Amerika Serikat Memperkuat kehadirannya di Asia-Pasifik

(VOVworld) - Menteri  Luar Negeri  Amerika Serikat (Menlu AS), Hillary Clinton sedang melakukan kunjungan kerja selama 11 hari ke Asia-Pasifik. Disamping tiga persinggahan yang penting yalah Tiongkok, Indonesia dan Rusia, Menlu  AS Hillary Clinton  juga singgah di  kepulauan Cook, Brunei Darussalam dan Timor Leste. Pada latar belakang kawasan sedang mengalami ketegangan yang diakibatkan oleh semua sengketa kedaulatan di laut, maka kunjungan yang dilakukan Menteri  Luar Negeri  Amerika serikat Hillary Clinton  tidak di luar tujuan untuk memperkuat posisi diplomatik dan militer-nya  di kawasan Asia-Pasifik, menegaskan posisi  kawasan ini dalam strategi diplomasi  mengarah ke Timur dari Washington. 

Amerika Serikat Memperkuat kehadirannya di Asia-Pasifik - ảnh 1
Menlu AS Hillary Clinton melakukan kunjungan kerja di Asia -Pasifik.
(Foto: vietbao.vn).

Tempat persinggahan yang  pertama  selama tiga hari merupakan destinasi yang  baru- yaitu kepulauan Cook. Di sana, Menlu Amerika Serikat Hillary Clinton menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi ke-43 (KTT-43)  kawasan kepulauan Pasifik  dan menjadi Menlu AS pertama yang menghadiri KTT ini. Kepulauan kecil dengan jumlah penduduk sebanyak hampir 24.000 jiwa penduduk  dan dengan  luasnya sebesar 240 Km2 barang kali masih  merupakan nama yang  asing bagi banyak orang. Akan tetapi, dalam perlombaan memperkuat pengaruh di Asia-Pasifik, AS telah melihat nilai, peranan penting  geostrategis dari pos depan yang jauh ini. Meskipun adalah negara kepulauan kecil, tetapi kaya dengan sumber alam, lebih-lebih lagi, adalah kawasan yang terkena  pengaruh dari Australia dan Selandia Baru yang pernah menjadi dua sekutu dekat  AS, oleh karena itu, kunjungan yg dilakukan Menlu Amerika Serikat Hillary Clinton dilihat oleh  kalangan analis bertujuan  guna mendorong kerjasama dengan  semua kepulauan dan  membatasi pengaruh Tiongkok terhadap kawasan ini.


Amerika Serikat Memperkuat kehadirannya di Asia-Pasifik - ảnh 2
AS akan memperluas  hubungan kemitraan keamanan trans Pasifik dengan memperkuat hubungan dengan negara-negara di kawasan.
(Foto: internet).

Meninggalkan kepulauan Cook, Menlu Amerika Serikat Hillary Clinton telah melakukan kunjungan di Republik Indonesia dengan target mempererat lebih lanjut lagi  "hubungan kemitraan bilateral yang menyeluruh” bilateral dan berbahas tentang semua komitmen dua negara yang bersangkutan dengan masalah-masalah  regional dan internasional. Akan tetapi, kalangan  pengamat menilai bahwa  perbahasan tentang sengketa di Laut Timur dan masalah –masalah dari komunitas  negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) barulah menjadi tema  utama  dalam kunjungan itu. Ketika menilai  peranan Indonesia dalam ASEAN, Menlu Amerika Serikat Hillary Clinton  menyerukan persatuan antar negara-negara ASEAN untuk memecahkan masalah  sengketa kelautan  di  Laut Timur, bersamaan itu,  menyerukan semua negara ASEAN dan Tiongkok supaya memecahkan kontradiksi di sekitar sengketa tersebut  melalui proses perundingan diplomatik.

Amerika Serikat Memperkuat kehadirannya di Asia-Pasifik - ảnh 3
Wakil Presiden Yang Jiachi dengan menlu Hillary Clinton
 (Foto: 

datviet.com)

Setelah Jakarta, Menlu Hillary Clinton melakukan kunjungan  selama dua hari (4-5 September) di Beijing (Tiongkok) untuk berbahas tentang “serangkaian masalah  penting dalam hubungan Tiongkok-AS”. Yaitu  masalah hak asasi manusia, cara memecahkan  instabilitas di Suriah dan satu isi penting lain yalah berbahas tentang sengketa  antara Tiongkok dengan negara-negara tetangga di Laut Timur dan  daerah laut Hoatung. Sebelum perlawanan itu, pada 28 Agustus, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) AS Victoria Nuland memberitahukan bahwa masalah Laut Timur  adalah isi perbahasan  penting dengan para  pemimpin Tiongkok dan  pandangan bahwa semua sengketa di Laut Timur perlu dipecahkan secara “tidak memaksakan” “ tidak mengancam”  pasti  akan diungkapkan dalam perbahasan itu. Meskipun tidak punya klaim kedaulatan, tetapi AS selalu menegaskan bahwa negaranya  mempunyai kepentingan nasional  dalam mempertahankan perdamaian dan keamanan di Laut Timur. Washington “menyerukan dilakukannya perundingan multilateral tentang Kode Etik  tentang perilaku  semua semua fihak di Laut Timur dan menurut mereka, itulah cara yang  untuk memecahkan semua sengketa di daerah laut ini”. Menlu Hillary Clinton   juga  berbahas dengan kalangan pejabat Tiongkok tentang sengketa antara Tiongkok dan Jepang mengenai kepulauan Senkaku/ Diaoju  selama ini pernah  berada dalam kerangka penyesuaian  di Perjanjian  Keamanan AS- Jepang. Selain itu, kunjungan kerja   Menlu Hillary Clinton ini  juga dianggap sebagai upaya Washington untuk membangun hubungan kemitraan dengan para tokoh yang dianggap  akan menerima hak memimpin Tiongkok pada akhir tahun ini.

Amerika Serikat Memperkuat kehadirannya di Asia-Pasifik - ảnh 4
Menlu AS Hillary Clinton  dan Panglima Umum Angkatan Laut, Laksamana Samuel J. Locklear III t di Rarotonga, pulau Cook pada 3 Desember 2012
 (Foto: Reuters)

Dalam kunjungan kerja ke tiga negara di Asia kali ini (sejak bulan Mei 2012), Menlu Hillary Clinton akan melakukan kunjungan kerja ke Timor Leste dan menjadi pejabat tertinggi  AS yang berkunjung ke negara ini sejak Timor Leste merebut kemerdekaan dari Indonesia pada tahun 2002. Menurut Koran Indonesia “The Jakarta Post”, dalam pertemuan dengan para pejabat tinggi Timor Leste, Menlu Hillary Clinton  akan  menekankan komitmen  memberikan kungaan AS kepada  pendemokrasian  yang muda di negara ini. Menlu Hillary Clinton  juga  singgah di Brunei Darussalam- negara yang akan menjabat Ketua Bergilir ASEAN pada tahun 2013. Akhirnya, dia akan mengtasnamai  Presiden AS Barack Obama untuk mengepalai delegasi AS menghadiri KTT Forum Kerjasama  Ekonomi Asia-Pasifik  APEC selama dua hari (8-9 September) ini  di Vladivostok- Daerah Persia Timur Jauh. Selain itu, Menlu Hillary Clinton akan  berbahas dengan timpalannya dari Rusia Sergei Lavrov tentang semua tema bersama yalah “ liberalisasi perdagangan, ketahanan pangan dan pertumbuhan hijau dan  banyak dokumen, diantaranya ada masalah Suriah.


Jelaslah bahwa  kunjungan kerja yang dilakukan Menlu Hillary Clinton  kali ini tidak di luar target merebut pengaruh di Asia-Pasifik, kawasan di mana Tiongkok sedang berupaya keras memperkuat  konektivitas. Di lain segi, pada saat AS mengubah  politik hubungan luar negeri dengan titik berat kembali ke Asia, maka pemerintah pimpinan Presiden AS Barack Obama sedang berupaya menciptakan satu poros Pasifik untuk menghadapi satu Tiongkok yang sedang memperkuat kekuasaan dan pengaruhnya  dengan ketegangan yang semakin meningkat di kawasan. Menlu Hillary Clinton  pernah menyatakan bahwa “ semua  hal yang akan berlangsung di Asia pada tahun-tahun mendatang akan  mempengaruhi  masa depan AS”. Oleh karena itu,  kunjungan kerja  Menlu Hillary Clinton kali ini bertujuan membuktikan  bahwa Washington mementingkan kawasan ini, memanifestasikan peranannya dalam menstabilkan situasi kawasan dan yang lebih penting yalah menggalang lebih banyak lagi hububungan- hubungan yang  lebih dekat ./.



Komentar

Yang lain