Suriah menghadapi kartu senjata kimia

  (VOVworld) - Setelah berkali-kali melakukan perundingan, pemerintah pimpinan Presiden Suriah, Bashar al-Assad  akhirnya telah setuju  membolehkan para inspektor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) datang melakukan investigasi di tiga tempat yang dicurigai pernah ada senjata kimia yang sedang digunakan. Tujuan investigasi tersebut  hanya menyimpulkan apakah senjata kimia  digunakan di Suriah atau tidak, jadi tidak memperhatikan siapa yang  telah menggunakan-nya. Akan tetapi, semua yang  berlangsung di Suriah selama dua hari ini membuat opini umum mencemaskan bahwa ada kekuatan yang sengaja menyalahgunakan kedok senjata kimia untuk menciptakan dalih guna melakukan intervensi  lebih dalam terhadap negara di Timur Tengah ini.

 Suriah menghadapi kartu senjata  kimia - ảnh 1
Negara-negara Barat menuduh Suriah menggunakan senjata kimia.(Ilustrasi)
(Foto:nld.com.vn )

  Delegasi inspektor PBB yang dipimpin oleh seorang pakar Swedia, Aake Sellstroem telah datang di Damaskus, ibu kota Suriah pada 18 Agustus dengan pernyataan melakukan investigasi secara independent dan  adil. Menurut rencananya, semua inspektor akan melakukan inspeksi di tiga tempat. Yang pertama yalah Khan A al-Assal, tempat di mana Pemerintah Suriah menuduh pasukan pembangkang yang menggunakan senjata kimia, sehingga menewaskan 26 orang pada 19 Agustus  ini, sementara itu faksi oposisi beranggapan bahwa Pemerintah telah melakukan serangan. Dua tempat sisanya yang diinspeksikan dibocorkan oleh PBB. Investigasi yang dilakukan PBB berlangsung pada latar belakang organisasi ini telah mendapat 13 laporan, sebagian besarnya dari Inggris, Perancis dan Amerika Serikat tentang kasus-kasus penggunaan senjata kimia di Suriah. Meskipun tidak diumumkan secara luas, akan tetapi tampaknya opini umum juga bisa memprakirakan apa yang diungkapkan dalam laporan-laporan  ini. Perancis  memastikan bahwa gas sarin telah digunakan berkali-kali dan dalam skala lokal di Suriah. Sementara itu, Gedung Putih  mengeluarkan tuduhan  yang mencurigai Pemerintah Suriah menggunakan senjata ini. Washington pernah terus-terang memberikan peringatan  bahwa penggunaan senjata kimia yang dilakukan Pemerintah Suriah  akan menjadi tindakan yang melampaui  garis merah dan memaksa komunitas internasional harus melakukan intervensi  militer. 

Meskipun menuduh bahwa Suriah memiliki  berbagai jenis senjata kimia yang  menimbulkan kerusakan terhadap syaraf, akan tetapi sampai sekarang, Amerika Serikat dan Barat masih  belum bisa mengeluarkan  bukti jelas manapun. CIA hanya memprakirakan, Suriah bisa memiliki ratusan liter  senjata kimia dan saban tahun memproduksi  ratusan ton zat kimia  beracun kimia, gudang senjata yang dianggap paling raksasa di Timur Tengah. Dalam menghadapi tuduhan tersebut, Kementerian Luar Negeri Suriah menegaskan  bahwa semua gudang senjata  pembunuh massal  atau jenis senjata yang terlarang manapun yang sedang dimiliki Suriah akan tidak pernah  digunakan untuk menentang penduduk sipil, meskipun krisis mengalami eskalasi sampai di manapun. Semua jenis senjata pembunuh massal  ini akan hanya digunakan dalam kontrol kalau Suriah diserang dari luar. Duta Besar Suriah di PBB, Bashar Ja’afari juga beranggapan bahwa perihal lawan menyebarkan informasi bahwa negara- nya menggunakan  senjata kimia di Suriah hanya  melayani tujuan-tujuan politik sendiri. Sependapat dengan pandangan ini, Rusia juga menuduh beberapa negara Barat sedang sengaja menguar-uarkan masalah senjata kimia di Suriah, bersamaan itu memberikan saran supaya dunia pernah menyaksikan satu kasus intervensi di Irak dengan dalih senjata pembunuh massal, tetapi akhirnya  hanya merupakan dusta yang terang- terangan saja.

Ketika kenyataan tentang cerita senjata kimia di Suriah masih belum jelas, semua negara Barat telah tergesa-gesa menganggap ini sebagai dalih untuk menghapuskan embargo senjata terhadap pasukan  yang beroposisi di Suriah. Dan untuk kali ini, hanya dua hari setelah delegasi inspektor PBB tiba di Suriah, semua aktivis  yang beroposisi di  Suriah telah memuat di jaringan internet gambar-gambar tentang  jenazah korban di peluaran kota Damaskus, bersamaan itu mengatakan bahwa ini adalah korban terbaru, akibat serangan-serangan dengan senjata kimia dari pasukan Pemerintah pada Selasa malam (20 Agustus)  ini. Koalisi Nasional Suriah (SNC) yang beroposisi segera menyerukan kepada Dewan Keamanan PBB supaya mengadakan sidang darurat. Dalam reaksi  yang cepat  luar biasa.

Menteri Luar Negeri Inggris,  William Hague menyatakan bahwa negara ini akan membawa serangan tersebut ke Dewan Keamanan PBB dan berharap supaya semua serangan dengan senjata kimia di Suriah akan menyadarkan kewaspadaan para pendukung Presiden Bashar al-Assad  tentang watak  rezim ini. Sementara itu, Presiden Perancis Francois, Hollande menyerukan kepada para inspektor PBB supaya  datang di tempat terjadi-nya  serangan tersebut. Sementara itu, Tentara Suriah mengingkari tuduhan tersebut dan beranggapan bahwa ini adalah indikasi  tentang kegila-gilaan dan kebingungan dari pasukan penentang  Presiden Bashar al-Asad. Kementerian Luar Negeri Rusia  menilai bahwa semua tuduhan  tampaknya bertujuan mengerosikan semua upaya  dalam menyelenggarakan satu konferensi perdamaian internasional tentang Suriah yang akan diselenggarakan di Jenewa (Swiss) pada waktu mendatang. Perang saudara di Suriah yang  meledak  dari Maret 2011 sampai sekarang telah membuat lebih dari 100.000 orang tewas dan kira-kira 1,8 juta orang lain harus meninggalkan Tanah Air. Pada saat semua upaya kerujukan sedang mengalami kemacetan, maka penyalah-gunaan semua tuduhan menggunakan senjata kimia hanya membuat situasi di Suriah tambah rumit dan merupakan tindakan membakar semua upaya damai./.




Komentar

Yang lain