Mengecam negara lain tentang HAM tapi pada kenyataannya di Amerika Serikat malah kekurangan HAM

          (VOVworld) – Laporan yang diumumkan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Amerika Serikat pada 24 Mei 2012 tentang situasi hak asasi manusia (HAM) dunia tahun 2011 telah menghadapi kecaman keras dari berbagai negara di dunia karena pada kenyataannya dalam negara Amerika Serikat sendiri masih ada banyak pelanggaran terhadap HAM. Berbagai pernyataan diplomatik menegaskan bahwa tidak ada satu negara manapun yang berhak menggunakan masalah HAM sebagai instrumen untuk mengintervensi urusan internal negara lain.           

Dalam pernyataan yang dikeluarkan Kuba untuk memprotes laporan AS tentang HAM di Kuba, Kuba berpendapat bahwa semua tuduhan Amerika Serikat tentnag situasi HAM di Kuba hanya bertujuan “menutupi” tindakan-tindakan kejam Amerika Serikat dalam kebijakan penerapan embargo terhadap Kuba. Pada pihaknya, Tiongkok menganggap laporan tersebut sebagai satu dokumen “yang diskriminatif” dan meremehkan kenyataan. Sedangkan Jurubicara Kemlu Vietnam menegaskan bahwa laporan tahunan tersebut, pada bagian yang berbicara tentang Vietnam “merupakan penilaian-penilaian yang kurang objektif berdasarkan pada informasi-informasi yang tidak benar tentang situasi pelaksanaan HAM di Vietnam”, dll.


Mengecam negara lain tentang HAM tapi pada kenyataannya di Amerika Serikat malah kekurangan HAM - ảnh 1
Mega Hari Waisak tahun 2010 di pagoda Non, kecamatan Phu Linh, kabupaten Soc Son, ibukota Hanoi.
(Foto: cand.com.vn)

Selain mengeluarkan pernyataan-pernyataan keras yang memprotes laporan tersebut, pemerintah Beijing segera mengumumkan laporan tentang situasi HAM 2011 di Amerika Serikat tentang kehidupan penduduk, situasi kelaparan dan kemiskinan, keamanan individu, hak-hak sipil dan politik, hak-hak sosial budaya dan ekonomi, masalah dikriminasi ras, hak wanita dan anak-anak, dan akhirnya ialah situasi pelanggaran HAM yang dilakukan Amerika Serikat di negara-negara lain. Tiongkok berpendapat bahwa situasi pelanggaran hak-hak sipil dan politik berlangsung secara “serius” di Amerika Serikat dan negara ini sedang “membohongi diri sendiri” ketika mengganggap bahwa Amerika Serikat adalah “buminya kebebasan”.

Pernyataan Amerika Serikat tersebut menjunjung tinggi kebebasan pers tetapi pada kenyataannya Amerika Serikat malah memaksakan sensor dan kontrol yang ketat terhadap pers. Undang-Undang Patriotisme dan Undang-Undang tentang Keamanan Internal Amerika Serikat mencantumkan pasal-pasal tentang pengawasan internet, mengijinkan pemerintah atau badan-badan pelaksanaan hukum berhak mengontrol dan mencegah semua isi di jaringan internet yang bisa “merugikan keamanan nasional”. Tiongkok mengutip koran Inggeris “The Guardian” yang memberitahukan bahwa tentara Amerika Serikat sedang mengembangkan perangkat lunak yang membolehkan pengontrolan terhadap semua jaringan komunikasi sosial guna mengontrol dan membatasi kebebasan berbicara di Internet. Kongres Amerika Serikat telah gagal dalam mengesahkan banyak Undang-Undang yang membela keuntungan dari sumber-sumber informasi untuk kalangan wartawan. Di Amerika Serikat, jumlah wartawan yang kehilangan pekerjaannya sedang meningkat karena mengeluarkan komentar-komentar yang tidak sesuai dan bersangkutan dengan politik. Selain itu, perilaku yang dilakukan pemerintah Amerika terhadap para demonstran peserta gerakan “The Occupy Wall Street” telah menunjukkan kepada seluruh dunia segala yang disebutkan sebagai “kebebasan dan demokrasi” di Amerika Serikat., dll          

Dalam satu laporan tahunan sebelumnya, Organisasi Amnesti Internasional khusus menekankan situasi pelanggaran terhadap HAM di Amerika Serikat. Organisasi ini mencatat jelas bahwa “sebagai satu negara adi kuasa klas satu di dunia, Amerika Serikat menganggap dirinya sendiri punya hak menentukan patokan perilaku untuk negara lain. Tetapi Washington malah menunjukkan keburukan-keburukannya melalui serentetan tindakan menantang hukum internasional dalam perang anti terorisme internasional”. Organisasi ini juga menganggap bahwa penyerbuan membunuh benggolan teroris Bin Laden yang dilakukan pasukan khusus Amerika Serikat justru adalah satu tindakan pelanggaran HAM yang tipikal. Dalam laporannya pada tahun ini, Organisasi Amnesti Internasional tidak lupa mengecam pemerintah pimpinan mantan Presiden George Bush yang telah mengijinkan penggunaan tindakan-tindakan penyiksaan yang melanggar HAM terhadap tersangka-tersangka teroris yang ditahan di Rumah Penjara Guantanamo, Afghanistan dan Irak, dll. Organisasi Pengawasan HAM (HRW) juga meminta kepada presiden Amerika Serikat supaya membuka investigasi pidana terhadap tuduhan-tuduhan tentang penyalah-gunaan HAM terhadap pendahulunya yaitu George Bush beserta sejumlah pejabat tinggi dalam pemerintah yang dia pimpin.

Pada tahun ini, Organisasi Amnesti Internasional menyampaikan penyesalannya karena kegagalan Presiden Barack Obama dalam menutup penjara Guantanamo. Menurut Organisasi Amnesti Internasional dan HRW, Amerika Serikat telah sengaja mengabaikan situasi hak asasi manusia yang buruk dari negara Amerika Serikat sendiri dan menjaga sikap diam-diam terhadap rekomendasi-rekomendasi dari semua Oganisasi HAM internasional tentang masalah ini. Kembali ke pengumuman Laporan Tahunan situasi hak asasi manusia dunia tahun 2011 dari Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, berbagai negara dan organisasi internasional menekankan bahwa, dengan situasi HAM Amerika Serikat yang demikian buruknya maka walaupun berdasarkan pada hukum, politik atau moral pun, Amerika Serikat tetap tidak boleh meletakkan dirinya sendiri lebih tinggi dari pada yang lain untuk terus menerus mengumumkan laporan-laporan HAM untuk menuduh negara lain.

Banyak negara mengecam Amerika Serikat tentang tindakan intervensi terhadap urusan internal negara lain karena “tidak ada satu negara pun boleh menggunakan masalah hak asasi manusia sebagai instrumen untuk mengintervensikan urusan internal negara lain.” Bagi Vietnam, Laporan Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tersebut merupakan hal yang bertentangan dengan usaha dan kecenderungan yang tidak bisa dibalikkan dalam hubungan Vietnam-Amerika Serikat; hubungan yang telah mengalami ujian selama bertahun-tahun tetapi telah terbentuk secara jelas menurut arah semakin intensif, mendatangkan kepentingan praksis kepada kedua pihak. Dengan semangat perdamaian, Vietnam senantiasa bersedia untuk melakukan kerjasama dan dialog dengan semua negara dan organisasi internasional, di antaranya ada Amerika Serikat tentang hal-hal yang masih ada perbedaan pandangan, di antaranya ada masalah HAM. Pada latar belakang hubungan Vietnam-Amerika Serikat tidak henti-hentinya berkembang di semua bidang: politik, ekonomi, diplomasi… seperti sekarang ini, sebaiknya, hal yang perlu dilakukan yalah dua negara memperkuat dialog dan saling pemahaman dan mempersempit perselisihan. Dengan demikian, hubungan kerjasama Vietnam-Amerika Serikat baru bisa didorong dan dikembangkan, memenuhi kepentingan rakyat dua negeri./. 

Komentar

Yang lain