KTT G7 mencari solusi untuk tantangan-tantangan global

(VOVWORLD) - Pada Jumat (19 Mei), Konferensi Tingkat Tinggi Grup Tujuh (KTT G7) resmi dibuka di Hiroshima, Jepang. Konferensi tersebut berlangsung dalam konteks dunia mengalami banyak gejolak, juga saat para anggota G7 menunjukkan sentralitasnya dalam memecahkan masalah regional dan internasional.
KTT G7 mencari solusi untuk tantangan-tantangan global - ảnh 1KTT G7 dibuka pada 19 Mei 2023 di Hiroshima, Jepang (Foto: NHK)

Grup tujuh negara yang menghadiri KTT G7 kali ini adalah Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat. G7 saat ini menyumbang sekitar 47% dari PDB dunia, dan KTT G7 tahunan adalah forum penting, membantu negara-negara maju terkemuka mencari konsensus, menyepakati pandangan dan pendirian tentang isu-isu regional dan internasional. 

Hiroshima- tempat komitmen akan satu dunia tanpa senjata nuklir

Salah satu isu penting yang dibahas dalam KTT G7 kali ini adalah kebijakan tidak menggunakan senjata nuklir. Meski bukan agenda yang paling penting, namun membawa arti istimewa bagi Jepang. Meskipun Jepang sejauh ini belum menandatangani Traktat Non-Proliferasi Senjata Nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa dan negara-negara yang kuat dengan nuklir juga tidak ikut traktat ini, Jepang selalu menegaskan pendiriannya untuk menuju ke satu dunia non-nuklir, ingin mencapai kemajuan yang nyata dan stabil dalam perlucutan senjata nuklir dan tetap mempertahankan dan meningkatkan kemampuan deterensi untuk menghadapi ancaman.

Sebagai satu-satunya negara yang mengalami serangan nuklir pada tahun 1945 di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang selalu berusaha untuk mendorong komunitas internasional untuk melakukan perlucutan senjata dan non-proliferasi senjata nuklir. Oleh karena itu, tidak hanya di KTT G7 kali ini, tetapi juga di banyak forum internasional yang diadakan di Jepang, pemerintah Tokyo mengundang para pemimpin, khususnya Amerika Serikat, untuk meletakkan bunga untuk mengenangkan korban di Hiroshima dan Nagasaki sebagai komitmen bahwa senjata nuklir tidak akan menjadi ancaman lagi.

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat, Barack Obama dalam kesempatan menghadiri KTT G7 yang diadakan di Jepang pada tahun 2016 menjadi Presiden Amerika Serikat pertama yang meletakkan karangan bunga di Taman Perdamaian Hiroshima. Menurut rencana, para pemimpin G7 kali ini juga melakukan upacara yang sama sebagai bukti untuk tidak diperlukannya senjata nuklir. Sebagai negara tuan rumah KTT G7 tahun ini, Jepang berharap bahwa isu senjata nuklir dibahas secara serius, mencapai konsensus para anggota G7 yang berkomitmen untuk melaksanakan kebijakan tanpa penggunaan senjata nuklir.

KTT G7 membahas cara mengatasi tantangan-tantangan yang dihadapi dunia

Selain kebijakan tidak menggunakan senjata nuklir, konflik Rusia-Ukraina menjadi salah satu topik yang dibahas dalam KTT G7 ini. Isi topik ini telah disiapkan dengan hati-hati oleh Jepang beberapa bulan lalu dan awalnya sudah disahkan pada Konferensi Menteri Luar Negeri G7 pada pertengahan April di Nagano, Jepang. Sejak konflik Rusia-Ukraina terjadi, Amerika Serikat, Jepang, dan sekutunya telah mengenakan sekitar 11.000 sanksi terhadap Rusia, yang pada pokoknya di lima bidang: keuangan, perdagangan, teknologi, energi Rusia, dan kalangan elit Rusia, menjadikan Rusia negara pertama dalam sejarah yang menderita jumlah sanksi yang tertinggi. Jepang berharap agar G7 dan para mitranya akan menemukan solusi untuk mengurangi konflik.

KTT G7 mencari solusi untuk tantangan-tantangan global - ảnh 2Para pemimpin G7 menandatangani buku tamau ketika mengunjungi Museum Peringatan Perdamaian (Foto: Reuters)

Masalah denuklirisasi semenanjung Korea, perubahan iklim, keanekaragaman hayati, keamanan kesehatan global dan kesetaraan gender... juga dibahas dalam konferensi ini. KTT G7 diharapkan dapat mengeluarkan pernyataan bersama yang mencakup isi-isi penting ini.

Pada tahun ini, para pemimpin Australia, Brasil, Komoro, Kepulauan Cook, India, Indonesia, Republik Korea, dan Vietnam, dan para pemimpin berbagai organisasi internasional, diundang untuk menghadiri KTT G7 yang diperluas. Hal ini menunjukkan bahwa negara tuan rumah Jepang menekankan pentingnya menjangkau negara-negara berkembang dan mitranya. KTT G7 yang diperluas membahas kerja sama dalam memecahkan multi-krisis (fokus pada isu pangan, kesehatan, pembangunan, kesetaraan gender); upaya bersama demi satu planet yang berkelanjutan (iklim, lingkungan, energi); menuju ke dunia yang damai, stabil dan sejahtera (masalah perdamaian, penghormatan terhadap hukum internasional dan kerja sama multilateral). 

Isi-isi yang dibahas pada KTT G7 dan KTT G7 yang diperluas menunjukkan keinginan Jepang dan negara-negara peserta untuk bersama-sama mencari solusi bagi isu-isu yang berpengaruh global. Konferensi ini juga akan menunjukkan pentingnya kerja sama multilateral dalam mengatasi tantangan-tantangan bersama.

Komentar

Yang lain