Anak tangga ketegangan baru dalam hubungan Rusia –Uni Eropa

(VOVworld) - Pada saat Rusia dan negara-negara Barat tetap sedang mengusahakan solusi yang efektif untuk bisa menangani krisis di Ukraina, pada akhir pekan lalu, Presiden Komisi Eropa, Jean Claude Juncker menyerukan pembentukan pasukan tentara bersama Eropa yang telah menimbulkan bermacam-macam reaksi  dalam internal negara-negara anggota Uni Eropa, bersamaan itu membuat hubungan Rusia - Uni Eropa berkecenderungan menjadi buruk

Anak tangga ketegangan baru dalam hubungan Rusia –Uni Eropa - ảnh 1
Presiden Komisi Eropa, Jean Claude Juncker.
(Foto:hanoimoi.com.vn

Dalam keterangannya kepada koran Jerman “Welt an Sonntag”, Presiden Komisi Eropa, Jean Claude Juncker memberitahukan bahwa tentara tersebut akan membantu melakukan koordinasi yang lebih baik tentang kebijakan hubungan luar negeri dan pertahanan, serta untuk memikul tanggung jawab bersama Eropa terhadap seluruh dunia. Tentara Eropa yang tunggal akan memperkokoh kebijakan Uni Eropa tentang keamanan pada latar belakang terjadi krisis - krisis seperti di Ukraina.

Segera setelah Perang Dunia II, pada tahun-tahun 50-an abad lalu, Jerman, Perancis, Italia dan negara-negara Persekutuan Bea Cukai  Benelux telah ingin membentuk Komunitas Pertahanan Eropa. Namun, ide ini pada waktu itu telah runtuh karena tidak bisa mengatasi rintangan di Parlemen Perancis. Sejak waktu itu sampai sekarang, rencana ini sudah berulang kali diungkapkan. Yang terkini yalah pada tahun 2004, Uni Eropa telah memutuskan membentuk satu kekuatan militer rotasi antara negara-negara anggota untuk bisa mengintervensi kawasan-kawasna krisis, akan tetapi dalam kenyataan, pasukan ini belum pernah digelarkan.

Pasukan tentara bersama merupakan visi dan prospek Eropa ketika momentum-nya tiba

Menurut Presiden Komisi Eropa, Jean Claude Juncker, citra Uni Eropa telah mengalami kemerosotan yang berarti, termasuk hubungan luar negeri, tampaknya Uni Eropa telah tidak bisa memikul tanggung jawabnya secara serius. Lebih-lebih lagi, satu pasukan tentara  bersama Uni Eropa menunjukkan kepada dunia bahwa tidak pernah akan terjadi satu perang antar-negara anggota, membantu perbelanjaan keuangan untuk perlengkapan militer lebih efektif lagi dan 28 negara angggota Uni Eropa akan menjadi lebih bersatu.

Dengan kekuatan tentara bersama, blok ini akan bisa memberikan reaksi yang lebih cepat terhadap ancaman-ancaman atas perdamaian yang dihadapi satu negara anggota atau satu negara tetangga. Jean Claude Juncker juga memastikan bahwa dengan keputusan membentuk satu pasukan tentara bersama, Uni Eropa akan mengirimkan satu pesan kepada Rusia bahwa semua negara anggota sangat menganggap penting membela kepentingan-kepentingan Uni Eropa. Dia juga membantah pandangan yang mengatakan bahwa pembentukan kekuatan militer  bersama Uni Eropa akan menjadi tantangan terhadap NATO.

 
Menimbulkan perpecahan internal, meningkatkan permusuhan.

Hasil-gunanya yang nyata dari ide  pembentukan tentara bersama sejauh mana belum tahu, tapi rekomendasi Presiden Komisi Eropa segera menimbulkan reaksi-reaksi yang bertentangan. Pertama-tama ialah dalam internal Uni Eropa, pada Senin (9 Maret), Kanselir Jerman, Angela Merkel dan Menteri Luar Negeri Jerman, Frank Walter Steinmeier bersama - sama menyatakan dukungan  terhadap ide Presiden Komisi Eropa itu. Kanselir Jerman mengatakan bahwa secara pada pokoknya,  kerjasama militer secara ekstensif dan intensif di Eropa merupakan hal yang sebaiknya dilakukan untuk membantu menghadapi tantangan-tantangan global ketika memerlukan jawaban bersama blok ini. Sementara itu, Menteri Luar Negeri Jerman, Frank Walter Steinmeier memperingatkan bahaya-bahaya dan ancaman-ancaman baru terhadap tertib damai di Eropa, dituntut adanya “penyesuaian yang cepat” dalam strategi keamanan.

Jika kalangan politisi Jerman sepakat dengan rekomendasi Presiden Komisi Eropa, tapi  pandangan Jean Claude Juncker terbentur dengan tentangan dari beberapa anggota Eropa yang lain, khususnya Perancis dan Inggeris. Dua negara ini berhati-hati terhadap pemberian peranan militer yang lebih besar kepada Uni Eropa karena hal ini bisa melemahkan dan membuat NATO tersingkirkan. Selain itu, Inggeris mengatakan bahwa ini merupakan satu ide yang tidak prospektif dan Inggeris belum berniat ikut serta pada persekutuan militer ini. Menurut banyak anggota Partai oposisi di Inggeris, pembentukan satu pasukan tentara bersama Uni Eropa akan merupakan tragedi terhadap kawasan dan mengancam kedaulatan masing-masing anggota blok ini. Sementara itu, Janathan Steele, pakar tentang masalah-masalah internasional dari “The Guardian” dari Inggeris mengatakan bahwa Uni Eropa perlu berhati-hati ketika mengeluarkkan ide-ide untuk merugikan hubungan dengan Rusia pada saat sekarang sanksi-sanksi Uni Eropa terhadap Rusia juga menimbulkan dampak - dampak yang bertentangan dengan beberapa perekonomian yang lemah dalam Uni Eropa. Banyak negara tetap sedang cemas ketika hubungan Rusia-Uni Eropa sedang menjadi buruk. Oleh karena itu, Eropa perlu berhati-hati ketika terus membuat hubungan ini menjadi lebih buruk.


Pada aspek internasional, tentu-nya tidak bisa mengesampingkan reaksi Rusia - negara yang bersangkutan dengan rekomendasi Presiden Komisi Eropa tersebut. Legislator senior Rusia, Leinid Slutsky beranggapan bahwa Uni Eropa sedang paranoia mengenai Rusia. Dia telah menulis di Twitter pribadi-nya bahwa versi paranoia Eropa yalah berniat membentuk satu tentara tunggal untuk bisa membandingi Rusia - negara yang tidak berniat menuju ke peperangan dengan negara-pun. Anggota Komisi Pertahanan Duma Negara Rusia, Franz Klintsevich juga menilai bahwa kalau pasukan tentara bersama Uni Eropa dibentuk, hal itu bisa menjadi satu gerak-gerik yang provokatif. Franz Klintsevich juga menyatakan bahwa pada era nuklir sekarang, pasukan-pasukan tambahan tidak membantu menjamin keamanan, melainkan hanya bisa “memainkan peranan provokatif”saja.

Pada latar belakang Rusia dan semua fihak yang bersangkutan belum bisa mengusahakan solusi untuk menangani krisis di Ukraina, maka  peningkatan sanksi terhadap Rusia oleh Uni Eropa, yang terkini yalah seruan pembentukan tentara bersama Uni Eropa semakin merugikan hubungan antara Rusia - Uni Eropa. Hal ini jelas-lah tidak menguntungkan semua fihak dan membuat semua perselisihan yang masih ada sekarang antara Rusia - Uni Eropa semakin sulit ditangani./.


Komentar

Yang lain