Pesan Kuat Donald Trump pada Hari Pertama Dilantik Menjadi Presiden

(VOVWORLD) - Pada hari Senin (20 Januari), Donald Trump resmi dilantik menjadi Presiden ke-47 dalam sejarah Amerika Serikat (AS). Pada hari pertama kembali ke Gedung Putih, pemimpin AS mengeluarkan serangkaian pesan dan perubahan kebijakan yang kuat.

Upacara pelantikan Presiden AS Donald Trump berlangsung pada Senin siang (20 Januari), waktu setempat, di gedung Gedung Kapitol di Washington D.C. Ini untuk kedua kalinya Donald Trump memegang jabatan tertinggi AS, setelah masa baktinya sebagai presiden pertama dari tahun 2016-2020.  

“Era Emas” bagi AS

Dalam pidato pertama setelah dilantik, Presiden AS Donald Trump menyatakan untuk memulai Era Emas bagi AS. Menurut Donald Trump, kemenangannya dalam pilpres AS tahun lalu untuk kembali di Gedung Putih adalah sesuatu yang sangat sedikit orang percaya bisa berlangsung, namun kemenangan ini menunjukkan bahwa AS adalah negara dari “hal-hal yang tidak terbayangkan” dan “hal yang paling baik dilakukan orang AS ialah melakukan hal yang tidak terbayangkan.” Presiden baru AS menegaskan bahwa pemerintah baru pimpinannya akan terus melaksanakan “hal-hal yang tidak terbayangkan” itu guna membawa AS kembali ke posisi yang dihormati di seluruh dunia. Donald Trump juga mengimbau rakyat AS supaya mendapatkan kembali kepercayaan bahwa empat tahun masa jabatannya yang mendatang akan menjadi empat tahun yang paling hebat dalam sejarah AS.

“AS akan sekali lagi menganggap dirinya sebagai negara yang sedang membesar, satu negara yang meningkatkan kemakmuran, memperluas wilayahnya, membangun kota-kota, meningkatkan harapan masyarakat, dan membawa bendera nasional AS ke cakrawala baru yang indah”.

Pesan Kuat Donald Trump pada Hari Pertama Dilantik Menjadi Presiden - ảnh 1Presiden AS Donald Trump berbicara setelah dilantik sebagai Presiden di Washington D.C, 20 Januari 2025. (Foto: REUTERS/VNA)

Juga dalam pidato pelantikan, Donald Trump menegaskan bahwa dia akan melaksanakan serentetan kebijakan yang gigih segera detik pertama untuk mengubah negara AS, mulai dari mengerahkan serdadu hingga melindungi perbatasan di sebelah Selatan, mengusir jutaan migran ilegal, dan merebut kembali pengontrolan oleh AS atas Terusan Panama, mengganti nama Teluk Meksiko menjadi Teluk Amerika, dan sebagainya.

Untuk membuktikan semua pernyataan, segera setelah kembali di Gedung Putih setelah upacara pelantikannya, Presiden AS Donald Trump telah menandatangani hampir 100 dekrit eksekutif yang terkait dengan berbagai bidang. Yang patut diperhatikan ialah Trump telah memutuskan untuk menarik AS dari Perjanjian Paris 2015 tentang iklim, hal yang pernah dilakukannya pada masa jabatan sebelumnya. Donald Trump juga menarik AS dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Mengenai keamanan perbatasan dan imigrasi, Trump menyatakan keadaan darurat nasional di daerah perbatasan dengan Meksiko, melalui itu membolehkan tentara AS untuk menyelesaikan pembangunan tembok perbatasan dan menggelar pasukan reguler ke daerah tersebut.

Mengenai tarif, Presiden Donald Trump telah menandatangani sejumlah dekrit tentang pengenaan pajak sebesar 25% terhadap semua produk yang diekspor ke pasar AS dari Kanada dan Meksiko, dan mengenakan pajak impor tambahan sebesar 10% terhadap barang-barang dari Tiongkok. Selain itu, Presiden baru AS juga menandatangani dekrit untuk memfasilitasi eksploitasi minyak, menghentikan prioritas untuk kendaraan listrik, dan memperpanjang waktu operasi jejaring sosial Tik Tok di AS guna menciptakan kondisi yang kondusif bagi perusahaan induk ByteDance dalam menarik diri modalnya dari aplikasi ini .

Dampak-dampak yang sulit diduga

Menurut kalangan pengamat, serangkaian dekrit eksekutif yang ditandatangani Donald Trump pada hari pertama dilantik menciptakan perubahan-perubahan besar, bahkan ada pembalikan, dalam kebijakan AS, baik di dalam negeri maupun luar negeri dan yang menimbulkan dampak-dampak yang bersifat global.

Pesan Kuat Donald Trump pada Hari Pertama Dilantik Menjadi Presiden - ảnh 2Presiden Donald Trump menandatangani dekrit eksekutif segera setelah pelantikannya di Washington pada tanggal 20 Januari. (Foto: Reuters)

Penarikan diri AS, salah satu negara penghasil emisi terbesar di dunia, dari Perjanjian Iklim Paris dan penguatan eksploitasi, penggunaan bahan bakar fosil tentu akan berdampak terhadap perjuangan penanggulangan perubahan iklim sekarang di dunia. Banyak pakar yang sedang menghadiri Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos, Swiss, menganggap bahwa ketika AS menarik diri dari Perjanjian Paris, banyak negara lain juga akan mengurangi kontribusi keuangan iklim atau memperpanjang peta jalan tentang pengurangan emisi. Hal ini menjadi kekhawatiran dalam konteks negara-negara harus mengajukan naskah Kontribusi yang ditentukan secara Nasional (Nationally Determined Contribution/NDC), di antaranya menunjukkan dengan jelas komitmen dan peta jalan dalam mengurangi emisi, kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa pada awal tahun ini. Pakar lingkungan Pranshu Singhal, CEO Karo Sambhav, satu organisasi lingkungan India di bidang ekonomi sirkular dan pembangunan yang berkelanjutan, menilai:

“Saya pikir bahwa perubahan terbesar yang sedang berlangsung, khususnya di bidang iklim, ialah orang-orang bertanya-tanya sendiri apa yang terjadi terhadap kebijakan-kebijakan, apa yang akan terjadi terhadap peraturan-peraturan di masa depan, apakah kita akan terus maju? Itulah pertanyaan besar.”

Banyak pemimpin negara-negara dan organisasi internasional juga memberikan reaksi yang hati-hati terhadap perubahan-perubahan kebijakan cepat dari AS pada hari pertama Donald Trump memegang kembali kekuasaan, khususnya keputusan-keputusan untuk menarik diri dari berbagai organisasi internasional dan mekanisme multilateral atau peningkatan tekanan perdagangan pada para mitra ekonomi.

Komentar

Yang lain