Kemacetan politik di Mesir menghadapi kesempatan mendapat terobosan

(VOVworld) - Pada Minggu (25 Agustus), Partai Salafist Nour, Partai Islam yang besar-nya No.2 di Mesir menyatakan akan berpartisipasi pada Komite Amandemen Undang-Undang Dasar. Pada latar belakang, negara di Afrika Utara ini sedang tenggelam dalam bentrokan, maka pernyataan Partai Salafist Nour dan perkembangan-perkembangan yang menggembirakan lain di gelanggang politik sedang mendatangkan harapan yang jarang ada  dalam mendorong peta jalan  transisi yang dicanangkan tentara Mesir. Apakah Mesir bisa menggunakan kesempatan-kesempatan ini atau tidak?

Kemacetan politik di Mesir  menghadapi kesempatan  mendapat terobosan - ảnh 1
Ilustrasi.
(Foto: baotintuc.vn )


Pernah berkali-kali mengancam menarik diri dari peta jalan politik yang diajukan tentara, setelah beberapa pasal yang bersangkutan dengan hukum syari’at diminta  supaya dihapuskan, maka peryataan yang diajukan Partai Salafist Nour tentang partisipasinya pada Komite Amandemen Undang-Undang Dasar telah menimbulkan keheranan opini umum. Pernyataan tersebut diajukan pada latar belakang Partai pimpinan Ikhwanul Muslimin di Mesir, kekuatan Islam paling besar di negara ini memberikan tentangan keras terhadap Pemerintah sementara dan tentara dengan  pengerahan gerakan demonstrasi besar yang belum pernah ada. Untuk menjelaskan keputusan ini, wakil Partai Salafist Nour memberitahukan bahwa salah satu diantara tujuan-tujuan ikut serta pada Komite Amandemen Undang-Undang Dasar yalah  membela identitas agama Islam.

Banyak analis berharap supaya gerak-gerik Partai Salafist Nour akan turut mendorong peta jalan transisi yang dicanangkan tentara pada 3 Juli lalu setelah menggulingkan Presiden Morsi. Dalam peta jalan ini, Mesir akan melakukan amandemen Undang-Undang Dasar - tahun 2012 dan menyelenggarakan pemilu Parlemen dan Presiden.

Sementara itu, gelombang demonstrasi yang dilancarkan Ikhwanul Muslimin menunjukkan indikasi sedang menjadi lemah, ketika tidak berhasil menyerap perhatian rakyat seperti sebelumnya. Misalnya, di ibu kota Kairo, hanya ada kira-kira 300 demonstran yang berkumpul di satu lapangan kecil di kabupaten kota  Maadi, di dekat kantor Mahkamah Agung Konstitusi di sebelah selatan dari kota Kairo. Beberapa demonstrasi  yang dilancarkan Organisasi Ikhwanul Muslimin  juga  dicatat di beberapa daerah, tetapi dengan skala kecil saja. Namun, semua demonstrasi tersebut, tidak mendatangkan huru- hara manapun dengan pasukan keamanan atau penduduk lokal. Kalau dibandingkan dengan semua demonstrasi sebelumnya, mudah dilihat bahwa  jumlah peserta semua demonstrasi yang dilancarkan Partai pimpinan organisasi Ikhwanul Muslimin telah menurun amat drastis.

 Menghadapi indikasi- indikasi yang menggembiranakan tersebut, Ahmed El-Meslemani- Penasehat komunikasi dari Presiden Sementara Mesir menegaskan bahwa negara di Afrika Utara ini telah melampaui  intrik menggulingkan terhadap negara dan kni sedang melakukan kampanye anti kaum anasir provokatif dalam organisasi Ikhwanul Muslimin (MB) dan kekuatan Islam sekutu. Dia juga membocorkan bahwa  Pemerintah sedang melakukan berbagai pertemuan dan perbahasan dengan semua faksi politik di dalam negeri, diantaranya ada Partai Salafist Nour, bersamaan itu menegaskan peta jalan sistem politik transisi yang dikontrol  tentara sedang berjalan tepat arah. Pada latar belakang itu, Pemerintah sementara Mesir telah memutuskan memperpendek perintah jam malam .

Meskipun pejabat Mesir menyampaikan pernyataan yang menggembirakan seperti itu, akan tetapi kalangan analis belum tergesa-gesa merasa gembira. Opini umum mencemaskan bahwa penangkapan para anggota Organisasi Ikhwanul Muslimin  bisa membuat organisasi ini  bergabung dengan kaum anasir Islam ekstrimis asing dalam upaya merebut kembali kekuasaan. Lebih-lebih lagi, pernyataan Mahkamah tentang pembebasan mantan Presiden Hosni Mubarak juga menjadi penyebab yang bisa merumitkan situasi lagi. Sementara itu, Pemerintah sementara sedang menderita tekanan  dalam menghadapi semua sanksi dari Barat. Uni Eropa, mitra dagang terbesar  Mesir  telah mengajukan keputusan menghentikan penjualan peralatan keamanan dan senjata kepada Mesir. Amerika Serikat menyatakan  mempelajari semua sumber dana untuk negara ini. Semua kecemasan dari opini umum juga ditekankan Perdana Menteri sementara Mesir, Hazem Al-Beblawi ketika menjawab wawancara kepada kanal Televisi ABC News bahwa negaranya harus menghadapi beberapa masalah yang amat sulit.

Tampaknya, kalau Pemerintah sementara Mesir  tidak menangani secara tuntas penyebab  bentrokan dan menggunakan secara maksimal keunggulan yang sedang dimiliki, maka harapan rakyat negeri Afrika Utara tentang perpolitikan yang stabil dan perekonomian yang berkembang tetap jauh selama-lamanya./.

Komentar

Yang lain