Tantangan yang dihadapi oleh APEC dalam proses menyatukan perekonomian- perekonomian"

(VOVworld) - Konferensi  Tingkat Tinggi (KTT) APEC  dilangsungkan  selama dua hari 18-19/11 di Manila (ibukota Filipina) dengan dihadiri oleh para pemimpin dari 21 perekonomian anggota. Berlangsung pada latar belakang APEC sedang memperhebat laju integrasi dan pengembangan ekonomi, penguatan konektivitas regional, mekanisme kerjasama yang sekarang sedang menghadapi tantangan seperti perubahan iklim global, terorisme, wabah penyakit, kesenjangan dalam perkembangan sehingga menuntut upauya yang lebih besar  dari negara-negara anggota. 

                                                                                                               

Tantangan yang dihadapi oleh APEC dalam proses menyatukan perekonomian- perekonomian KTT APEC ke 23 di Kuala Lumpur, Malaysia (Ilustrasi). (Foto: baodautu.vn)
Asia-Pasifik sekarang tetap dianggap sebagai kawasan perkembangan yang dinamis dari ekonomi dunia. Kerjasama ekonomi Asia-Pasifik (APEC) pada waktu lalu telah membuktikan hasil-guna  mekanisme ini. Selama 20 tahun ini, proses integrasi  dan pengembangan ekonomi dari negara-negara anggota APEC telah membantu ratusan juta orang di kawasan ini lepas dari kelaparan dan kemiskinan, lapisan menengah meningkat drastis. Menurut kalangan pakar, Asia-Pasifik  sekarang  merupakan kawasan yang punya banyak perjanjian perdagangan  bebas (FTA) yang sedang diperhebat dan hal yang penting ialah diantara perjanjian-perjanjian ini tidak ada bentrokan kepentingan. Ini merupakan instrumen yang efektif dalam mendorong penyatuan kawasan, menciptakan syarat kepada APEC untuk membangun satu lingkungan yang berkesinambungan dan aman, menjamin masa depan perkembangan dan kesejahteran di seluruh kawasan ini. Tantangan-tantangan sekarang  semakin nyata.

Peranan kawasan Asia-Pasifik yang semakin penting dalam peta ekonomi global telah mengajukan tuntutan mendorong cepat proses penyatuan semua perekonomian regional. Berjalan seiringan dengan itu ialah ada banyak tantangan yang harus dihadapi oleh APEC. Selama beberapa tahun ini, pertumbuhan ekonomi global merosot. Asia-Pasifik, meskipun tetap merupakan tenaga pendorong pertumbuhan yang besar di dunia, sedang mengalami pertumbuhan yang melambat. Tahun 2015 adalah tahun ke-3 terus menerus, pertumbuhan perdagangan lebih rendah dari pada pertumbuhan GDP. Kesulitan umum membuat setiap negara harus menghadapi masalah-masalah tertentu. Yaitu situasi pengangguran masih tinggi, ketidak-seimbangan tentang penawaran dan permintaan tenaga kerja yang berketrampilan, ketidak-setaraan gender, ketidakstabilan sosial dan banyak resiko potensial yang lain.    

  Tidak ada pertumbuhan merata antar perekonomian anggota. Beberapa perekonomian sedang mengalami pertumbuhan yang lambat terbanding dengan beberapa tahun yang lalu, bahkan berkembang secara tidak berkesinambungan, sementara itu, beberapa perekonomian yang lain sedang mencapai pertumbuhan yang berangsur-angsur naik. Proses integrasi di kawasan juga menghadapi pagar karena kurang infrastruktur dan ketergantungan yang terlalu banyak pada ekspor barang dagangan di beberapa negara. Beberapa tantangan besar yang lain yalah situasi banyak negara  di kawasan bergantung terlalu banyak pada sumber daya alam, pengaruh dari perubahan iklim, semua kekurangan, kelemahan dan keterbatasan  mengenai infrastruktur. Bersamaan dengan itu yalah  ketegangan  geopolitik dari kawasan Timur Tengah, laut Timur dan Laut Huatung atau munculnya terorisme yang bisa berpengaruh terhadap perdamaian dan kestabilan di kawasan kapanpun. Semua tantangan ini bisa merintangi proses menyatukan semua perekonomian APEC.


 Kamajuan APEC di Manila.


Pada latar belakang situasi ekonomi dan politik internasional rumit seperti itu, maka APEC 2015 dengan dipimpin oleh Filipina telah menemukan pengarahan yang sesuai.APEC 2015 menetapkan pengarahan yang tepat mengenai tema dan prioritas kerjasama dalam APEC. Yaitu memfokuskan upaya dalam menangani perkembangan yang tidak seimbang  antar negara anggota untuk menjamin  supaya semua perekonomian anggota APEC melakukan integrasi dan perkembangan dengan target “tidak ada negara manapun yang tertinggal di belakang”. APEC 2015 kali ini menekankan usaha mendorong pengembangan ekonomi di bidang badan usaha kecil dan menengah, menciptakan syarat yang lebih kondusif lagi kepada badan-badan usaha kecil dan menengah supaya bisa mendekati sumber pinjaman prioritas yang berhasil-guna, menggunakan perdagangan elektronik, melakukan koordinasi dengan badan-badan usaha berskala besar untuk memanfaatkan kesempatan dalam rangkaian nilai global guna berkembang secara berkesinambungan. Disamping itu, untuk bisa menjamin  supaya semua Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) saling menyesuaikan, para pemimpin APEC sepakat bahwa semua FTA harus bersesuaian dengan ketentuan WTO dan mempertahankan transparansi. APEC sepakat melakukan pembentukan mekanisme berbagi informasi dengan semua perjanjian perdagangan yang sedang dirundingkan, dari situ mengumpulkan dan membandingkan informasi dalam semua FTA untuk menjamin tidak terjadi bentrokan antara semua perjanjian.

Semua perkonomian APEC satu hati mengusahakan satu pola pertumbuhan baru dan lebih berkualitas. Menurut-nya, semua perekonomian APEC sepakat mengeluarkan Strategi  penguatan kualitas pertumbuhan APEC, menitikberatkan tiga kriterium penting papan atas dari pertumbuhan kualitas, meliputi penyusunan instuitusi, perkaitan sosial dan pelestarian lingkungan hidup. Dengan dikeluarkannya rencana aksi Boracay mengenai globalisasi badan-badan usaha menengah, kecil dan supra kecil dalam rangkaian pemasokan global, APEC menaruh keeprcayaan pada badan-badan usaha menengah, kecil dan supra kecil yang sepenuhnya bisa mengembangkan peranan sebagai tenaga pendorong baru dari perekonomian, kalau kekuatan ini mendapat syarat-syarat yang kondusif dalam pendekatan modal, agraria dan berbagai input produksi, mendapat kesempatan untuk meningkatkan kemampuan dan melakukan konektivitas rangkaian pemasokan di kawasan.

Perjalanan dari proses penyatuan ekonomi di Asia-Pasifik tetap masih menjumpai banyak kesukaran pada waktu mendatang, menutut upaya yang lebih banyak lagi dari setiap perekonomian anggota. Akan tetapi, semua yang sudah dicapai APEC di Manila (Ibukota Filipina) kali ini dianggap sebagai perubahan penting, menciptakan acuan baru  untuk semua perekonomian anggota pada latar belakang baru.


Komentar

Yang lain