(VOVworld) - Pada Sabtu (10 Mei), Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-24 ASEAN akan dibuka di Nay Pyi Taw (ibukota Myanmar) dengan ikutsertanya para pemimpin dari 10 negara ASEAN. Pada saat situasi keamanan di Laut Timur sedang mengalami perkembangan-perkembangan yang sangat rumit dalam beberapa hari ini ketika Tiongkok dengan semaunya sendiri menampatkan meletakkan anjungan pengeboran di kawasan landas kontinen Vietnam. Konferensi kali ini tidak hanya merupakan forum bagi Vietnam untuk menyatakan pendirian adil-nya dalam membela kedaulatan laut dan pulau, melainkan juga dianggap sebagai kesempatan bagi ASEAN untuk menegaskan lagi solidaritas intrakawasan - satu faktor untuk membangun secara sukses “satu komunitas bersama-satu nasib bersama”.
Panorama KTT ke-23 ASEAN berlangsung pada bulan Oktober 2013
(Foto: xaluan.com)
Diantara 10 negara ASEAN, meski hanya ada beberapa negara yang bersangkutan langsung dengan kedaulatan di Laut Timur, namun tema: “Laut Timur” belum pernah kehabisan panas dalam semua KTT dan semua konferensi yang bersangkutan dengan asosiasi. Karena ini tidak hanya merupakan masalah bilateral antara beberapa negara ASEAN, melainkan perdamaian, kestabilan, keamanan dan keselamatan maritim di Laut Timur menjadi perhatian bersama dari semua negara ASEAN serta negara-negara di kawasan dan di dunia.
Laut Timur menjadi masalah perbahasan penting.
Satu perkembangan yang sedang membuat opini umum, baik ASEAN maupun seluruh dunia sangat merasa cemas ialah selama beberapa hari ini, Tiongkok telah menempatkan anjungan pengeboran secara tidak sah di wilayah laut yang termasuk dalam kedaulatan Vietnam. Justru oleh karena itu, KTT ke-24 ASEAN kali ini semakin menitik-beratkan perbahasan pada usaha mempertahankan perdamaian, keamanan dan keselamatan maritim di kawasan. Deputi Menteri Luar Negeri Vietnam, Pham Quang Vinh pada pertemuan dengan kalangan pers pada Selasa (6 Mei) menegaskan: “Ini pasti menjadi isi yang akan dibahas oleh para pemimpin ASEAN dan para Menteri tingkat SOM. Para pemimpin ASEAN pasti akan memanifestasikan kecemasan dan meminta kepada semua pihak supaya mengekang diri, menaati hukum internasional. Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut-1982 (UNCLOS-1982) dan menangani semua sengketa secara damai dan tidak mengancam atau mengancam menggunakan kekerasan di Laut Timur. ASEAN punya prinsip-prinsip yang telah dipermufakat, khususnya prinsip-prinsip yang telah dikeluarkan dalam Pernyataan 6 butir ASEAN pada bulan Juli 2012. Para pemimpin ASEAN pasti akan menegaskan lagi prinsip-prinsip itu”.
Pernyataan 6 butir ASEAN yang diesahkan pada bulan Juli 2012 yang terdiri dari keharusanmenjamin perdamaian, kestabilan, keamanan dan keselamatan maritim dan penerbangan di Laut Timur menekankan: Penaatan hukum internasional dan UNCLOS-1982, melaksanakan secara menyeluruh DOC dan cepat mengarah ke COC. Dalam proses memecahkan masalah-masalah yang rumit harus mengekang diri, menghindari lebih merumitkan situasi. Yang lebih tinggi ialah harus menghormati hak dari semua negara pantai terhadap kawasan landas kontinen dan zona ekonomi eksklusif menurut UNCLOS-1982
Jelaslah, tindakan-tindakan Tiongkok baru-baru ini sedang bertentangan dengan semua komitmen dan permufakatan kawasan, diantaranya ada DOC, Pernyataan bersama tingkat tinggi ASEAN-Tiongkok sehubungan peringatan ultah ke-10 lahirnya DOC. Perkembangan-perkembangan yang rumit di Laut Timur sekarang telah dan sedang mengajukan tantangan-tantangan terhadap peranan ASEAN dalam menangani semua sengketa di Laut Timur.
Berbagi tanggung jawab mempertahankan perdamaian di Laut Timur.
Justru oleh karena itu, pada KTT kali ini, lebih dari pada yang sudah-sudah, ASEAN harus menegaskan lagi semua komitmen-nya yang telah dicapai dalam mempertahankan perdamaian, keamanan, keselamatan maritim di Laut Timur, diantaranya cepat menyelesaikan satu kerangka hukum yang mantap sebagai dasar untuk memecahkan masalah-masalah rumit yang timbul. Le Hai Binh, penjabat Kepala Biro Pers dari Kementerian Luar Negeri Vietnam memberitahukan: “Vietnam mengimbau kepada semua pihak supaya dengan tegas menaati semua ketentuan yang tercantum dalam DOC, demi perdamaian, kestabilan dan perkembangan di kawasan. Terhadap Kode Etik COC, Vietnam berbagi pandangan bersama dari semua negara ASEAN tentang perlunya cepat ada Kode Etik ini yang bersifat mengikat secara hukm dan menyesuaikan secara menyeluruh semua aspek yang bersangkutan dengan sengketa di Laut Timur demi perdamaian, kestabilan dan perkembangan di kawasan di atas dsar hak dan kepentingan-kepentingan adil dari semua negara pantai”.
Kita masih ingat bahwa pada tahun 2012, ketika ASEAN mengumumkan “Prinsip 6 butir dari ASEAN tentang masalah Laut Timur” yang telah mengusir semua kesangsian tentang sengketa pandangan antar-negara ASEAN dalam masalah Laut Timur yang muncul sebelumnya, setelah Konferensi ke-45 Menteri Luar Negeri ASEAN tidak bisa mengeluarkan Pernyataan bersama.
Selama 2 tahun ini, ASEAN selalu berupaya bersatu padu dan dengan sepenuh hati mengembangkan peranan sentral-nya dalam masalah-masalah “panas” di kawasan, diantaranya ada masalah Laut Timur. Karena, kepentingan nasional tidak bisa terpisah dari kepentingan regional. Bukan hanya negara-negara yang punya laut baru mempunyai sangkut-paut, tapi semua negara anggota harus memperkuat semangat berbagi tanggung jawab dalam mempertahankan perdamaian di Laut Timur. Pada saat ASEAN dan semua negara yang bersangkutan sedang berupaya sekuat tenaga agar COC cepat menjadi kenyataan, berupaya untuk merealisasikan satu komunitas bersama ASEAN yang bersatu dan sejahtera, maka tindakan-tindakan yang dengan sengaja melanggar segala yang telah dijanjikan bertentangan dengan upaya-upaya bersama dari semua pihak yang bersangkutan, tanpa memperdulikan hukum internasional akan tidak mendapatkan simpati dan dukungan. KTT ke-24 ASEAN dan semua konferensi bersangkutan yang diadakan di Nay Pyi Taw (Myanmar) selama 2 hari pasti akan berjalan menurut semangat itu./.