Harapan tipis

(VOVworld) – Krisis di Suriah selama 19 bulan ini sedang menampakkan harapan-harpan baru ketika Pemerintah pimpinan Presiden Suriah Bashar al-Assad setuju melakukan gencatan senjata dalam waktu berlangsungnya Hari Raya Idul Adha yang suci dari kaum Muslim (dari 26 sampai 28 Oktober). Ini merupakan syarat yang kondusif bagi komunitas internasional untuk mengusahakan aktivitas-aktivitas bantuan kemanusiaan, bersamaan itu merupakan syarat bagi semua pihak di negara Timur Tengah ini untuk melakukan langkah-langkah pertama yang menuju ke target menghentikan kekerasan secara total menurut semangat resolusi-resolusi 2042 dan 2043 tentang Suriah dari Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Akan tetapi pada latar belakang sekarang ini, pada saat faksi-faksi di negara ini tetap terus-menerus melakukan tindakan-tindakan provokatif maka upaya yang baru dicapai hanya merupakan harapan-harapan yang tipis saja. 

Harapan tipis - ảnh 1
Presiden Bashar al-Assad setuju melakukan gencatan senjata
(Foto: onislam.net)

Sehari sebelum Hari Raya Idul Adha, salah satu diantara dua Hari Raya besar dalam setahun dari kaum Muslim, Utusan Khusus Bersama Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Liga Arab urusan Suriah, Lakhdar Brahimi pada Rabu (24 Oktober) mengumumkan satu permufakatan gencatan senjata selama empat hari berlangsungnya Hari Raya Idul Adha dari 26 Oktober yang telah sudah disetujui oleh dua pihak Suriah. Pertama-tama, harus ditekankan bahwa tercapainya hasil-hasil ini adalah karena adanya upaya-upaya yang tidak mengenal lelah dari Utusan Khusus Bersama PBB dan Liga Arab urusan Suriah, Lakhdar Brahimi. Dengan peranan sebagai duta penegak perdamaian untuk negara Timur Tengah yang sedang terperangkap pada krisis politik yang serius, selama beberapa hari ini, Lakhdar Brahimi telah berusaha tak kenal lelah dan berkunjung di serentetan negara di kawasan guna menemukan satu solusi politik bagi krisis di Suriah.

Harapan tipis - ảnh 2
Kaum Muslim menyambut Hari Raya Idul Adha di banyak negara
(Foto: vietgiaitri.com)

Segera setelah informasi tentang satu gencatan senjata sementara yang diumumkan, Dewan Keamanan PBB telah mengeluarkan pernyataan menyambut usulan gencatan senjata ini, bersamaan itu mengimbau kepada semua pihak di Suriah supaya melaksanakan secara serius dan tuntas. Bersamanan itu, pada Rabu (24 Oktober), satu informasi sedang terbocorkkan bahwa, PBB sedang berencana menggelarkan pasukan penjaga perdamaian ke Timur Tengah jika semua pihak melaksanakan permufakatan gencatan senjata ini. Akan tetapi, penggelaran pasukan ini perlu diesahkan oleh ke15 anggota Dewan Keamanan PBB. 

Harapan tipis - ảnh 3
Utusan Khusus Bersama PBB - Liga Arab Lakhdar Brahimi
(Foto: tintuc.xalo.vn)

Itulah informasi-informasi yang amat positif pada latar belakang sekarang ini, tetapi opini umum mencemaskan bahwa pelaksanaannya tidak sederhana. Hal itu menuntut adanya kepercayaan yang harus ditegakkan dari dua pihak di negara ini serta upaya komunitas internasional. Halangan pertama sudah muncul segera setelah informasi tersebut dikeluarkan Utusan Khusus Lakhdar Brahimi. Menurut itu, pada Rabu (24 Oktober), kelompok Islam Front Al-Nusra telah menolak permufakatan gencatan senjata tersebut. Pernyataan dari Front ini antara lain mengatakan bahwa “Tidak ada permufakatan gencatan senjata antara kami dan rezim kriminal yang sedang menimbulkan pertumbuhan darah kaum Muslim”, bersamaan itu, pada hari yang sama, kelompok tersebut telah berkoordinasi dengan Tentara Suriah Bebas menyerang pangkalan militer Wadi Deif di provinsi Idlib Barat Laut. Sementara itu, banyak baku tembak yang sengit tetap melanda seluruh Suriah, termasuk di sekitar ibukota Damaskus, kota Aleppo, di bagian Utara, kotamadya Maaret al-Numan di provinsi Idlib, Barat Laut yang sekarang sedang dikontrol pihak oposisi, dan di provinsi Darra, Suriah Selatan.

Harapan tipis - ảnh 4
Tetapi permufakatan tersebut belum disetujui oleh semua faksi pembangkang
(Foto: giaothongvantai.org.vn)

Dengan situasi demikian, opini umum mencemaskan akan kemantapan dari permufakatan gencatan senjata. Masalahnya sekarang ialah kepercayaan antara semua pihak sudah runtuh. Kita masih ingat pada April tahun lalu, Utusan Khusus Bersama PBB dan Liga Arab urusan Suriah,  Kofi Annan telah berhasil mengusahakan satu permufakatan gencatan senjata tetapi belum sampai 24 jam kemudian, permufakatan tersebut telah dilanggar. Alasannya ialah kedua pihak tetap mempertahankan pandangannya yang keras. Dan kali ini, sekarang sedang ada terlalu banyak faktor yang menandai sekali lagi permufakatan ini bisa tidak mempan. Menurut informasi dari Kelapa Staf Umum Tentara Rusia, sekarang kekuatan oposisi di Suriah sedang memiliki rudal-rudal darat ke udara, diantaranya ada rudal Stingger buatan Amerika Serikat.

Yang lebih berbahaya lagi ialah pemerintah Ankara sekarang sudah mengizinkan tentara Amerika Serikat menggelarkan 70 bom nuklir jenis B61 di negara ini untuk digunakan kalau terjadi bentrokan di kawasan. Sementara itu, para mujahidin asing yang terus-menerus menerobos masuk ke negara Timur Tengah ini, melakukan tindakan sabotase dan dominasi bersama dengan pasukan pembangkang anti pemerintah telah dan sedang membuat situasi di Suriah tambah kacau, sehingga memaksa pemerintah harus melakukan tindakan-tindakan penindasan yang keras. Hal ini telah diperingatkan Mantan Sekjen PBB Kofi Annan bahwa senjata asing hanya ikut menyiramkan minyak pada bentrokan sehingga menewaskan 34.000 orang.

Harapan tipis - ảnh 5
PBB dan Liga Arab mendukung permufakatan gencatan senjata ini
(Foto: btv.org.vn)

Tekanan dari luar terhadap pemerintah pimpinan Presiden Bashar al-Assad tetap tidak berkurang. Di sepanjang garis perbatasan dengan Turki yang panjangnya kira-kira 900Km, pada pekan-pekan belakangan ini, Ankara telah memperkuat penggelaran pasukan untuk menimbulkan tekanan terhadap Damaskus. Sementara itu, NATO sekarang sedang menyusun rencana membela Turki, negara anggota organisasi militer yang kuat ini. Opini umum berpendapat bahwa hanya perlu ada satu “dalih” kecil dari “peluru yang tersesat” saja, maka ada banyak kemungkinan akan mengakibatkan satu intervensi militer dari luar terhadap Suriah. Karena sudah sejak lama, pemerintah pimpinan Presiden Bashar al-Assad sudah merupakan “duri” yang perlu dicabut dalam mata kalangan pejabat Barat.

Harapan tipis - ảnh 6
Warga Suriah tetap mendengar ledakan di sana-sini
(Foto: baothainguyen.org.vn)

Dengan situasi seperti sekarang, opini umum berpendapat bahwa tekad Utusan Khusus Bersama Lakhdar Brahimi tidak mudah mencapai sukses. Melihat situasi internal Suriah, para pengamat menilai bahwa “anggukan kepala” dari pihak oposisi ketika menyetujui permufakatan gencatan senjata barang kali hanya bertujuan menenangkan hati Utusan Khusus bersama ini untuk upayanya yang ulet terhadap komunitas internasional. Sedangkan pelaksanaannya tetap merupakan satu proses yang penuh onak dan duri./.

Komentar

Yang lain