(VOVWORLD) - Calon presiden (capres) Partai Republik, mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mencapai kemenangan dalam pemilihan Presiden (pilpres) AS 2024 dan menjadi Presiden ke-47 AS. Hasil ini mungkin akan menciptakan perubahan-perubahan besar di AS dan di dunia.
Kemenangan Donald Trump diumumkan hampir semua kantor berita besar di AS pada sekitar pukul 2.30 tgl 6 November waktu lokal di AS Timur, setelah Trump mencapai kemenangan di negara bagian medan tempur Pennsylvania, melalui itu merebut lebih dari 270 suara elektoral, mengalahkan pesaingnya dari Partai Demokrat yaitu Kamala Harris untuk kembali ke Gedung Putih setelah empat tahun.
Mantan Presiden AS, Donald Trump. Foto: Reuters |
Keuntungan dari Awal
Hasil penghitungan suara di berbagai negara bagian dalam pilpres AS tahun ini diumumkan oleh kantor-kantor media besar AS dan dunia, seperti AP, CNN, Fox News... secara hampir segera setelah tempat-tempat pemungutan suara ditutup. Ini bukan hasil-hasil resmi terakhir tetapi dianggap mempunyai tingkat kepercayaan yang sangat tinggi dan jarang menyimpang dari hasil terakhir. Hasil penghitungan suara sementara hingga pukul 2.30 tgl 6 November waktu lokal di AS Timur memperlihatkan bahwa Trump telah merebut jumlah suara elektoral yang melampaui angka yang diperlukan yaitu 270 suara sesuai dengan ketentuan hukum sehingga mengalahkan capres Partai Demokrat, Kamala Harris untuk menjadi Presiden ke-47 AS. Ini juga merupakan masa bakti ke-2 Trump menjadi tuan Gedung Putih, setelah masa bakti pertama dari tahun 2016 sampai 2020.
Dalam kenyataan, hasil penghitungan suara awal di berbagai negara bagian AS Timur dan Tengah telah menegaskan keunggulan Trump dibandingkan Harris, ketika Trump mencapai kemenangan di serentetan negara bagian, seperti: Dakota Utara, Dakota Selatan, Louisiana, Wyoming, Texas, Ohio… Yang patut diperhatikan, Donald Trump menang sangat awal di Negara Bagian Florida, termasuk County Miami-Dade, daerah terpadat penduduk di Negara Bagian Florida, tempat terakhir kali seorang capres dari Partai Republik menang sejak tahun 1988 dan juga tempat di mana Donald Trump kalah dari Joe Biden dengan selisih 7 poin pada tahun 2020.
Berikutnya, Donald Trump juga menang di hampir semua negara bagian yang dinilai memiliki keunggulan sebelum pilpres, di antaranya ada negara bagian penting yakni Texas, tempat yang memberikan 40 suara elektoral kepada capres Partai Republik ini. Sementara itu, Kamala Harris meraih kemenangan penting di negara bagian asalnya, California, Negara Bagian New York dan dengan cepat menang di berbagai negara bagian seperti Colorado, New Jersey, Delaware, Massachusetts, Maryland..., tempat-tempat yang dianggap sebagai pangkalan tradisional dari Partai Demokrat.
Terhadap 7 negara bagian medan tempur yang dinilai memberikan dampak besar terhadap pilpres, khususnya Pennsylvania, Wisconsin dan Michigan, persaingan antara dua capres berlangsung secara menegangkan seperti yang diprakirakan. Di antara 7 negara bagian medan tempur ini, Carolina Utara dengan 16 suara elektoral merupakan negara bagian pertama yang mencatat kemenangan Donald Trump.
Banyak pemilih telah memutuskan untuk memberikan suara lebih awal sebelum hari resmi pilpres AS 2024. Foto: Getty |
Amerika Serikat Setelah Pilpres
Pilpres AS tahun ini berakhir secara kontroversial dan ketidakpastian yang paling banyak di AS selama beberapa dekade ini, ditunjukkan melalui perihal Partai Demokrat tiba-tiba mengganti kandidatnya hanya 5 bulan sebelum pilpres, ketika Presiden Joe Biden memutuskan penarikan diri pada akhir bulan Juni lalu untuk memberikan pencalonan kepada Kamala Harris. Namun, tanpa memedulikan kampanye Presiden terpendek dalam sejarah AS (lebih dari 5 bulan), Kamala Harris tetap bersama dengan Donald Trump menciptakan perlombaan kepresidenan yang termahal, ketika kedua belah pihak telah menghabiskan hampir 16 miliar USD untuk kampanye pemilihan, melampaui angka 15,1 miliar USD pada tahun 2020.
Kalangan pengamat menilai bahwa Donald Trump bersaing ketat dengan Kamala Harris selama bulan-bulan terakhir dari kampanye pemilihan, bahkan ada saat-saat dikalahkan oleh Harris, tetapi pada saat-saat terakhir, Donald Trump dianggap memiliki motivasi yang lebih kuat, bersamaan itu mempunyai fondasi pemilih yang lebih mantap di negara-negara bagian medan tempur. Profesor Larry Sabato dari Universitas Virginia, menganggap bahwa apa pun hasilnya, perpecahan-perpecahan yang ditimbulkan pilpres ini, ketika Partai Demokrat dan Partai Republik mengeluarkan banyak pesan ekstrem, akan menyebabkan AS terus terpecah belah pada waktu mendatang.
“Saya berharap agar AS tidak terus terpecah belah, tapi saya sungguh-sungguh tidak melihat alasan manapun hal ini hilang. Kedua belah pihak mempunyai pandangan yang sangat kuat dan salah satu pihak selalu menganggap dirinya tertipu dalam pilpres, meski tidak ada bukti manapun yang menunjukkan hal tersebut, bahkan sebaliknya. Tetapi apa yang bisa dilakukan jika separuh masyarakat AS menolak menerima kebenaran?”
Hasil pilpres AS tahun ini juga berdampak besar terhadap dunia, di segala bidang, mulai dari hubungan ekonomi-perdagangan-teknologi antara AS dan Tiongkok hingga prospek pemecahan konflik-konflik besar di Ukraina dan Timur Tengah. Hubungan antara AS dengan negara-negara sekutu di Uni Eropa atau Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) juga diprakirakan akan mengalami gejolak./.