangan khas yang dibawa Malaysia ke festival ini:
Gerai Laos di festival. Foto: VOV |
Tidak sulit untuk menyadari bahwa meskipun setiap negara memiliki cita rasa khasnya sendiri, kuliner Asia Tenggara tetap memiliki kesamaan. Hal ini berawal dari budaya padi yang sudah ada sejak lama. Di banyak gerai negara-negara ASEAN, pengunjung dapat dengan mudah melihat gambar hidangan dari nasi ketan seperti nasi ketan telur panggang dari Laos, nasi ketan mangga dari Thailand, atau nasi ketan hijau harum dari Vietnam... Konselor Minister Kedutaan Besar Thailand, Aadit Samphaiworakit, mengatakan:
“Hidangan Thailand sangat terkenal dan memiliki banyak kesamaan dengan hidangan Vietnam. Kita menggunakan banyak bumbu masak yang mirip seperti kecap ikan. Hari ini kami menyiapkan berbagai hidangan seperti nasi ketan mangga, teh Thai, Pat Thai, dan semuanya terjual habis dalam satu pagi saja”.
Gerai Filipina dengan hidangan daging panggang. Foto: VOV |
Kehadiran makanan yang beragam dari negara-negara ASEAN membantu pengunjung memuaskan selera sekaligus menumbuhkan semangat untuk menjelajahi dan menghargai kekayaan kuliner di kawasan.
-Ini segelas bir Laos dan daging panggang Filipina. Bir Laos sedikit lebih kuat daripada bir Vietnam. Sedangkan daging panggang Filipina berlemak, sausnya lezat dan agak manis, yang cocok dengan selera saya. Jadi setiap tahun saya datang ke sini untuk membelinya.
-Saya sangat senang karena ketika datang ke sini, saya bisa menikmati hidangan dari berbagai negeri di dunia. Saya sangat menyukai Bakwan jagung dari Indonesia. Hidangan ini sederhana, tetapi sangat istimewa dan lezat.
-Saya senang mempelajari budaya negara-negara lain, terutama kulinernya. Melalui festival ini, saya dapat merasakannya secara langsung dan juga mendengar penjelasan tentang hidangan-hidangan tersebut. Bagi saya, festival ini sangat bermakna dan memberi saya perspektif yang lebih baik tentang kuliner semua negara ASEAN.
Area gearia negara-negara ASEAN selalu penuh dengan pelanggan. Foto: VOV |
Festival kuliner ini tidak hanya menjadi kesempatan bagi negara-negara untuk menyosialisasikan cita rasa unik mereka, tetapi juga membuka koneksi budaya, sekaligus menyebarkan semangat solidaritas dan persahabatan. Konselor Minister Thailand, Aadit Samphaiworakit, menambahkan:
Setiap tahun kami berpartisipasi pada Festival Kuliner. Kami datang ke sini untuk menunjukkan solidaritas dengan masyarakat Vietnam, terutama warga yang terdampak banjir di Vietnam Tengah. Kami akan menyumbangkan sebagian keuntungan dari pekan raya ini untuk membantu mereka. Selain menunjukkan solidaritas, festival ini juga turut mengonektivitaskan budaya dan masyarakat regional.
Sebuah acara pertunjukan kesenian dari Laos. Foto: VOV |
Di samping kuliner, negara-negara ASEAN juga berpartisipasi pada berbagai kegiatan seperti pertunjukan seni dan pameran budaya. Pengunjung dapat mencari tahu lebih lanjut tentang adat istiadat yang khas, berfoto dengan pakaian tradisional, dan berbincang dengan perwakilan masing-masing negara. Festival kuliner tahun ini sekali lagi menegaskan daya tarik budaya kuliner ASEAN, di mana setiap hidangan merupakan sebuah kisah, sebuah perjalanan penjelajahan./.