Perjanjian TPP membuka kesempatan seiring dengan tantangan

(VOVworld) – Setelah 20 sesi perundingan yang menegangkan, Perjanjian Kemitraan Trans Pasifik (TPP) ditandatangani, Kamis (4/2) di Auckland, Selandia Baru. Perjanjian ini merupakan pemacu besar, menciptakan ancang-ancang perkembangan bagi perekonomian Tanah Air. Akan tetapi, seiring dengan kesempatan-kesempatan akan ada tantangan-tantangan yang tidak kecil. 


Perjanjian TPP membuka kesempatan seiring dengan tantangan - ảnh 1
Upacara penandatanganan resmi TPP di Auckland, (4/2)
(Foto: baotintuc.vn)

TPP yang ditandatangani dan setelah diratifikasi oleh Parlemen 12 negara peserta perjanjian ini, akan menjadi zona perdagangan bebas yang paling besar dengan jumlah penduduk sebanyak 800 juta orang, total GDP mencapai 28 triliun dolar Amerika Serikat, menduduki 30% nilai perdagangan global dan hampir 40% hasil produksi ekonomi dunia. Ini merupakan perjanjian yang menyeluruh dan berkualitas tinggi di atas dasar keseimbangan kepentingan dan memperhatikan taraf perkembangan yang berbeda-beda antara negara-negara peserta perjanjian akan mendorong pertumbuhan ekonomi di semua negara peserta TPP, diantaranya ada Vietnam.


Pemacu untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, khususnya bagi cabang tekstil dan produk tekstil

Menurut perhitungan dari para pakar independen, Perjanjian TPP membantu GDP Vietnam mencapai lagi 23,5 miliar dolar Amerika Serikat pada tahun 2020 dan menjadi 33,5 miliar dolar Amerika Serikat pada tahun 2025. Bersamaan itu, ekspor akan meningkat lagi 68 miliar dolar Amerika Serikat pada tahun 2025. Pengurangan tarif impor menjadi 0% di pasar-pasar besar seperti Amerika Serikat, Jepang dan Kanada akan turut menciptakan pemacu besar terhadap aktivitas ekspor Vietnam. Semua barang ekspor penting seperti tekstil dan produk tekstil, alas kaki, hasil perikanan dan lain-lain banyak kemungkinan akan mengalami perkembangan melompat dalam nilai ekspor ke pasar-pasar ini. TPP akan juga menciptakan syarat yang kondusif kepada Vietnam untuk menyerap investasi dari badan-badan usaha, grup ekonomi dan badan-badan usaha besar dari negara-negara anggota TPP, terutama di bidang yang punya kadar teknologi tinggi dan punya nilai pertambahan tinggi. Salah satu cabang yang mencapai paling banyak keuntungan ialah tekstil dan produk tekstil. Ibu Dang Phuong Dung, Sekretaris Jenderal Asosiasi Tekstil dan Produk Tekstil Vietnam memberitahukan: “TPP adalah perjanjian yang bersifat abad, memberikan banyak kepentingan kepada para badan usaha Vietnam pada umumnya, diantaranya ada badan-badan usaha tekstil dan produk tekstil Vietnam pada khususnya. Terhadap  perjanjian-perjanjian FTA atau TPP  kalau ditandatangani senantiasa memberikan kepentingan-kepentingan pertama yaitu mendapat pengurangan tarif bagi barang impor, kongkritnya ialah cabang tekstil dan produk tekstil”.


Kesempatan tiba bersama dengan tantangan

Dengan nilai ekspor-impor  yang dicapai oleh negara-negara TPP sebanyak 230 miliar dollar Amerika Serikat, diprakirakan, partisipasi dalam perjanjian ini akan membantu Vietnam meningkatkan pertumbuhan perdagangan sebanyak dari 20 sampai 30%. Agar supaya bisa mencapai keuntungan sebaik mungkin dari TPP, berhasil memanfaatkan semua keunggulannya setelah berintegrasi, maka pertama-tama Vietnam harus mengubah kebijakan dan undang-undang untuk mendorong pengembangan semua cabang yang punya keunggulan relatif. Bagi cabang-cabang yang akan mendapatkan keuntungan setelah TPP mulai berlaku seperti tekstil dan produk tekstil, hasil perikanan, hasil pertanian dan lain-lain, perlu memproaktifkan faktor tenaga kerja, permodalan, pertanahan dan semua sumber daya alam lainnya. Sedangkan, bagi cabang-cabang yang kurang unggul seperti peternakan, kehutanan, industri dan lain-lain, harus melakukan rekonstrukturisasi untuk lebih meningkatkan produktivitas dan hasil-gunanya.

Perjanjian TPP mengeluarkan patokan-patokan tinggi, komitmen-komitmen yang intensif dan ekstensif, syarat pelaksanaanya ketat  baik terhadap perdagangan dan investasi saja, maupun terhadap bidang-bidang yang baru dan penting seperti kepemilikan intelektual, politik persaingan, badan usaha milik Negara, pembelanjaan Pemerintah, tenaga kerja, lingkungan hidup dan lain-lain sehingga menuntut kepada perekonomian Vietnam supaya mempercepat rekonstrukturisasi internal. Doktor Vo Tri Thanh, mantan Wakil Kepala Institut Penelitian Pengelolaan Ekonomi Pusat mengatakan: “Sebagian besar bab-bab dalam perjanjian TPP bersangkutan dengan kebijakan  di dalam masing-masing negara dan di belakang garis perbatasan. Masalahnya ialah non tarif, kebijakan, penyesuaian dan lain-lain merupakan rintangan-rintangan terhadap perdagangan dan investasi paling besar. Oleh karena itu, masih bergantung pada sampai di mana  Vietnam melakukan reformasi, maka  sampai di situ pula Vietnam mencapai kepentingan-kepentingan dari TPP akan datang ke situ. Reformasi itu harus meliputi masalah-masalah yang bersangkutan dengan institusi, berkaitan dengan program-program rekonstruksi tidak berat yaitu investasi publik, badan usaha milik negara dan semua organisasi perkreditan, memperbaiki lingkungan investasi, bisnis,  mengalokasikan sumber daya yang lebih efektif untuk menyempurnakan institusi ekonomi pasar”.


Cepat mempersiapkan pelaksanaan perjanjian

Ketika menilai pengaruh-pengaruh yang ditimbulkan oleh perjanjian TPP, Menteri Industri dan Perdagangan Vietnam, Vu Huy Hoang menyatakan bahwa perjanjian TPP akan turut meningkatkan posisi Vietnam di kawasan maupun di dunia. Mengalami waktu 5 tahun usaha keras melakukan perundingan, sampai ketika berakhir dan penandatanganan secara resmi, isi perjanjian ini tetap mempertahankan kepentingan-kepentingan semua peserta, diantaranya ada warga dan badan usaha Vietnam. Walaupun sebagai negara yang memperoleh paling banyak kepentingan dari TPP, akan tetapi sejak sekarang, Vietnam harus mempersiapkan secara baik semua persyaratan sebelum perjanjian resmi menjadi efektif. Menteri Vu Huy Hoang menekankan: “Pertama ialah harus menginformasikan dan menyosialisasikan semua isi perjanjian kepada komunitas badan usaha yang menjadi obyek dan melaksanakan semua komitmen itu untuk memanfaatkan prioritas yang diberikan oleh perjanjian ini. Bersamaan itu, berinisiatif menghadapi semua tantangan. Kedua ialah menyempurnakan kerangka hukum, terus memberlakukan beberapa undang-undang baru atau menambah dan merevisi beberapa undang-undang yang belum sesuai. Ketiga ialah pekerjaan pelaksanaannya, instansi industri dan perdagangan harus menjadi pelopor dalam melaksanakan isi perjanjian, melakukan koordinasi erat dengan semua kementerian dan instansi untuk melaksanakan komitmen. Bersamaan itu menciptakan syarat yang kondusif kepada partisipasi komunitas badan usaha secara efektif”.

Direncanakan, setelah tahun 2018 perjanjian TPP akan dilaksanakan. Segera setelah perjanjian ini resmi ditandatangani, untuk memenuhi keinginan komunitas badan usaha dan warga, para penentu kebijakan Vietnam telah melakukan gerak-gerik yang positif dan efektif untuk  tidak melepaskan “kesempatan emas” untuk Tanah Air pada periode integrasi. 


Komentar

Yang lain