(VOVworld) – Anggota Parlemen Amerika Serikat, Chris Smith baru-baru ini telah melakukan tindakan yang bertentangan dengan kecenderungan yang baik dari hubungan Vietnam-Amerika Serikat ketika mengadakan acara dengar pendapat di Kongres Amerika Serikat dan menyatakan bahwa Vietnam sedang menjalankan langkah-langkah mundur tentang kebebasan beragama. Kebebasan beragama di Vietnam sudah sejak lama merupakan satu kenyataan yang tidak bisa diingkari. Itu adalah hal dia perlu jelas.
Anak-anak di Vietnam mendapat kebebasan bersekolah
(Foto: baomoi.com)
Anggota Parlemen Chris Smith telah dengan terang-terangan memutar-balikkan kebebasan berkepercayaan dan kebebasan beragama di Vietnam ketika menyatakan bahwa Negara Vietnam melakukan diskriminasi terhadap semua agama, tidak mengakui kebebasan memuja dari bermacam agama lain. Perlu diketahui bahwa Christ Smith dengan cara memandang yang kurang realis telah berulang kali memfitnah Vietnam kurang ada kebebasan beragama. Justru oleh oleh karena itu, dalam pidatonya di depan Kongres Amerika Serikat kali ini, dia menyinggung cerita yang terjadi bertahun-tahun lalu di Con Dau, kota Da Nang, dengan apa yang dianamakan “kasus penindasan agama” atau kasus pastor Nguyen Van Ly yang menjalankan hukuman penjara karena melanggar hukum Vietnam, tapi, Chirs Smith menyatakan bahwa pastor Nguyen Van Ly “dipenjarakan karena melaksanakan hak kebebasan berkepercayaan”. Cerita-cerita ini memperlihatkan bahwa anggota Parlemen Christ Smith ridak berpandangan jauh dan kurang beriktikat baik, maka selama waktu yang panjang, hanya mempunyai satu cara memandang yang berat sebelah tentang kebebasan beragama di Vietnam.
Kebebasan beragama di Vietnam ditentukan secara jelas dalam Undang-Undang Dasar dan undang-undang lain
Vietnam telah berulang kali mengumumkan kepada komunitas internasional tentang kebijakan kebebasan beragama dan kebebasan berkepercayaannya, karena dalam Undang-Undang Dasar dan semua naskah undang-undang lain dari Vietnam, hak kebebasan berkepercayaan dan kebebasan beragama untuk warga negara selalu dicantumkan. Undang-Undang Dasar tahun 2013 terus menegaskan pandangan konsekuen Vietnam dalam menghormati, menjamin semua hak manusia, hak warga negara, diantaranya ada hak kebebasan berkepercayaan dan hak kebebasan beragama. Undang-Undang Dasar Vietam mencantumkan secara jelas “Semua orang punya hak kebebasan berkepercayaan, hak kebebasan beragama atau tidak menganut agama manapun. Semua agama sama derajat terhadap hukum. Negara menghormati dan memproteksi hak kebebasan berkepercayaan dan hak kebebasan beragama. Tidak ada yang dapat melanggar hak kebebasan berkepercayaan dan hak kebebasan beragama atau menyalah-gunakan kepercayaan dan agama untuk melanggar hukum”. Ketua Majelis Nasional Vietnam, Nguyen Sinh Hung dalam pertemuan dengan wakil komunitas penganut agama di Vietnam baru-baru ini juga menekankan hal ini. “Partai Komunis dan Negara Vietnam selalu memperhatikan, menghormati hak kebebasan berkepercayaan, hak kebebasan beragama dari warga negara, menegaskan moral kebebasan beragama punya banyak hal yang sesuai dengan moral tradisional bangsa. Dalam kenyataannya, komunitas penganut agama pada umumnya selalu mendapat perhatian, syarat dan dorongan untuk melakukan hal-hal yang berguna untuk Tanah Air dan keluarga, turut membangun kampung halaman dan Tanah Air”.
Dan mendapat jaminan kongkrit
Dalam kenyataannya di Vietnam, semua agama sama derajat terhadap hukum, tidak ada agama yang melakukan aktivitas sesuai dengan hukum dilarang. Semua warga negara Vietnam sepenuhnya dengan sukarela dan bebas memilih menganut atau tidak menganut satu kepercayaan dan agama manapun, tidak dipaksa dan dilarang. Hak kebebasan kepercayaan dan hak kebebasan beragama dari rakyat selalu dihormati dan dijamin oleh Negara Vietnam. Di Vietnam dewasa ini, semakin ada banyak organisasi agama yang mendapat pengakuan untuk beraktivitas. Jumlah penganut agama meningkat dengan cepat. Tempat-tempat ibadah terus-menerus dibangun dan diperluas untuk menciptakan syarat bagi aktivitas agama. Aktivitas pencetakan dan peluncuran buku suci diterbitkan secara bebas sesuai dengan kebutuhan semua agama. Pekerjaan pendidikan dan pelatihan agama diperkuat. Semua aktivitas hubungan luar negeri tentang agama semakin diperkuat dan lain-lain. Bisa dikatakan bahwa kehidupan agama di Vietnam belum pernah bergelora seperti dewasa ini. Semua warga penganut agama menyedari secara jelas tentang pekerjaan agama, pekerjaan kehidupan, pekerjaan menggembleng diri dan memberikan sumbangan untuk membangun Tanah Air menjadi sejahtera dan kuat. Nguyen Van Thua, penganut agama di kecamatan Da Ton, kabupaten Gia Lam, kota Hanoi memberitahukan: “Agama atau masalah spiritualitas terletak pada setiap orang. Akan tetapi, masalah bangsa dan masalah agama adalah dua masalah yang harus harmonis dan satu, karena kalau bangsa mencapai ketenteraman, maka semua agama baru mendapat ketenteraman dan dapat berkembang. Demikianlah pemahaman kami. Pandangan dari Keuskupan Vietnam ialah menghormati Jesus, mencintai Tanah Air, agama harus berjalan seperjalanan dengan bangsa, kalau bangsa menjadi baik, maka agama menjadi baik pula. Hubungan antara dua hal ini sangat dialetik dan tidak bisa terpisahkan”.
Kebebasan beragama di Vietnam telah mendapat pengakuan komunitas internasional.
Semua organisasi hak manusia dan agama internasional telah berulang kali melakukan kunjungan di Vietnam untuk melakukan temu kerja dan survei praktek dan telah mengakui penjaminan hak manusia, diantaranya ada hak kebebasan beragama di Vietnam telah mencapai banyak kemajuan. Anggota Parlemen Chris Smith, ketika melakukan acara dengar pendapat di depan Konfges Amerika Serikat, sebenarnya dengan sengaja tidak mengetahui informasi tentang penilaian rombongan Komite Kebebasan Agama Internasional Amerika Serikat yang dikepalai oleh Wakil Ketuanya, Michael Lewis Cromartie di Vietnam bahwa “Kebebasan beragama dan kebebasan berkepercayaan di Vietnam telah diperluas dan mencapai banyak kemajuan dan banyak hal yang menggembirakan”. Senator Amerika Serikat, Jim Webb dalam kunjungan kerja di Vietnam baru-baru ini juga menilai: Walaupun masih ada pandangan-pandangan pribadi tentang beberapa kasus kongkrit yang bersangkutan dengan kebebasan beragama di Vietnam, tapi tidak bisa mengingkari kemajuan-kemajuan tentang kebebasan beragama di Vietnam”. Khususnya, terpilihnya Vietnam dengan jumlah suara yang paling tinggi untuk menjadi anggota Dewan Hak Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (masa bakti 2014-2016) sekali lagi memanifestasikan pencatatan dan penilaian tinggi dari komunitas internasional terhadap kebijakan, upaya dan prestasi yang dicapai Vietnam dalam menjamin semua hak manusia, diantaranya ada hak kebebasan beragama. Itu merupakan bukti yang terbaru, paling jelas yang memperlihatkan bahwa semua agama di Vietnam mendapat kebebasan, kesetaraan dan saling berkembang dalam satu negara yang damai dan berintegrasi./.