Kebebasan berkepercayaan dan beragama - manifestasi hidup-hidup tentang hak manusia

(VOVworld – Pada persidangan ke-26 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (MU PBB) yang berlangsung di Jenewa (Swiss), Vietnam dengan resmi menyampaikan kepada negara-negara lain tentang masalah menerima semua rekomendasi pada persidangan melewati Laporan pemeriksaan periodik siklus ke-2 (UPR) dari Vietnam pada bulan Februari 2014. Vietnam juga terus  menegaskan kepada dunia prestasi-prestasi dalam menjamin hak manusia, diantaranya ada hak kebebasan berkepercayaan dan beragama.


Kebebasan berkepercayaan dan beragama - manifestasi hidup-hidup  tentang hak manusia - ảnh 1
Memperingati ultah ke-100  masuknya Agama Protestan
ke Vietnam
(Foto: btgcp.gov.vn)

Bisa ditegaskan bahwa kehidupan berkepercayaan dan beragama  di Vietnam sedang  terus-menerus menjadi baik, dihargai dan dijamin oleh Negara dengan Undang-Undang Dasar dan undang-undang. Undang-Undang Dasar - tahun 2013 Vietnam menentukan bahwa semua orang punya hak kebebasan berkepercayaan dan beragama. Pada kenyataannya, sekarang, ada 95% jumlah penduduk Vietnam mendapatkan kehidupan berkepercayaan. Di seluruh negeri, ada kira-kira 25 000 tempat ibadah dan 45 000 sekolah pemuka agama. Aktivitas-aktivitas agama di Vietnam: mempraktekan dan mempropagandakan agama diselenggarakan dalam kerangka hukum. Saban tahun, diselenggarakan 8 500 pesta agama dan kepercayaan  tingkat nasional  atau darah.   


Kebebasan berpercayaan dan beragama dari sudut pandangan kaum katolik.

Provinsi Dong Nai, daerah Nam Bo Timur adalah adalah daerah yang punya jumlah penganut katolik paling banyak di Vietnam dengan jumlah lebih dari 873 000 orang, menduduki  34% jumlah  penduduk. Di sini, ada 558 pastor yang mengurus 12 cabang paroki dan 259 paroki dan marga agama. Kaum katolik  bisa bebas mengamalkan agama, bebas menyumbangkan tenaga untuk membangun kampung halaman melalui  aktivitas-aktivitas beritikat baik, amal dan kemanusiaan. Khususnya, banyak biarawan dan pastor menegaskan bhawa pemerintahan daerah di semua tingkat dan seluruh masyarakat di sini menciptakan syarat bagi  kaum katolik  untuk melaksanakan kepercayaan di setiap saat dan di setiap tempat. Pastor  Tran Ngoc Tuyen, dari Ordo Hospitalarios Sancti Ioanis de Deo di kota Bien Hoa, provinsi Dong Nai memberitahukan: “Rumah sakit Thong Nhat adalah rumah sakit swasta dari Ordo Hospitalarios Sancti Ioanis de Deo yang dibangun pada tahun 1956. Prosentase kaum katolik di sini  menduduki 70-80%, oleh karena itu pasien yang diobati pada pokoknya adalah orang katolik. Sampai tahun 1979, rumah sakit  ini diserahkan kepada Negara, tapi semua aktivitas agama tetap dipertahankan. Kami setiap hari berdoa untuk pasien, membaca injil, mengunjungi pasien. Ketika dokter melihat pesien sulit untuk sembuh, bahkan memperingatkan keluarga pasien untuk mengundang Pastor guna datang meberikan minyak kepada pasien. Dan tetap masih ada simbol-simbol yang dipasang di semua bagian  di Rumah Sakit Thong Nhat”.



Kebebasan berkepercayaan dan beragama - manifestasi hidup-hidup  tentang hak manusia - ảnh 2
Para penganut Buddhis Vietnam dan internasional 
menghadiri mega upacara Weisak - 2014 di provinsi Ninh Binh
(Foto: vov.vn)

Kebebasan berkepercayaan dan beragama dari sudut pandangan umat Buddhis.

Pendeta Thich Gia Quang, Kepala Badan Informasi dan Komunikasi, Sanga Buddha Vietnam memberitahukan: Kami, para biarawan menegaskan bahwa  Negara Vietnam menghargai dan menjamin  hak bebebasan berkepercayaan dan beragama untuk semua warga negara. Mega upacara Waisak PBB (VESAK) tahun 2014  yang  baru-baru ini diselenggarakan oleh  Sanga Buddha Vietnam  adalah satu bukti  yang jelas tentang kebebasan berkepercayaan dan beragama di Vietnam. Mahasthavira Thich Nhat Tu,  Wakil Sekretaris Jenderal urusan hubungan luar negeri dari Panitia Penyelenggara mega upacara Waisak-2014 juga menegaskan bahwa “selama bertahun-tahun ini, Pemerintah Vietnam telah sangat berupaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kehidupan rakyat, menjamin hak manusia, diantaranya ada hak kebebasan berkepercayaan dan beragama”.

Sedangkan, Doktor Hamid Kumasha, orang India yang khusus mengkaji  agama Buddha, ketika ikut serta pada mega upacara Waisak-2014 memberitahukan: “Mega upacara Waisak-2014 yang diselenggarakan di provinsi Ninh Binh (Vietnam Utara) adalah satu hal yang bagus karena tempat ini adalah tempatnya Sang Buddha. Saya punya 100 siswa yang adalah para buddhis dan biksu-biksuni Vietnam, oleh karena itu saya juga mengetahui tentang aktivitas kebudayaan Buddha di Vietnam. Penduduk Vietnam cukup mengagungkan agama Buddha. Itu adalah satu hal yang baik. Vietnam adalah satu negara komunis, tapi di sini para biksu-biksuni dari organisasi-organisasi Buddha  bebas melakukan segala yang mereka inginkan”.

Pada kenyataannya belum pernah semua agama di Vietnam berkembang secara kuat  dan beraktivitas secara bergelora seperti sekarang. Dari 2009 (tahun dimana Vietnam membela Laporan UPR siklus pertama), sampai sekarang, Negara Vietnam telah mengakui tambahan 8 organisasi agama, meningkatkan jumlah organisasi agama di Vietnam sekarang menjadi 38. Selama 5 tahun ini, Negara Vietnam telah menciptakan syarat untuk memulihkan dan membangun kira-kira 3000 tempat ibadah baru. Di daerah-daerah yang belum ada tempat ibadah, Negara Vietnam telah menciptakan syarat bagi para penganut untuk melakukan aktivitas  menurut grup-grup di keluarga mereka, hal ini  termanifestasikan secara jelas di agama protestan

Kenyataan hidup-hidup ini adalah dasar bagi Vietnam - negara yang telah terpilih dengan jumlah suara  paling banyak di Dewan Hak Manusia PBB  masa bakti 2014-2016 terus mencapai  prestasi tentang  hak manusia./. 


Komentar

Yang lain