Kebebasan berkeyakinan dan kebebasan beragama perlu sesuai dengan patokan-patokan moral masyarakat

(VOVWORLD) - Partai Komunis dan Negara Vietnam selalu menghormati hak kebebasan berkeyakinan, tidak berkeyakinan dan tidak beragama dari warga sesuai dengan ketentuan undang-undang. Akan tetapi, Vietnam juga menindak keras perilaku-perilaku yang menyalah-gunakan agama dan bertentangan dengan adat istiadat dan patokan moral masyarakat. Pada sidang periodik pemerintah yang berlangsung pada Kamis (3 Mei), di Kota Hanoi, masalah ini sekali lagi ditegaskan oleh wakil Kantor Pemerintah pada latar belakang organisasi “Gereja Tuhan” melakukan propadanda agama secara ilegal di banyak daerah di seluruh Vietnam sehingga menimbulkan kegusaran di kalangan opini umum.
Kebebasan berkeyakinan dan kebebasan beragama perlu sesuai dengan patokan-patokan moral masyarakat - ảnh 1Menteri Mai Tien Dung  (Foto: toquoc.vn) 

Vietnam mempersoalkan masalah keyakinan dan agama dalam Undang-Undang Dasar (UDD) dan undang-undang yang lain dengan standar internasional sejak adanya UUD yang pertama dan semakin disempurnakan agar supaya sesuai dengan perkembangan Tanah Air  pada setiap periode sejarah. Hal ini telah menjamin hak kebebasan berkeyakinan dan kebebasan beragama dari warga sesuai dengan konvensi internasional dan setingkat dengan hukum banyak negara yang punya sistim perundang-undangan yang sudah ada sejak lama.

Akan tetapi, undang-undang Vietnam juga menentukan secara jelas masalah melarang penyalah-gunaan kebijakan menghormati kebebasan berkeyakinan dan kebebasan beragama atau menyalah-gunakan agama untuk  melakukan tindakan yang bertentangan dengan undang-undang, menimbulkan pengaruh terhadap ketertiban publik dan tradisi kebudayaan tradisional dan lain-lain. Ketentuan itu bermaksud menjamin aktivitias-aktivitas keyakinan dan agama dilakuksan secara sehat, sesuai dengan tradisi kebudayaan bangsa, memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang pada tempatnya dari massa rakyat, tidak membiarkan aktivitas-aktivitas keyakinan dan agama yang bertentangan dengan adat istiadat mempengaruhi kehidupan spiritualitas, kesehatan, harkat dan harta benda rakyat dan lain-lain.

 

Tidak bisa menyalah-gunakan kebebasan berkeyakinan dan kebebasan beragama

Pada Kamis (3 Mei), di depan jumpat pers periodik Pemerintah Vietnam untuk bulan April 2018, Menteri, Kepala Kantor Pemerintah Mai Tien Dung menekankan bahwa Partai Komunis dan Negara Vietnam selalu menghormati hak kebebasan berkeyakinan dan tidak berkeyakinan dari warga. Akan tetapi, Vietnam juga keras menindak periklaku-perilaku yang menyalah-gunakan agama dan bertentangan dengan adat istiadat, bersamaan itu menegaskan bahwa organisasi “Gereja Tuhan” telah  melakukan banyak tindakan yang kasar terhadap keyakinan tradisional dan mereka-reka masalah air dewa. Menteri Mai Tien Dung juga menyampaikan permintaan dari Perdana Menteri yaitu badan-badan fungsional dan daerah harus memeriksa, meninjau, mempelajari kembali dan menderegulasikan aktivitas-aktivitas ilegal yang dilakukan oleh organisasi tersebut, menanganinya secara keras sesuai dengan ketentuan undang-undang.

Menurut wakil Departemen Agama Pemerintah, organisasi “Gereja Tuhan” lahir di Republik Korea pada tahun 1964. Organisasi ini melakukan aktivitas di banyak negara dan punya jutaan penganut. Di Vietnam, organisasi ini telah beraktivitas selama bertahun-tahun. Pada permulaannya, mereka  membentuk grup-grup aktivitas komunitas, tapi belum mendapat surat izin untuk melakukan aktivitas dan juga belum mendapat pengakuan sebagai satu agama. Dan hingga sekarang ini,  hanyalah “Gereja Tuhan” Kota Ho Chi Minh yang mendapat piagam pengakuan yang diberikan oleh Komite Rakyat kota ini untuk melakukan aktivitas di kota pada tahun 2017 ketika mereka memenuhi secara lengkap semua syarat sesuai dengan ketentuan Undang-Undang tentang Keyakinan dan Agama tahun 2016. Organisasi ini melakukan aktivitas agama semata-mata dan menaati secara tepat undang-undang.

Akan tetapi, di beberapa daerah, terutama di Vietnam Utara, selama ini ada beberapa grup kecil-kecilan tidak umum juga menamakan diri sebagai “Gereja Tuhan” dengan motif merebut keuntungan sendiri, mengeluarkan hal-hal yang bersifat takhayul serta cara dan perkakas yang memikat, menarik orang-orang yang mudah dipropagandai di beberapa daerah, menimbulkan kegusaran dan kepanikan di kalangan opini umum. Wakil Departemen Agama Pemerintah menegaskan bahwa ini merupakan aktivitas yang melanggar Undang-Undang tentang Keyakinan dan Agama, melanggar Peraturan Pemerintah yang menentukan secara terinci beberapa pasal dan langkah pelaksanaan Undang-Undang tentang Keyakinan dan Agama tahun 2016, perlu dipelajari dan ditangani oleh badan-badan fungsional.

 

Agama sejati harus mengarahkan orang ke kebaikan

Satu agama sejati selalu menasehati dan mengarahkan orang ke kejuruan-kebaikan dan keindahan, mengarahkan orang ke patokan-patokan moral tertentu. Di antara 10 ajaran dari Jesus juga mengajarkan bahwa harus menghormati ayah-ibu dan lain-lain. Tetapi, orang-orang yang menamakan diri sebagai organisasi “Gereja Tuhan” melakukan tindakan-tindakan yang mengarahkan orang ke tindakan-tindakan yang tak bermoral seperti misalnya membujuk merusak altar nenek moyang, meninggalkan kehidupan keluarga dan tidak mengakui sanak keluarga. Orang-orang yang mengatas-namai “Gereja Tuhan” sedang menyalah-gunakan agama untuk menirukan warga, menyalah-gunakan kepercayaan mereka untuk melaksanakan tindakan-tindakan yang menimbulkan instabilitas masyarakat.

Undang-Undang dan Negara Vietnam selalu menghormati hak kebebasan berkeyakinan dan kebebasan beragama dari warga, tapi masalah menyalah-gunakan agama untuk menginjak-injak keyakinan rakyat Vietnam yang sudah ada sejak lama merupakan hal yang tidak bisa diterima. Bisa ditegaskan bahwa agama selalu memainkan satu peranan penting dalam kehidupan manusia, khususnya di bidang kultural dan spirituil. Setiap orang memiliki satu keyakinan sendiri, berhak  percaya pada sesuatu agama, tapi jangan membiarkan keyakinan itu menjadi membuta, lalu disalah-gunakan oleh orang-orang jelek  untuk melaksanakan tujuan-tujuan buruk sehingga menimbulkan pengaruh terhadap diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Oleh karena itu, tindakan-tindakan  mengamalkan agama secara ilegal yang melanggar adat istiadat dan moral merupakan tindakan melanggar undang-undang yang perlu dikutuk dan disingkirkan.  

Komentar

Yang lain