Dunia tetap berhati-hati menghadapi perkembangan-perkembangan yang sulit diduga dari wabah Covid-19

(VOVWORLD) - Setelah lebih dari tiga bulan merebak, wabah radang pernapasan akut akibat Virus Corona tipa baru (Covid-19) terus mengalami perkembangan yang sulit diduga dan semakin menyebar luas sehingga membuat dunia tetap harus berusaha menghadapinya dengan kehati-hatian tinggi.
Dunia tetap berhati-hati menghadapi perkembangan-perkembangan yang sulit diduga dari wabah Covid-19 - ảnh 1Ilustrasi  (Foto: Xinhua/VNA) 

Menurut pemberitahuan terkini pada Jumat (21 Februari) dari Komite Kesehatan Provinsi Hubei (Tiongkok), provinsi ini mencatat lagi 115 orang yang meninggal akibat wabah Covid-19 pada Kamis (20 Februari), meningkat 5,6% terbanding dengan tanggal 19 Februari, meningkatkan jumlah total orang yang meninggal menjadi 2.144 orang. Jumlah orang yang baru terinfeksi Covid-19 meningkat 411 orang, sedikit meningkat terbanding dengan 349 orang pada tanggal 19 Februari, bersamaan itu, menghentikan rantai 3 hari  turun terus-menerus. Jumlah orang yang terinfeksi wabah Covid-19 di Provinsi Hubei ialah 62.442 orang. Di seluruh dunia, jumlah total orang yang terinfeksi wabah Covid-19 mencapai 76.200 orang dan jumlah orang yang meninggal ialah 2.245 orang, pada pokoknya terpusat Tiongkok dengan titik beratnya ialah Kota Wuhan, Provinsi Hubei.

Melihat pada angka-angka yang terkini ini tampakat bahwa jumlah orang yang meninggal dan baru terinfeksi terus selama ini meningkat secara tidak stabil. Sementara itu, informasi-informasi yang patut mencemaskan tentang perkembangan yang sulit diduga dari wabah ini terus-menerus muncul di dalam dan di luar Tiongkok.

 

Perkembangan-perkembangan yang patut mencemaskan

Pada Kamis (20 Februari), kalangan otoritas Iran mengkonfirmasikan ada lagi 3 orang yang baru terinfeksi wabah Covid-19, meningkatkan jumlah total orang yang terinfeksi di negara ini menjadi 5 orang. Sehari sebelumnya, Iran memberitahukan ada dua orang pertama yang terinfeksi wabah ini dan keduanya telah meninggal hanya beberapa hari kemudian. Hal yang patut dibicarakan ialah semua orang yang terinfeksi adalah orang Iran dan belum pernah keluar negeri selama waktu panjang, membangkitkan kecemasan tentang jalan dan mekanisme penularan wabah Covid-19 di negara Timur Tengah ini.

Juga demikian, Pemerintahan Taiwan (Tiongkok), pada tanggal 16 Februari mengkonfirmasikan orang pertama yang meninggal akibat wabah Covid-19 di wilayah ini. Pasiennya adalah orang laki-laki berusia 60 tahun, tidak pernah berwisata di luar Taiwan selama ini. Di Republik Korea, jumlah orang yang terinfeksi telah meningkat drastis selama hari-hari ini, pada pokoknya berfokus di Kota Daegu di bagian Selatan negara ini tanpa mempedulikan upaya-upayah gigih yang dilakukan oleh pemerintah. Jumlah total orang yang terinfeksi di Republik Korea sampai tanggal 20 Februari ialah 104 orang, di antaranya selama dua hari dari 19-20 Februari ada sampai 73 orang yang baru terinfeksi.

Sedangkan di pusat wabah Hubei, muncul informasi tentang orang yang terinfeksi dengan masa inkubasi sampai 20 hari. Belum habis, banyak negara terus-menerus mengumumkan pencatatan tes-tes positif terhadap Covid-19 tanpa gejala klinis.

 

Dunia memberikan reaksi yang berhati-hati

Dalam menghadapi perkembangan-perkembangan yang sulit diduga dari wabah ini, komunitas internasional terus memberikan reaksi dengan kehati-hatian tinggi. Dalam pernyataan yang terkini pada Kamis (20 Februari), Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesu menekankan bahwa penurunan jumlah orang yang baru terinfeksi wabah Covid-19 di Tiongkok selama ini merupakan hal yang menggembirakan, tapi masih terlalu dini untuk menilai apakah kecenderungan ini  akan berlanjut atau tidak? Juga dengan pandangan yang sama, Akademikus Zhong Nan Shan, pakar papan atas tentang pernapasan dari Tiongkok, pada tanggal 17 Februari juga menegaskan bahwa masih belum bisa menyimpulkan apakah wabah Covid-19 sudah sampai pada puncaknya atau tidak?

Sementara itu, semua negara terus memanifestasikan kehati-hatianannya terhadap wabah Covid-19 dengan menggelarkan dan memperkuat langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan sangat gigih terhadap wabah ini. Di Tiongkok, bersama dengan mengubah personalia teras di Kota Wuhan dan Provinsi Hubei, langkah karantina yang ketat dan pembatasan mobilitas secara maksimal telah diterapkan, pada saat serentetan langkah-langah menghadapi juga diperkuat di hampir semua daerah di seluruh Tiongkok.

Di luar Tiongkok, banyak negara telah menambahkan langkah-langkah pencegahan dan pengontrolan terhadap wabah ini. Australia pada Kamis (20 Februari) menyatakan memperpanjang perintah larangan terhadao orang-orang yan datang dari Tiongkok sampai tanggal 29 Februari untuk mencegah bahaya penularan wabah Covid-19. Di Malaysia, pemerintah negara ini pada tanggal 19 Februari telah membahas masalah untuk sementara melarang masuknya wisatawan Tiongkok. Dari akhir bulan Januari, Malaysia telah memberlakukan perintah larangan masuk terhadap warga Tiongkok di Provinsi Hubei. Pada pihaknya, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) pada Kamis (20 Februari) memberlakukan peringataan kepada warga negaranya  tentang mobilisasi ke Jepang dan Hong Kong (Tiongkok). Dalam pada itu, hingga saat ini, lebih dari 30 maskapai penerbangan internasional tetap mempertahankan perintah larangan terbang ke Tiongkok.

Menurut para pakar kesehatan, reaksi yang berhatihati dari dunia terhadap wabah pada latar belakang ini adalah hal yang diperlukan, tapi yang lebih penting ialah harus ada kerjasama yang substantif dan efektif pada skala global untuk mencegah dan mengalahkan wabah ini.

Komentar

Yang lain