Di belakang penolakan Ukraina dalam menandatangani permufakatan kerjasama dengan Uni Eropa

(VOVworld) - Hampir 3 pekan setelah keputusan mendadak  dari Presiden Ukraina Viktor Yanukovych membatalkan rencana menandatangani permufakatan konektivitas dengan Uni Eropa (EU) untuk memprioritaskan hubungan ekonomi yang dekat dengan Rusia, ketegangan di gelanggang politik Ukraina belum ada tanda-tanda turun suhu, bahkan juga berlangsung secara memburuk. Tekanan dari kekuatan yang mendukung integrasi dengan EU terhadap Pemerintah  meningkatkan secara paling drastis, terutama pada latar belakang Presiden Ukraina, Viktor Yanukovych pada Selasa (17 Desember) melakukan kunjungan di Federasi Rusia untuk mendorong permufakatan- permufakatan kerjasama ekonomi.  

Di belakang  penolakan Ukraina dalam menandatangani permufakatan kerjasama dengan Uni Eropa - ảnh 1
Presiden Ukraina, Viktor Yanukovych dan Presiden Rusia , Vladimir Putin.
( Foto: vnplus).

Dinilai sebagai satu perekonomian yang potensial, akan tetapi Ukraina sedang harus menghadapi banyak kesulitan, misalnya pertumbuhan merosot secara drastis, prosentasi pengangguran dan inflasi membubung tinggi. Kalau Ukraina menandatangani permufakatan memperkuat hubungan ekonomi dengan Uni Eropa, Uni Eropa akan menghapuskan 98% pagar tarif bea cukai untuk barang-barang eks Ukraina dan  setiap tahun, Kiev akan mencapai kira- kira Euro 500 juta. Sebagai gantinya, Kiev harus mengurangi defisit anggaran keuangan dan meningkatkan harga bahan bakar. Sementara itu, Rusia berkomitmen segera melakukan investasi sebanyak puluhan miliar USD pada Ukraina. Bisa dilihat bahwa kalau mengikuti Uni Eropa, Ukraina akan mendapatkan keuntungan jangka panjang, sedangkan kalau mengikuti Federasi Rusia, Ukraina akan segera mendapatkan kepentingan.Itu merupakan alasan yang membuat Presiden Viktor Yanukovych menolak menandatangani permufakatan memperkuat hubungan ekonomi dengan 28 negara anggota Uni Eropa- satu permufakatan yang mendapat dukungan dari 50% jumlah penduduk negeri ini.

Ketegangan politik belum  berakhir

Barang kali, Presiden Viktor Yanukovych tidak bisa memprakirakan terlebih dulu akibat serius dari keputusan-nya ketika menjauhi Uni Eropa. Situasi di Ukraina sedang menjadi lebih sulit dikontrol. Selama hampir 3 pekan ini, Ukraina tenggelam dalam krisis politik dan persatuan nasional terpecah-belah. Semua demonstrasi berskala besar semakin meningkat di negeri  ini. Ribuan penduduk telah turun ke jalan-jalan dan menyatakan kemarahan karena Pemerintah menolak integrasi dengan Eropa. Selama beberapa hari belakangan ini, para demonstran telah menuntut untuk mengadili orang-orang yang menindas demonstrasi,membebaskan tahanan politik, diantaranya ada mantan Perdana Menteri Timoshenko, membubarkan Pemerintah, bahkan  para demonstran juga mengepung Gedung Badan Keamanan Ukraina, Kementerian Luar Negeri dan Komite Pemilihan Sentral. Faksi oposisi memberitahukan sedang mempersiapkan demonstrasi baru yang berskala besar setelah  menggerakkan kira-kira 300 000 orang turun ke jalan-jalan untuk melakukan demonstrasi pada akhir pekan lalu.

          Sementara itu, orang-orang yang mendukung Presiden dan mendukung hubungan kerjasama dengan Rusia  juga menyelenggarakan  demonstrasi di samping Gedung Parlemen.

          Untuk meredakan situasi, pada akhir pekan lalu, Presiden Yanukovych telah memberhentikan jabatan Alexandre Popov, Walikota Kota Kiev dan Vladimir Sivkovitch, tokoh nomor 2 urusan keamanan dan pertahanan Ukraina setelah gelombang penindasan  terhadap para demonstran pada 30 November lalu.  Presiden Yanukovych juga memperingatkan akan memecat para pejabat yang menyusun permufakatan konektivitas dengan Uni Eropa dan menegaskan bahwa semua permufakatan yang ditandatangani dengan  Rusia dalam kunjungan pada Selasa (17 Desember) di Rusia akan tidak meliputi naskah tentang persekutuan bea cukai.  Sementara itu, Perdana Menteri Mykola Azarov juga membantah pernyataan yang mengatakan bahwa  Ukraina  sedang memihak pada  pihak Rusia dan negara-negara republik lain dari Uni Soviet. Yang paling belakangan ini, pada Senin (16 Desember), para legislator dari Partai “Zona-Zona” pimpinan Presiden Viktor Yanukovych menuntut kepada Perdana Menteri Mykola Azarov supaya segera melakukan perombakan  terhadap 90% unsur kabinet, namun tidak termasuk  kemungkinan lengsernya Perdana Menteri Azarov harus.

          Bayangan satu konfrontasi Timur- Barat

Keputusan menolak menandatangani permufakatan memperkuat hubungan ekonomi dengan 28 negara anggota Uni Eropa tidak hanya merugikan hubungan antara Ukraina dengan Uni Eropa saja, melainkan juga membuat Amerika Serikat - negara di sebelah sana Samudera terjun masuk dengan alasan Kiev telah menindas kaum demonstran.Wakil Presiden Amerika Serikat, Joe Biden sendiri telah melakukan pembicaraan per telepon dengan Presiden Viktor Yanukovych untuk menyatakan kecemasan mendalam, sementara itu para pejabat senior Amerika Serikat, misalnya Senator John McCain dan Murphy menghadiri beberapa demonstransi di Kiev akhir-akhir ini. Dua Senator ini menyatakan bahwa masa depan Ukraina milik  Eropa yang satu. Menurut para pengamat, intervensi Amerika Serikat bukan hanya semata-mata reaksi melainkan merupakan  satu duplikat  dari konfrontasi Timur - Barat.

Sekarang dunia modern memperlihatkan bahwa sejak Perang Dingin berakhir, Amerika Serikat dan para sekutu Eropa selalu mencari cara menarik negara- negara yang pernah menjadi anggota Uni Soviet supaya berangsur-angsur menjauhi orbit Rusia. Politik ini telah digelarkan secara sistimatis dan hasilnya yalah banyak negara telah masuk ke dalam Organisasi Traktat Atlantik Utara (NATO) dan Uni Eropa. Akan tetapi, masih ada beberapa negara yang memilih berada dalam daerah pengaruh Rusia demi alasan politik dan ekonomi, diantaranya ada Ukraina.

Bisa dikatakan bahwa, sejak pasca Revolusi Oranye tahun 2004, Ukraina sedang mengalami satu krisis yang paling buruk. Berhasil mengubah situasi dan mengajukan solusi-solusi untuk menyeimbangkan kepentingan antara faksi-faksi memang merupakan masalah yang sulit bagi  Presiden Viktor Yanukovych./.    

Komentar

Yang lain