Perlawatan untuk memperkokoh posisi Rusia di kawasan Timur Tengah

(VOVworld) – Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengakhiri kunjungan singkat di kawasan Timur Tengah dengan tiga tempat persinggahan yaitu Israel, wilayah Palestina dan Kerajaan Yordania untuk berbahas tentang situasi di Suriah dan Iran serta prospek mengusahakan solusi damai bagi bentrokan Israel – Palestina. Walaupun hanya berada selama 48 jam di “kancah api” dunia ini, tetapi kunjungan kerja yang dilakukan Kepala Istana Kremlin tersebut telah menyampaikan pesan yang jelas yaitu menegaskan pergeseran yang kuat dalam politik hubungan luar negeri Rusia guna memperkokoh kembali posisinya di kawasan Timur Tengah – Afrika Utara dan memberikan harapan baru bagi perdamaian Timur Tengah. 

Perlawatan untuk memperkokoh posisi Rusia di kawasan Timur Tengah - ảnh 1
Presiden V.Putin dan PM Israel Benjamin Netanyahu
(Foto: Reuters)

Tempat persinggahan pertama dalam perlawatan yang dilakukan Presiden Rusia Vladimir Putin ialah Israel. Segera setelah tiba di Israel, kunjungan ini telah mendapat perhatian khusus dari media massa. Karena menurut agenda, di samping semua masalah kerjasama bilateral, Presiden Vladimir Putin akan melakukan pembicaraan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tentang serentetan masalah panas seperti proses perdamaian di Timur Tengah, masalah nuklir Iran dan krisis di Suriah.

Rusia adalah sekutu dekat Iran dan Suriah, dua negara yang dianggap bermusuhan dengan Israel, oleh karena itu para analis politik menganggap bahwa dipilihnya Tel Aviv sebagai tempat persinggahan pertama dari Kepala Istana Kremlin ini juga mengandung banyak maksud tersembunyi. Pertama-tama, Moskwa ingin mengusahakan dukungan dan meninjau reaksi dari semua pihak tentang cara menangani masalah Suriah yang dilakukan Rusia, khususnya dari pihak Israel. Sudah sejak lama, Tel Aviv dan Moskwa mempunyai hubungan ekonomi, sosial budaya yang intensif pada saat ada kira-kira satu juta orang eks-Unisoviet sedang tinggal di Israel. Akan tetapi hubungan politik antara dua negara selalu menjadi tegang karena Israel sebenarnya berada dalam poros konektivitas bersama dengan beberapa negara Arab anti Uni-soviet. Oleh karena itu, dengan memilih kawasan yang panas ini dalam kunjungannya, Presiden Vladimir Putin ingin menekankan arti pentingnya kawasan Timur Tengah dalam sistim prioritas-prioritas politik hubungan luar negeri Moskwa. Dan di atas segala-galanya ialah kepentingan ekonomi. Pada tahun 2011, nilai perdagangan bilateral antara dua negara mencapai kira-kira USD 3 miliar dan sedang punya prospek untuk terus naik secara drastis. Israel juga merupakan negara adi kuasa teknologi yang sedang dituju Rusia guna melaksanakan program pengembangan perekonomian kreatif, yang kongkritnya ialah proyek zona teknologi tinggi Skolkovo yang mulai digelarkan. 

Perlawatan untuk memperkokoh posisi Rusia di kawasan Timur Tengah - ảnh 2

Presiden V.Putin dan PM B.Netanyahu membahas banyak masalah
(Foto: xaluan.com)

Pada pihaknya, Israel juga ingin bersandar pada kepentingan Moskwa untuk membantu Tel Aviv mengeksploitasikan daerah-daerah yang mengandung gas bakar alam di daerah Laut Tengah. Oleh karena itu, walaupun di antara dua negara masih ada perselisihan tentang beberapa masalah interenasional, namun pertemuan kali ini merupakan kesempatan yang amat penting bagi dua pihak untuk melakukan perbahasan pada tingkat tinggi supaya lebih mengerti satu sama lain. Pada kenyataannya, segala yang telah tercapai telah melampaui harapan. Hubungan kerjasama Rusia – Israel telah didorong kuat di bidang energi, pertanian, farmasi dan industri angkasa luar. Kongkritnya ialah pada waktu mendatang, Rusia akan membuka satu pusat sistim alokasi satelit di Israel pada tahun 2013 dan membeli sejumlah pesawat terbang tanpa awak dari Israel dengan nilai mencapai USD 50 juta.

Perlawatan untuk memperkokoh posisi Rusia di kawasan Timur Tengah - ảnh 3

Presiden V.Putin dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di kota Bethlehem
(Foto: dantri.com.vn)

Sedangkan di kota Bethlehem di Tepian Barat sungai Yordan, ketika melakukan pembicaraan dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, isi perbahasan yang diutamakan Presiden Vladimir Putin ialah mengusahakan solusi politik bagi bentrokan Israel – Palestina. Rusia selalu berpartisipasi secara aktif pada aktivitas Kelompok Kuartet perantara internasional (yang terdiri dari Rusia, Amerika Serikat, Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Uni Eropa) untuk mendorong proses perdamaian di Timur Tengah dengan tujuan terakhir ialah mendirikan Negara Palestina yang satu dan indipenden dengan wilayah yang mencangkup Jerusalem Timur juga. Oleh karena itu, dalam kunjungan kali ini, hal yang selalu ditekankan Presiden Vladimir Putin ialah bersedia mengakui satu Negara Palestina indipenden dan berseru kepada Israel dan Palestina supaya memulihkan kembali semua perundingan dan itulah jalan satu-satunya untuk memecahkan bentrokan. Akan tetapi menurut opini umum, untuk mendorong langkah positif bagi perdamaian Timur Tengah bukan hal yang mudah.

Perlawatan untuk memperkokoh posisi Rusia di kawasan Timur Tengah - ảnh 4

Masalah Israel - Palestina menjadi tema pembicaraan antara Presiden Putin dan Presiden M.Abbas
(Foto: danchimviet.info)

Semua perundingan langsung antara Israel dan Palestina telah dipulihkan pada akhir tahun 2011, namun segera setelah itu terputus karena perselisihan besar antara Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Presiden Mahmoud Abbas. Pihak Tel Aviv selalu bersedia memulihkan perundingan, tetapi menolak semua prasyarat. Sedangkan Presiden Mahmoud Abbas menyatakan bahwa tidak akan ada perundingan jika Israel meneruskan pembangunan zona pemukiman orang Yahudi di Tepian barat dan Jerusalem Barat, wilayah milik Palestina yang diduduki Israel, beserta Jalur Gaza. Oleh karena itu, ketika berada di daerah yang panas ini, Presiden Vladimir Putin telah dengan keras menyatakan sikapnya yaitu: menyambut “pandangan yang bertanggung jawab” dari Presiden Mahmoud Abbas, bersamaan itu mengingatkan bahwa “semua tindakan sepihak sebelum tercapainya solusi damai akhirnya akan kontra produktif”. Pernyataan ini dianggap tidak melukai hati siapa pun, sekaligus memanifestasikan bahwa Rusia telah dan sedang memainkan peranan sebagai penegak perdamaian di Timur Tengah.

Perlawatan untuk memperkokoh posisi Rusia di kawasan Timur Tengah - ảnh 5

Raja Yordania Abdulla Al-Husein.
(Foto: internet)

Tempat persinggahan terakhir dalam kunjungan Presiden Vladimir Putin di Timur Tengah ini ialah Kerajaan Yordania dengan diadakannya pembicaraan dengan Raja Abdulla Al-Husein guna memperkuat hubungan kerjasama ekonomi-perdagangan antara dua negara dan membahas pembangunan pabrik listrik tenaga atom yang dilakukan Rusia di Yordania.

Menurut opini umum, walaupun hanya dalam waktu dua hari saja, tetapi kunjungan yang dilakukan Presiden Vladimir Putin di Timur Tengah telah mencapai banyak hasil yang dinantikan. Selain mengusahakan sumbatan bagi proses perdamaian Timur Tengah, kehadiran Presiden Vladimir Putin di Timur Tengah, dimana ada Suriah, salah satu sekutunya yang dekat, Moskwa telah mengeluarkan pesannya yaitu terus memanifestasikan partisipasi yang kuat dalam mengusahakan solusi bagi krisis politik di Suriah sekarang. Di tambah lagi, kunjungan tersebut juga bermaksud mengirim satu pesan tertutup kepada Presiden Amerika Serikat Barack Obama, orang yang belum pernah mengunjungi negara sekutunya yang dekat yaitu Israel di Timur Tengah bahwa Moskwa telah dan sedang menegakkan diri satu posisi yang mantap di wilayah yang strategis ini./.

Komentar

Yang lain