BRICS: Mengubah kekuatan sendiri menjadi kekuatan umum

(VOVworld) - Konferensi  Tingkat Tinggi ke-5 Kelompok  perekonomian ekonomi yang baru muncul (BRICS) dibuka pada Selasa (26 Maret) di kota pelabuhan Durban (Afrika Selatan). Pernah disebut sebagai satu subeyk indipendent dan mempunyai  kekuatan  ekonomi, selama dua dekade ini, negara-negara BRICS selalu menjadi pelopor  di dunia dalam hal  pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi, untuk bisa menjadi daya lenting baru yang mendorong perkembangan ekonomi dunia, memainkan peranan  yang lebih besar dalam satu dunia multi kutub dan  banyak tantangan  seperti sekarang, BRICS perlu melakukukan koordinasi aksi bersama, setiap anggota perlu mengesampingkan  akuisme  demi kepentingan bersama dari seluruh kelompok. BRICS dengan wajah baru merupakan hal yang sedang ditunggu-tunggu opini umum pada Konferensi Tingkat Tinggi kali ini. 

BRICS: Mengubah  kekuatan sendiri menjadi kekuatan umum - ảnh 1
Ilustrasi.
(Foto: www.whitenationnetwork.com

Memiliki jumlah penduduk dan cadangan valuta asing kira-kira hampir separo dunia, dengan daya pertumbuhan yang kuat, kelompok yang terdiri dari 5 negara yaitu Brasil, Rusia, India, Tiongkok dan Afrika Selatan, BRICS sedang dinilai sebagai faktor pembentukan kembali panorama ekonomi global. Pada tahun 2012 saja, laju pertumbuhan ekonomi  rata - rata GDP mencapai 4%, pada saat negara-negara Kelompok perekonomian - perekonomian maju (G7) hanya berhenti di angka  yang tidak seberapa 0,7% saja. Menurut satu penelitian yang diajukan  ekonom dunia baru-baru ini, para anggota BRICS tetap terus mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi tinggi selama 15 tahun mendatang. Ini benar-benar merupakan angka- angka yang sangat mengesankan pada latar belakang krisis keuangan global sedang merajalela di banyak negara.

BRICS: Mengubah  kekuatan sendiri menjadi kekuatan umum - ảnh 2
Para pemimpin BRICS.
(Foto: electionsmeter.com )


Akan tetapi, ketika menyebutkan nama BRICS selama ini, orang tetap mengenal akan pertumbuhan ekonomi yang mengesankan dari setiap anggota, jadi bukan satu maujud yang tunggal, kuat, mempunyai posisi dan peranan di gelanggang internasional. Satu penyebab obyektif yalah BRICS baru dibentuk dalam waktu yang pendek, akan tetapi kalangan analis melihat bahwa penyebabnya yang  utama yalah BRICS kurang adanya satu rencana aksi bersama. Perkaitan antara para anggota BRICS pada pokoknya menurut pola hubungan bilateral, guna memaksimalkan  semua kepentingan nasional –nya sendiri. Meskipun mempunyai pandangan- pandangan bersama tentang masalah  global, tetapi dalam semua negara anggota BRICS  masih ada  perbedaan pendapat  yang bersangkutan dengan kepentingan sendiri. Justru perbedaan inilah telah yang membuat kerjasama antara negara-negara anggota BRICS berkembang relatif lambat, bertentangan dengan perkembangan yang cepat dari setiap negara anggota.


BRICS: Mengubah  kekuatan sendiri menjadi kekuatan umum - ảnh 3
Presiden Federasi Rusia Vladimir Putin.
(Foto: rt.com )

Buktinya yalah sengketa-sengketa yang sudah memakan waktu lama dalam serentetan masalah. Yang pertama- tama yalah perbahasan  tentang pembentukan satu bank perkembangan bersama. Selanjutnya yalah negara-negara BRICS meskipun tidak puas akan status menganggap mata uang USD sebagai mata uang cadangan dunia, tetapi tidak bisa menyepakati  cara mengajukan reaksi dalam masalah ini. Tiongkok selalu menjalankan ambisi membawa mata uang Renminbi menjadi mata uang global, bersaing dengan USD dan Euro, serta mempunyai rencana memperluas semua pos pinjaman  dengan Renminbi untuk semua aggota BRICS lain. Tapi, hal ini berpengaruh negatis terhadap pasar produksi di negara-negara BRICS yang lain. Dalam internal BRIC juga  tidak ada kebulatan pendapat tentang kepentingan. Brasil dan Rusia berharap agar harga energi dan bahan mentah kasar naik untuk mencari kepentingan, tetapi Tiongkok dan India- dua negara  besar tentang produksi barang-barang menginginkan agar harga energi dan bahan mentah kasar turun. Ini-lah kontradiksi dasar tentang kepentingan antara negara- negara anggota BRICS. Atau Brasil- negara agraris yang mempunyai daya saing  paling besar di dunia, tetapi tidak bisa mendekati pasar pertanian India, karena New Delhi sangat memperhatikan membela 300 juta penduduknya di sektor pertanian  yang daya saingnya sangat rendah. Dalam masalah-masalah internasional, internal BRICS juga tidak mencapai kesatuan. Pada saat Tiongkok menolak perluasan jumlah anggota tetap Dewan Keamanan PBB, maka India mempunyai pandangan yang sepenuhnya bertentangan ketika menyatakan bahwa tidak bisa hanya ada satu negara Asia satu-satunya  yaitu Tiongkok yang bisa  mendapatkan kursi tetap di Dewan Keamanan PBB.

BRICS: Mengubah  kekuatan sendiri menjadi kekuatan umum - ảnh 4
Ilustrasi.
(Foto: rt.com)

Semua rintangan di atas membuat BRICS belum bisa benar-benar  seperti yang diharapkan  meskipun setiap negara anggota, semuanya merupakan negara-negara adi kuasa ekonomi besar. BRICS baru diperhatikan karena ketenarannya dan nama saja, belum bisa memanifestasikan peranan-nya sebagai lokomotif. Akan tetapi, di Konferensi  kali ini, kalangan analis menilai bahwa ada banyak indikasi yang memperlihatkan bahwa BRICS sedang bertekat menghapuskan semua sengketa untuk bisa memaneni lebih banyak kemenangan pada waktu mendatang. Menjelang konferenesi ini, Presiden Rusia Vladimir Putin telah menyerukan untuk melakukan reformasi BRICS. Pandangan Moskwa yalah  sebaiknya berpindah dari forum dialog menjadi mekanisme koordinasi untuk melakukan aksi strategis guna mencari solusi untuk masalah-masalah kunci dunia. Pemimpin negara-negara anggota BRICS juga sepakat mengesahkan pembentukan satu bank perkembangan baru, beranggapan bahwa kelompok  memerlukan satu instrumen keuangan yang cukup kuat untuk menciptakan banyak kesempatan perdagangan dan mengkonektivitaskan cadangan valuta asing guna membela negara-negara  menghadapi kejutan-kejutan keuangan  global, walaupun tidak bisa segera  mencapai kebulatan pendapat tentang bagaimana  membuat bank- bank ini mendapat bantuan keuangan dan bimbingan. Direncanakan, BRICS akan mengeluarkan pernyataan bersama tentang masalah-masalah hangat internasional yang panas, misalnya krisis politik di Suriah, nuklir Iran, denukrilisasi semenanjung Korea dll….

Setelah 5 tahun sejak terbentuk, jelaslah bahwa pertumbuhan kuat BRICS telah memberikan sumbangan penting  dalam menetapkan panorama ekonomi global. Tetapi, untuk bisa menjadi  bobot banding dan satu kutub dalam posisi ekonomi dan politik dunia, BRICS perlu  mencerminkan secara jelas tekat yang lebih kuat lagi dalam aksi, tapi bukan hanya merupakan komitmen- komitmen saja. Konferensi Tingkat Tinggi di Afrika kali ini diharapkan akan mendatangkan satu wajah baru untuk BRICS./.




Komentar

Yang lain