Mengesampingkan sengketa, menegakkan kerjasama.

(VOVworld) - Pada Selasa 21 Agustus, pejabat perdagangan tiga negara Tiongkok, Jepang dan  Republik Korea mengadakan pertemuan di kota Qingdao, Tiongkok Utara untuk terus melakukan perundingan tentang Perjanjian Perdagangan Bebas (Free Trade Agreement/FTA). Walaupun pada latar belakang hubungan diplomatik antara tiga negara sedang mengalami ketegangan, karena sengketa wilayah, tetapi kalangan analis melihat bahwa semua bentrokan ini akan tidak  memberikan pengaruh besar terhadap proses penandatanganan FTA, karena kepentingan-kepentingan ekonomi besar yang didatangkan oleh FTA kepada masing-masing negara.

Mengesampingkan sengketa,  menegakkan kerjasama. - ảnh 1
Pemimpin tertinggi  Tiongkok, Jepang dan Republik Korea.
(Foto:sggp.org.vn)


 Menurut informasi dari Website Radio Republik Korea KBS, pada pertemuan  kali ini, tiga fihak akan memecahkan masalah-masalah sementara, misalnya prinsip-prinsip pokok dari permufakatan dagang trilateral, skala bidang-bidang ekonomi dan masalah prosedur, terus menggelarkan komitmen-komitmen sebelumnya, terutama semua komitmen yang sudah diesahkan pada putaran perundingan pertama tentang FTA di Jepang pada bulan Juni lalu, bertekat memulai semua perundingan penting sebelum akhir tahun ini untuk menuju ke penysunan satu permufakatan dagang bebas trilateral secepat mungkin.

Pada kenyatannya, ini bukan untuk pertama kalinya, fihak- fihak baru berbahas tentang masalah FTA. Orang masih ingat bahwa sejak Beijing mengajukan gagasan membentuk kawasan perdagangan bebas pada akhir tahun 2003, tiga negara telah bertekat mengikuti proses perundingan FTA. Hal itu telah membantu mendorong perdagangan semua fihak mencapai pertumbuhan. Kongkritnya yalah pada dasawarasa lalu, nilai perdagangan antara tiga negara telah meningkat lima kali lipat dan sekarang sudah melampui  USD 690 miliar. Tiongkok menjadi mitra dagang paling besar dari Jepang dan  Republik Korea, sementara itu Jepang dan Republik Korea menduduki posisi ke- 4 dan posisi ke-6 diantara mitra-mitra dagang terbesar dari Tiongkok. Pada tahun 2011, nilai perdagangan Tiongkok-Jepang mencapai lebih dari USD 340 miliar, meningkat 22% terbanding dengan tahun 2010. Nilai perdagangan Tiongkok-Jepang mencapai USD 250 miliar dan direncanakan bisa mencapai USD 300 miliar pada tahun 2015.


Mengesampingkan sengketa,  menegakkan kerjasama. - ảnh 2
Tiongkok, Jepang dan Republik Korea bermufakat memulai perundingan.
(Foto: nhandan.org.vn)

  Bersama dengan potensi -potensi ekonomi yang diberikan FTA, semua negara masing-masing punya  pertimbangan sendiri-sendiri tentang kepentingan strategis. Dulu, Tiongkok tidak hangat  dengan FTA antara tiga negara, tetapi dalam situasi antara Republik Korea-Amerika Serikat telah terbentuk FTA, Jepang telah masuk ke dalam Perjanjian Ekonomi trans Pasifik (TPP) yang didirikan Amerika Serikat, maka Tiongkok tidak mau terisolasi di Asia-Pasifik, terutama di kawasan Asia Timur Laut. Oleh karena itu, terbentuknya  FTA akan menjadi sandaran bagi Tiongkok untuk mengawasi Asia Timur Laut. Selain itu, dengan kekuatan ekonominya, setelah FTA trilateral terbentuk, Tiongkok  berharap menggunakan FTA ini untuk mempertahankan posisi hegemonisme  ekonominya di Asia Timur Laut, terutama ketergantungan dua negara Jepang dan Republik Korea pada pasarnya yang besar. Bagi Jepang, FTA di satu segi membantu negara ini memperluas pasar  komoditasnya di Tiongkok, di lain segi dengan bersandarkan pada FTA mengekang Tiongkok.  Sedangkan, sejak menggeliat menjadi negara yang mencapai pertumbuhan besar, Republik Korea tidak bisa tidak memperdulikan  dan hanya melihat dua negara Tiongkok dan Jepang  membentuk FTA untuk  memarginalkan barang-barangnya dari pasar dua negara itu.

  Jelaslah bahwa, FTA menjadi kepentingan yang amat besar dan tidak bisa diremehkan, akan tetapi, proses perundingan ini telah menjumpai banyak rintangan akibat berbagai perselisihan di bidang-bidang politik, diplomasi, militer dan kepentingan strategis. Justru rintangan inilah yang  telah membuat semua fihak belum bisa menemukan suara bersama  selama 10 tahun ini. Akan tetapi, pada latar belakang utang publik di Eropa semakin menjadi serius, ekonomi Amerika Serikat  menjadi lemah, kawasan Asia-Pasifik sedang  berangsur- angsur menjadi sektor ekonomi yang dinamis di dunia, membuat tiga negara  mengambil  cara memandang yang lebih positif. Oleh karena itu, perihal semua fihak untuk sementara mengesampingkan ketegangan dan sengketa yang bersangkutan dengan wilayah, duduk bersama untuk berbahas dan mencari jalan yang  paling kondusif untuk perundingan perdagangan  adalah  hal yang dianggap kalangan pengamat sebagai pekerjana yang sesuai dengan kecenderungan sekarang ini. 

Mengesampingkan sengketa,  menegakkan kerjasama. - ảnh 3
Para anggota peserta perundingan.
(Foto: thesaigontimes.vn)
 

Untuk  mempersiapkan pertemuan penting  di kota Qingdao ini, pada bulan Juni 2012,  kalangan pejabat  perdagangan  tiga negara  telah mengadakan pertemuan  di Tokyo, ibukota Jepang  untuk melakukan perbahasan pertama tentang FTA. Sebelumnya, pada bulan Mei 2012, para Menteri Perdagangan tiga negara tersebut telah mengadakan pertemuan di Beijing, ibukota Tiongkok dan sepakat mengawali semua perundingan penting sebelum akhir tahun ini untuk membina satu permufakatan perdagangan bebas trilateral. Pada Konferensi Tingkat Tinggi Tiongkok- Jepang-Republik Korea ke- 5 yang berlangsung  di Beijing   pada pertengahan bulan Mei 2012, tiga negara tersebut teah mengeluarkan Pernyataan bersama tentang penguatan  hubungan kerjasama menyeluruh  trilateral, berkomitmen akan memperkuat hubungan kerjasama untuk menuju ke masa depan. Para pemimpin  menegaskan akan mendorong kuat kerjasama di atas dasar pandangan ialah menciptakan satu lingkungan  persaingan  dalam hal perdagangan dan investasi. Menjelang pertemuan ini, pada Senin 20 Agustus,  untuk meredakan  ketegangan-ketegangan  yang baru saja muncul dalam hubungan Tiongkok-Jepang yang bersangkutan dengan kepulauan  sengketa Diaoyou yang disebut oleh Jepang sebagai Sensaku, Asamu Fujimura, Kepala Kantor Kabinet Jepang, di depan jumpa pers, telah mengatakan: Kedua negara tidak menginginkan  masalah yang bersangkutan dengan kepulauan sengketa berpengaruh terhadap hubungan- hubungan bilateral. Hubungan dengan Tiongkok adalah salah satu diantara  hubungan-hubungan paling penting bagi Jepang dan tidak bisa kurang terhadap kestabilan dan kesejahteraan di kawasan Asia-Pasifik. Tokyo menginginkan akan terus  memperdalam  hubungan-hubungan  yang menguntungkan kedua negara.       

Harapan telah  terbuka bagi  prospek FTA antara tiga pihak. Sukses dalam perundingan  FTA tiga pihak, negara-negara yang berada dalam 10 besar perekonomian dunia sekarang akan  menjadi  motivasi besar  untuk mendorong  ekonomi setiap negara mencapai pertumbuhan yang lebih kuat. Ditambah lagi, hal ini akan merupakan faktor positif  bagi kestabilan ekonomi di kawasan pada khususnya dan membantu mengurangi tekanan  terhadap  krisis ekonomi  dewasa ini./.  






Komentar

Yang lain