(VOVWORLD) - Para pendengar, kami sangat gembira bertemu kembali dengan para pendengar dalam acara “Kotak Surat Anda” pekan ini. Pada pekan lalu, Program Siaran Bahasa Indonesia menerima 47 surat dan email dari para pendengar yang budiman. Dalam acara “Kotak Surat Anda” hari ini, penyiar Nguyen Ha akan berbincang-bincang dengan para pendengar. Tetapi, seperti biasa, laporan gelombang suara.
Para pendengar yang budiman!, pekan lalu, kami menerima laporan pemantauan siaran radio dari Saudara Rudy Hartono dan Saudara Thedja Haryanto di Kalimantan Barat dari tgl 1 hingga tgl 10 November di frekuensi 12020 Khz dan 9840 Khz dengan SINPO 44444 dan 54544. Dari Jawa Barat, Saudara Minlin mengirim laporan pemantauan siaran radio dari tgl 31 Oktober sampai tgl 03 November dengan SINPO 45444 di frekuensi 12020 Khz. Sementara itu, dari Jakarta, Saudara Eddy Setiawan mengirim laporan pemantauan siaran radio tgl 25 hingga tgl 31 Oktober di dua frekuensi 12020 Khz dan 9840 Khz dengan SINPO 33443 dan 34443. Selain itu, dia juga mengirim permintaan untuk Acara Hadiah Musik pada akhir bulan November. Saudara Martinus Jap, seorang pendengar baru dari Surakarta mengirim laporan pemantauan siaran radio tgl 07 November dengan file video. Laporannya memberitahukan bahwa kualitas gelombang layak stabil di dua frekuensi 12020 Khz dengan SINPO 55345.
Saudara Eko Endri Wijono di Nganjuk mengirim laporan pemantauan siaran radio bulan Oktober dengan file word, selain itu dia juga berbagi informasi tentang makanan-makanan belut di Indonesia. Di samping laporan-laporan pemantauan siaran yang dikirim dari Indonesia, kami juga menerima laporan-laporan dari Saudara Dinglu di Tiongkok, Saudara Rob den Boer di Belanda, Saudara Muhammad Aqeel Bashor di Pakistan, Saudara Eugene Kornykhin di Rusia, Saudara Rantan Kumar Paul dan Anand Mohan di India, dan Saudara Joandri Avila Fernandez di Costa Rica.
Para pendengar yang budiman, sebagai pendengar setia yang selalu memberikan perhatian dan dukungan kepada kami, Saudari Lianana Safitri di Yoyakarta mengirim email setiap hari, isinya berbagi tentang setiap rubrik siaran yang dia ikuti.
Dalam email yang dikirim kepada kami pekan lalu, dia berbagi: “Halo para penyiar VOV5, apa kabar? Hari ini saya mendengarkan siaran tanggal 12 November. Senang sekali mendengar liputan tentang Ibu Nung Tik Huay (maaf kalau tulisannya salah) dari etnis minoritas Thai yang melestarikan lagu-lagu rakyat. Hal itu tidak mudah. Selain harus hafal lagu-lagunya harus mencari orang yang tepat juga untuk "mewariskan" lagu-lagu rakyat. Namun semua kelelahan yang dirasakan terbayar saat UNESCO mengakuinya sebagai warisan budaya tak benda. Lagu-lagu rakyat dari suku Jawa juga banyak. Biasanya lagu-lagu rakyat dinyanyikan anak-anak saat memainkan permainan tradisional. Meskipun ada juga lagu rakyat bagi orang dewasa”.
Dalam satu email yang lain, dia menulis: Pada rubrik "Vietnam, Negeri, dan Rakyatnya" saya kagum dengan acara di Hanoi yang menyediakan Ruang Kreatif. Ruang yang disediakan untuk menggali kreativitas penduduk kota. Ada jalan khusus, taman, dan juga tempat-tempat yang menarik. Saya mau mendapat perkenalan tentang ruang-ruang kreatif ini”.
Satu ruang kreatif yang dibuat dari pabrik lama (Internet) |
Saudari Liana Safitri yang budiman, Kota Hanoi sekarang ada sekitar 120 ruang kreatif, di antaranya ada 33 ruang kreatif milik Negara, 6 ruang kreatif publik, jumlah sisanya milik badan usaha swasta atau individu. Ruang-ruang budaya kreatif di jalan-jalan seperti Jalan lukisan mural Phung Hung, Intisari desa kerajinan Vietnam, Arsitektur budaya Museum Hanoi dan sebagainya. Di samping itu, munculnya berbagai kompleks hiburan dan rekreasi di dalam berbagai pabrik lama di Kota Hanoi seperti Circle-Punck di Pabrik Tekstil Dong Xuan, 282 Workshop dari Pabrik pengolahan minyak lama Long Bien, atau Distrik jalan kereta api 4.0 di Pabrik kereta api Gia Lam dan sebagainya juga menjadi ruang-ruang kebudayaan, kesenian dan kekreartifan untuk para pemuda. Kota Hanoi menciptakan syarat maksimal bagi ruang-ruang ini untuk berkembang, berdasarkan menjamin efektivitas, mengharmoniskan kepentingan antarpihak dan menyumbangkan perkembangan sosial-ekonomi Ibukota.
Wisatawan Indonesia berfoto di Desa Quang Phu Cau |
Demikian permintaan saudari Masitha Mahsa dalam surat yang dikirim kepada kami pekan lalu. Saudari Masitha Mahsa yang budiman, Desa dupa Quang Phu Cau (atau desa kerajinan membuat tangkai dupa Quang Phu Cau), Kecamatan Quang Phu Cau, Kabupaten Ung Hoa, jauhnya sekitar 35 Km dari Jantung Ibukota Hanoi ke sebelah Selatan. Kerajinan membuat dupa tradisional sudah ada selama 100 tahun lebih di sini dengan produk utama ialah tangkai dupa. Kemudian, untuk melayani kebutuhan pasar, warga di sana membuat lagi beberapa produk seperti dupa komersial, tusuk gigi bambu, tusuk sate, atau sapu bambu. Produk buatan Desa Quang Phu Cau dijual di berbagai provinsi dan kota di dalam negeri dan juga dijual ke negara asing.
Para pendengar yang budiman, sampai di sini sudah diakhiri acara Kotak Surat Anda pekan ini. Untuk mendengar dan membaca kembali program siaran kami, silakan Anda mengakses website:
www.vovworld.vn atau
www.vov5.vn. Untuk semua pertanyaan mohon bersurat ke alamat email:
Indonesia.vov5@gmail.com atau alamat pos: Jalan Ba Trieu, Nomor 45, Distrik Hoan Kien, Kota Hanoi, Vietnam.
Pada beberapa tahun belakangan ini, ketika melihat kebutuhan yang semakin banyak untuk mengunjungi dan menguaktabirkan keindahan desa ini, warga Quang Phu Cau telah membuka ruang-ruang tangkai dupa dengan beragam bentuk seperti peta jalan Vietnam, bendera merah dengan bintang kuning, bunga, dan sebagainya untuk menjadi tempat checkin bagi para wisatawan. Quang Phu Cau juga menyerap kedatangan banyak fotografer di dalam dan luar negeri untuk membuat foto dengan nilai artistik sekaligus turut menyebarkan keindahan tempat ini kepada wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara.
Saudari Masitha Mahsa yang budiman, semoga dengan beberapa perkenalan tersebut akan dapat memuaskan Anda. Vietnam masih ada banyak tempat check-in yang menarik, datanglah dan menawarkannya.