Perspektif ekonomi Jepang yang bernama Abenomics

(VOVworld) – Pada Selasa (29 Oktober), di Tokyo, ibu kota Jepang, Dana Moneter Internasional (IMF) mengadakan lokakarya tentang “Abenomics” (atau disebut kebijakan- kebijakan ekonomi Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe). Setelah kira-kira dua dekade  tenggelam di dalam situasi deflasi, perekonomian yang pada suatu waktu pernah menduduki posisi kedua di dunia sedang memasuki satu reformasi kuat dan Abenomics diharapkan akan menjadi satu obat yang mujarab yang bisa membawa negeri Jepang lepas dari orbit pertumbuhan yang lemah.  

Perspektif ekonomi Jepang  yang bernama Abenomics - ảnh 1
Perdana Menteri Jepang,  Shinzo Abe.
(Foto: dddn.com.vn )


  Abenomics merupakan satu rencana reformasi ambisius yang  diajukan PM Shinzo Abe segera setelah  dipilih kembali menjadi PM. Sama sekali berbeda dengan kebijakan-kebijakan ekonomi yang diterapkan  oleh para pemimpin sebelumnya, Abenomics dimisalkan  sebagai satu “terapi kejutan ” yang diramu dengan tiga titik berat, yaitu mendorong perbelanjaan publik, melonggarkan moneter dan pertumbuhan yang intensif dan ekstensif. Rencara pemulihan ekonomi yang ambisius ini seperti pernah dikatakan Shinzo Abe pada waktu  mulai mencalonkan diri, akan menjadi kesempatan baik bagi Jepang untuk mempertahankan kekuatan di gelanggang internasional. Abenomics juga  mendapat perhatian  besar dari opini umum dunia, karena kalau rumus yang disebut Abenomics ini mencapai sukses, maka ia tidak hanya mendatangkan kepentingan bagi negara Jepang saja, melainkan juga menjadi tenaga pendorong bagi pertumbuhan global.

  Latar belakang kelahirannya

Kalau meninjau kembali semua perkembangan selama dua dekade ini di Jepang, sejak gelembung di pasar real estate dan bursa efek pecah pada awal tahun-tahun 90-an semua perusahaan Jepang telah berfokus pada memangkas utang dan memindahkan produksi ke luar negeri. Gaji tidak naik, atau naik dengan lambat sekali, sehingga membuat para konsumen harus memperketat ikat pinggang perbelanjaannya. Hal ini mengakibatkan kehilangan dua dekade yang dialami Jepang dengan laju pertumbuhan GDP hampir sama dengan  nol. Ditambah lagi, musibah gempa bumi, tsunami  dan krisis nuklir pada tahun 2011 membuat situasi ekonomi di negara ini  bertambah  jelek. Pada latar belakang itu, untuk bisa menciptakan pertumbuhan di satu negara yang  jumlah penduduknya  mengalami penuaan  telah menjadi satu tugas yang amat sulit dan itulah alasannya yang membuat banyak PM harus mengundurkan diri. Justru PM Shinzo Abe sendiri pernah mengalami kegagalan pada tahun 2006 dengan masa bakti pertama selama 12 bulan saja. Akan tetapi, sampai sekarang, dengan rencana yang berani ini, kalau Abenomics sukses juga menjadi syarat yang memberikan jaminan bagi PM ke-6 di  Jepang  selama 6 tahun ini untuk  bisa tenang memegang kekuasaan.

Efektivitas permulaan

Belum bisa bicara lebih dulu tentang efektivitas Abenomics, akan tetapi, jelaslah bahwa sampai  saat ini, kemenangan pertama yang dihasilkan oleh Abenomics yalah ia telah menciptakan kepada rakyat kesan punya harapan pada regenerasi yang kuat  dari perekonomian. Hasil jajak pendapat yang dilakukan Kantor Berita Kyodo memperlihatkan: 65 persen orang yang ditanya telah menyatakan harapan bahwa kebijakan Abenomics akan mendatangkan efektivitas. Harapan itu telah meledak di bursa efek negara ini dengan kenaikan-kenaikan nilai rekor, bertentangan dengan warna suram di bursa efek kawasan dan dunia.

Terhitung secara umum, indeks Topix dari bursa efek Jepang telah naik  dengan jumlah total 61 persen setelah dalam waktu setahun sejak PM Shinzo Abe terpilih kembali menjadi PM. Kebijakan melonggarkan moneter dan menaikkan perbelanjaan publik juga turut menurunkan nilai mata uang Yen (JPY) di pasar valas. Untuk pertama kalinya selama 4 tahun ini, mata uang Amerika Serikat USD melampui puncak JPY 100, naik kira-kira 30 persen terbanding dengan tahun 2012. Berkat  kurs mata uang Yen, maka bidang ekspor juga mengalami perubahan yang menggembirakan, diantaranya cabang-cabang produksi utama di negara ini yalah mobil dan elektronik juga dapat menikmati kepentingan paling banyak ,karena ada harga yang lebih murah di pasar-pasar asing. Untuk bisa mendorong lebih lanjut lagi kebijakan-kebijakan ekonomi, Pemerintah Jepang telah mengaktifkan pos- pos anggaran- keuangan sebesar lebih dari  JPY 92 triliun (sama dengan USD 906 miliar) untuk tahun fiskal 2013.

 PM Shinzo Abe juga berkomitmen mendorong investasi pada sektor swasta dan aktivitas badan- badan usaha, menyusun program perkembangan ekonomi untuk 5 tahun mendatang. Pemerintah mengajukan berbagai target kongkrit, misalnya selama 3 tahun mendatang, total modal investasi untuk badan usaha bertambah 10 persen menjadi  JPY 70 triliun (sama dengan kira-kira USD 700 miliar) dan meningkatkan pendapatan total perkapita bertambah menjadi lebih dari JPY 1,5 juta dari tarap kira-kira JPY 3,8 juta pada tahun 2012 dalam waktu 10 tahun mendatang. Bersamaan dengan itu yalah menurunkan kuat pajak pendapatan badan usaha, melakukan reformasi hukum dan membentuk sistem-sistem baru.

Manfaat sampingan

Akan tetapi, menurut penilaian para analis dan ekonom, suatu rencana reformasi manapun juga diiringi oleh bermacam-macam pendapat dan kecemasan. Menurut IMF, kebijakan Abenomics sedang menghadapi banyak resiko, diantaranya ada pengaruh dari kenaikan perbelanjaan publik dengan segunung utang raksasa, yang sedang  menjadi besar  yang berlipat dua kali  terbanding dengan skala perekonomian Jepang dan inflasi yang lebih tinggi yang bisa meningkatkan suku bunga, dari situ meningkatkan  biaya kredit.

Walaupun demikian, IMF tetap masih mengeluarkan penilaian yang optimis ketika menyatakan bahwa perekonomian yang besarnya nomor dua di dunia ini akan terus mengalami pemulihan pada waktu mendatang karena semua perancangan dan proyek publik berskala besar dan meningkatkan kebutuhan di luar negeri. Pertumbuhan yang terus-menerus bisa membantu Pemerintah pimpinan PM Shinzo Abe meningkatkan pajak konsumsi sejak tahun 2014 dan ada banyak kemungkinan Pemerintah akan bisa mencapai target pertumbuhan 2,5 persen dalam tahun fiskal 2013, terhitung sampai dengan Maret 2014. Dengan langkah- langkah yang sedang dilaksanakan PM Shinzo Abe, opini umum bisa berharap perekonomian Jepang akan berangsur-angsur “memasuki jalan pemulihan yang komprehensif”./.


Komentar

Yang lain