Pemilihan umum Parlemen Iran: tetap menegaskan satu pendirian.

(VOVworld) - Jumat  2 Maret, kira-kira 48 juta pemilih  Iran  yang memenuhi syarat telah  mulai  ikut memberikan suara dalam pemilihan umum (pemilu) Parlemen  negara ini. Ini dianggap sebagai perlombaan antara faksi konservatìf politik pimpinan Presiden Mahmoud Ahmadinejad dan faksi agama pimpinan pemimpin tertinggi ke-2 Iran Ayatollah Ali  Khamenei, tetapi opini umum beranggapan bahwa  siapapun yang menang dalam pemilu ini juga  akan tidak mengubah pendirian keras Teheran mengenai  program nuklir negara ini. 

Pemilihan umum Parlemen Iran:  tetap menegaskan satu pendirian. - ảnh 1
Daftar calon Pemilu Iran. 
(Foto: baomoi.com)

 Pemilu Parlemen Iran kali ini adalah satu jajak pendapat pertama sejak pemilihan Presiden yang  kontroversial pada tahun 2009, sehingga mendatangkan demonstrasi - demonstrasi di jalan - jalan  untuk menuntut  reformasi di Iran dalam waktu  dalam waktu  8 bulan. Jumat 2 Maret kira-kira 48 juga pemilih Iran, diantaranya ada  jumlah pemilih baru  yang mencapai kira-kira 4 juta orang  memberikan suara untuk memilih diantara 3.400 calon yang cukup martabat untuk memilih 290 kursi Parlemen, menyiapkan pemilihan Presiden  yang akan diselenggarakan pada tahun mendatang. Pada kenyataan-nya, pemilu  kali ini adalah perlombaan antara faksi  konservatif  politik pimpinan Presiden Mahmoud  Ahmadinejad  dan faksi agama yang dipimpin oleh pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei. Itulah arti  dari pemungutan suara  hari Jumat 2 Maret.

Pertama-tama, pada perlombaan ini, para pengamat  tidak  melihat sinyal  yang baru, karena kedua calon tersebut mengikuti garis politik keras dalam masalah nuklir. Presiden Mahmoud Ahmadinejad sedang berupaya untuk mengganti Ayatollah Ali Khamenei dalam sistem pembagian tingkat politik yang rumit di  negeri ini, pemimpin tertinggi bisa menguasai hak yang penting. Menurut Undang-Undang Iran, pemimpin tertinggi mungkin mengangkat atau membebastugaskan semua jabatan penting, misalnya Menteri urusan Intelijen, Menteri Pertahanan dan Menteri Luar Negeri. Oleh karena itu, bagaimanapun hasil-nya,  kekuasaan yang sebenarnya dalam masalah-masalah penting  Tanah Air seperti program nuklir atau  hubungan dengan Amerika Serikat masih berada di tangan Pemimpin tertinggi. Bagi Ayatollah Ali Khamenei, meskipun selalu berada di fihak Presiden, tetapi  pemimpin tertinggi  tidak pernah membolehkan  faksi konservatif pimpinan Presiden  memegang cukup kekuasaan   untuk menantang  peranannya.

Tetapi opini umum beranggapan bahwa penegakan  terakhir masih  memerlukan keberadaan Mahmoud Ahmadinejad. Khususnya  pada saat  Iran  sedang menderita tekanan  internasional tentang kegiatan nuklir, sedang menghadapi  pengetakan  langkah sanksi dan semua ancaman  serangan militer dari Amerika Serikat atau Israel terhadap semua instalasi nuklir negara ini. Dalam tekat mengejar ambisi nuklir demi tujuan damai, kalau dalam sistem politik Iran kurang ada kehadiran Presiden infungsi Mahmoud Ahmadinejad bisa menambahkan kerumitan di negeri ini dan menghasut faksi opisisi turun ke jalan untuk melakukan demonstrasi. Itu merupakan hal  yang tidak diinginkan para pemilih dan rakyat Iran. Sementara itu, semua langkah sanksi dari Barat yang bertujuan memaksa Iran memberikan konsesi tentang masalah nuklir telah mulai mempengaruhi bidang energi dan bahan pangan impor.

Dalam satu gerak-gerik baru, pada  29 Februari lalu, Juru Bicara  Gedung Putih Jay telah menyatakan bahwa Amerika Serikat  tetap terus mengikuti politik  mengkoordinasikan penggunaan langkah diplomasi  dengan meningkatkan sanksi untuk mencegah Iran menjalankan program nuklir, karena menurut  pemahaman Washington, Teheran belum  membuat  cetakan bom atom. Gerak-gerik ini  dianggap sebagai satu bagian dalam semua upaya Pemerintah pimpinan Presiden Barack Obama  yang bertujuan mengajukan satu pesan umum guna menyiapkan Pertemuan  Puncak Amerika Serikat- Israel pada 5 Maret ini di Gedung Putih . Karena baik Amerika Serikat maupun para sekutunya merasa cemas bahwa Israel  akan memutuskan menyerang semua instalasi nuklir dari Iran, hal itu mungkin mendatangkan akibat-akibat yang tidak bisa diprakirakan di kawasan. Hal yang diinginkan Washington pada saat ini yalah  memfokuskan kampanye diplomatik untuk memobilisasi komunitas internasional  guna menimbulkan tekanan terhadap Iran melalui langkah-langkah sanksi.

Akan tetapi, semua pejabat Iran sudah berkali-kali menegaskan bahwa Washington tidak mengecualikan sebarang solusi manapun untuk mencegah Iran memiliki senjata nuklir. Kepala Staff Umum  Angkatan Udara Amerika Serikat – Jenderal Norton Schwart juga menyatakan bahwa Angkatan Udara Amerika Serikat  bisa menyerang  Iran kalau semua solusi diplomasi mengalami kegagalan. Bisa dikatakan, dengan pemilu Parlemen Iran kali ini, opini umum beranggapan bahwa bagaimanapun tegangnya  perlombaan pemilihan,  tapi satu masalah yang tidak pernah  berubah  yalah ambisi nuklir demi tujuan damai dari Republik Islam Iran ini. Itu merupakan hal yang  tidak pernah diinginkan  kalangan pembesar Barat dan opini umum juga beranggapan bahwa  itu  tetap merupakan faktor yang  membuat  ketegangan di sekitar krisis di negeri ini tidak mereda./.

Komentar

Yang lain