Permufakatan yang komprehensif tentang masalah nuklir Iran: target yang sulit tercapai

(VOVworld) – Menurut rencana, pada Selasa (18 Februari), di Wina (Austria), Iran dan Kelompok P5+1 (terdiri dari Inggris, Perancis, Amerika Serikat, Rusia, Tiongkok plus Jerman) mulai melakukan kembali perundingan tentang masalah nulir Iran untuk mencapai permufakatan yang komprehensif dan berjangka panjang. Akan tetapi, semua yang berlangsung menjelang peristiwa penting ini memperlihatkan bahwa ini akan menjadi satu perundingan yang rumit, berkepanjangan dan tidak ada kepastian akan memberikan hasil-hasil yang diinginkan masing- masing fihak. 

Permufakatan yang komprehensif tentang masalah nuklir Iran: target yang sulit tercapai - ảnh 1
Menlu Didier Burkhalter (kiri) berjabatan  tangan
dengan Menlu Iran Mohammad Javad Zarif
 pada perundingan  tentang program nuklir  Iran  di Jenewa
, Swiss
(Foto: vietnam.vn)

Ini merupakan perundingan tingkat tinggi pertama antara Kelompok P5 plus 1 dengan Iran sejak dua fihak menandatangani permufakatan nuklir sementara pada 24 November tahun 2013. Putaran perundingan itu akan memakan waktu beberapa hari yang dipimpin oleh Wakil senior urusan Hubungan Luar Negeri Uni Eropa, Ibu Catherine Ashton.

Pesimisme yang menyelubungi  perundingan

Menjelang perundingan, semua fihak telah mengajukan penilaian yang menyangsikan kemungkinan mencapai hasil positif untuk meredakan kecemasan- kecemasan dari komunitas internasional tentang Iran yang sedang mencari cara mengembangkan senjata nuklir-masalah yang selalu dibantah oleh Iran. Seorang pejabat senior Pemerintah Amerika Serikat mengakui bahwa proses mengusahakan satu permufakatan berjangka panjang untuk membatasi program nuklir Iran yang kontroversial selama  berpuluh - puluh tahun  ini tidah mudah.

Sementara itu, kalangan pemimpin Iran juga  tidak menunjukkan optimisme  akan proses ini, Pemimpin rokhani Iran, Ayatollah Ali Khamenei memprakirakan bahwa semua perundingan dengan semua negara  adi kuasa  di dunia tentang program nuklir Teheran  akan tidak mencapai hasil manapun. Penilain Ali Khamenei merupakan satu peringatan terhadap Washington tentang bahaya mengalami kegagalan. Ayatollah Ali Khamenei juga beranggapan bahwa masalah nuklir Iran hanya merupakan satu dalih Amerika Serikat saja dan Washington akan tidak menghentikan permusuhan terhadap Teheran.

Menlu Iran, Mahammad Javad Zarif mengatakan bahwa tantangan yang paling besar ialah situasi kurang kepercayaan antar-pihak terkait

Sepandangan dengan kalangan pejabat dua pihak, menurut banyak analis, peluang menandatangani satu permufakatan komprehensif dan berjangka panjang adalah sangat rendah: Belum sampai 10%. Bahkan, kalangan peninjau juga beranggapan bahwa sampai saat ini, satu permufakatan sementara tetap dianggap sebagai opsi yang paling mungkin yang bisa dicapai Barat dalam proses memecahkan masalah nuklir Iran.

Perbedaan pandangan masalah kunci yang berpengaruh terhadap perundingan

Kontradiksi yang keras antara Teheran dan Barat ditambah dengan tentangan darifaksi oposisi di masing-masing pihak merupakan ancaman permanen yang dianggap bisa meledak pada kapanpun dalam proses perundingan.

Menurut perunding nuklir Iran, Hamid Baeedinejad, isi perundingan antara Teheran dengan semua negara adi kuasa berfokus pada pesawat sentrifugal  mutakhir dan reaktor  nuklir air berat Arak yang sedang  berada dalam proses pembangunan.

Barat merasa cemas akan reaktor nuklir air berat Arak karena Teheran bisa memurnikan plutonium  untuk membuat bom nuklir. Namun, perunding  nuklir Iran, Hamid Baeedinejad menegaskan bahwa Iran dengan tegas tidak bisa  menyetujui untuk menganulir hak mengganti pesawat sentrifugal yang sekarang ada dengan  pesawat-pesawat sentrifugal baru  dan  modern.

Sementara itu, sepekan sebelum perundingan, kalangan pejabat Iran juga memperingatkan bahwa mereka akan tidak berkompormi tentang satu masalah yang paling sulit. Majid Takhte Ravanchi, seorang pejabat perunding nuklir Iran menegaskan bahwa Iran akan tidak sepakat menutup semua instalasi nuklir manapun.

Semua perundingan antara Iran dengan Kelompok P5 plus 1 belangsung di Wina (Austria) dari 18 Februari setelah dua fihak telah mencapai permufakatan sementara pada November tahun 2013. Sejak itu, dari 20 Januari lalu, Iran dan semua negara adi kuasa telah mulai melaksanakan permufakatan sementara ini, menurut-nya Iran sepakat menurunkan atau membekukan beberapa aktivitas nuklir pada bulan Juni sebagai pengganti Barat menurunkan sanksi sekarang ini dan tidak memaksa sanksi yang baru./.
Pada pihaknya, semua negara Barat tampaknya tidak berniat mengubah pandangan yaitu Iran harus menghapuskan bagian-bagian yang paling berbahaya  dalam program nuklir.

Dalam menghadapi perselisihan-perselisihan mendalam tersebut, setibanya di Wina (Austria) untuk mempersiapkan putaran perundingan baru dengan Kelompok P5+1, Menlu Iran, Mahammad Javad Zarif telah mengimbau kepada semua pihak supaya bersama semua memanifestasikan tekat politik agar perundingan mencapai sukses. Menurut dia, permufakatan sementara tentang masalah nuklir Iran yang telah dicapai oleh dua pihak pada bulan November 2013 lalu merupakan satu langkah positif dan perlu dilaksanakan secara tuntas. Sudah tentu, tetap masih ada beberapa masalah yang perlu diperjelas dan menuntut kepada semua pihak supaya memecahkan-nya secara  layak dalam proses perundingan. 

Perselisihan mendalam antara Iran dan Barat jelaslah akan menimbulkan pengaruh negatif  terhadap hasil perundingan nuklir. Oleh karena itu, permufakatan nuklir komprehensif dan berjangka panjang tetap merupakan hal yang masih jauh ketika semua pihak tidak mau mengubah arah mendekati masalah dan tidak  mau berkompromi./.


Komentar

Yang lain