Menyalakan Harapan Menemukan Jalan Keluar bagi Krisis Rusia-Ukraina

(VOVWORLD) - Rusia dan Ukraina tengah melakukan putaran perundingan keempat secara virtual setelah 3 putaran perundingan langsung. Meskipun belum mencapai satu gencatan senjata dan penarikan serdadu, tetapi perihal kedua pihak terus-menerus berunding, bersamaan itu menyampaikan beberapa pernyataan yang positif, telah menyalakan harapan untuk menemukan jalan keluar bagi krisis Moskow-Kiev. 

 Menjelang putaran perundingan baru yang dimulai pada tgl 14 Maret, penasehat Presiden Ukraina, Mykhailo Podolyak, memberitahukan bahwa target putaran perundingan kali ini ialah fokus pada upaya mencapai satu gencatan senjata, penarikan serdadu, dan menjamin keamanan Ukraina. Namun, dalam pengumuman terkini, kedua pihak tetap sedang terus bekerja dengan giat untuk menjelaskan definisi-definisi umum.

Ini merupakan putaran perundingan keempat antara Ukraina dan Rusia sejak Moskow menggelar operasi militer khusus di Ukraina pada 24 Februari. Tiga perundingan sebelumnya diadakan di Belarus secara langsung. Menteri Luar Negeri dua negara juga bertemu pada tgl 10 Maret untuk mengusahakan solusi mengatasi konflik.

 
Menyalakan Harapan Menemukan Jalan Keluar bagi Krisis Rusia-Ukraina - ảnh 1Penasehat Presiden Ukraina, Mykhailo Podolyak memposting foto perundingan online antara para pejabat Ukraina dan Rusia pada 14 Maret. (Foto: Twitter Mykhailo Podolyak)

Kenyataan di Lapangan dan Pendirian Para Pihak

 

 Di antara konflik-konflik belakangan ini, konflik Rusia-Ukraina merupakan salah satu konflik yang paling sulit diprediksi karena informasi yang terpelintir dan sulit dicek dari kedua belah pihak. Alasan adanya situasi tersebut karena seiring dengan perkembangan baku hantam yang sengit di medan perang, maka kedua belah pihak, satu pihak ialah Rusia, dan satu pihak lain ialah Ukraina, Amerika Serikat (AS) dan Barat, juga sedang berupaya melakukan perang media. Akan tetapi kenyataan yang tidak bisa ditolak ialah kedua pihak menderita kerugian dan korban.

Oleh karena itu, opini umum sungguh-sungguh merasa cemas ketika perundingan-perundingan baru-baru ini belum menciptakan langkah terobosan substantif manapun, kecuali beberapa kesepakatan gencatan senjata yang membantu membuka koridor kemanusiaan dan mengevakuasi warga Ukraina.

Menurut penilaian para pakar, ada banyak faktor yang mempengaruhi proses dan hasil perundingan. Pertama ialah pendirian pihak-pihak terkait masih berjauhan. Rusia bersikeras bahwa negara ini hanya menghentikan operasi ketika Ukraina merevisi Undang-Undang Dasar untuk menjamin netralitas, tidak bergabung dengan aliansi manapun, mengakui Krimea sebagai sebagian dari wilayah Rusia, dan mengakui kemerdekaan dua negara republik yang dibentuk pasukan separatis di Ukraina Timur.

Sementara itu, Ukraina menganggapnya sebagai "ultimatum" untuk memaksa mereka "menyerah", Ukraina hanya menerima perundingan tanpa "prasyarat". Di samping itu, dalam internal setiap negara, tekad pimpinan dan dukungan rakyat juga merupakan faktor yang mempengaruhi pendirian masing-masing pihak.

Berbagai jajak pendapat terkini menunjukkan bahwa Presiden Putin mendapat dukungan dari 71% warga Rusia, sedangkan Presiden Zelensky mendapat dukungan dari lebih dari 90% warga Ukraina. Akhirnya, latar belakang regional dan internasional serta dampak AS dan Barat juga membuat perang sulit turun suhu.

Namun, meski pendirian masih berjauhan, tetapi sekarang ini para pihak dalam konflik semuanya menderita kerugian pada taraf-taraf berbeda-beda, ingin memecahkan krisis ini melalui perundingan aktif di semua tingkat. Perihal kedua pihak terus-menerus berunding merupakan bukti untuk hal ini.

 

Pesan-Pesan yang Positif

Meski situasi pertempuran masih sangat mencemaskan, tetapi dalam beberapa hari ini, di front diplomatik sudah ada tanda-tanda yang menunjukkan bahwa Rusia dan Ukraina ingin keluar dari konflik.

Jika pada awal operasi militer khusus di Ukraina, Presiden Rusia, Vladimir Putin menyatakan bahwa tujuan utamanya adalah "defasisisasi", "demiliterisasi" terhadap Ukraina, maka sekarang dalam pesan terbaru, Istana Kremlin mengumumkan bahwa Presiden V.Putin tidak menaruh perhatian pada pengubahan kekuasaan Kiev. Hal ini menunjukkan bahwa Moskow tidak pasti ingin memperpanjang pertempuran.

Di sisi lain, pihak Ukraina juga menyampaikan sinyal-sinyal untuk siap berdialog dengan Rusia tentang masalah-masalah sensitif. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, meski menegaskan tidak menyerah, tetapi ia memberitahukan Kiev bersedia berunding dengan Rusia tentang situasi Krimea, kawasan separatis, dan kemungkinan tidak bergabung dengan NATO. Presiden Zelensky menyatakan bahwa cara satu-satunya untuk keluar dari pertempuran ialah pemimpin tertinggi kedua pihak harus duduk bersama melakukan perundingan.

Menurut para analis, jelaslah bahwa pendirian kedua pihak telah mengalami perubahan menurut arah yang lebih nyata. Hal yang paling ideal yang diharapkan komunitas internasional ialah para pihak mencapai solusi melalui perundingan. Syarat-syarat yang dikeluarkan didengarkan dan dipenuhi para pihak, menciptakan syarat untuk satu perintah gencatan senjata yang ditegakkan dan dilaksanakan pada  waktu mendatang./.

Komentar

Yang lain