Korban Agen Oranye/Dioksin Viet Nam Tekun dalam Perjalanan Mengusahakan Keadilan

(VOVWORLD) - Hari ini, genap 60 tahun (10 Agustus 1961-10 Agustus 2021) tentara Amerika Serikat (AS) menyebarkan agen oranye/dioksin terhadap Provinsi  Kon Tum (Viet Nam Tengah), mengawali perang kimia yang terbesar dalam abad XX di Viet Nam. Empat juta delapan ratus warga Viet Nam tercemar, lebih dari 3 juta warga menjadi korban. Selama ini, suara hati nurani yang menuntut keadilan bagi para korban bergema di banyak kawasan dan banyak forum. Perjuangan menuntut keadilan bagi para korban akan tetap terus berlangsung dengan dukungan para pecinta damai di dunia. 
Korban Agen Oranye/Dioksin Viet Nam Tekun dalam Perjalanan Mengusahakan Keadilan - ảnh 1Para korban agen oranye/dioksin generasi ke-3  (Foto: koran pasukan keamanan publik)

Dalam periode 1961-1971, tentara AS telah menyemprot dan menyebarkan sekitar 80 juta liter zat kimia beracun dengan 61 persen di antaranya agen oranye terhadap 3,06 juta hektare lahan. Menurut hukum internasional, tindakan tersebut adalah perang kimia, menimbulkan akibat bagi warga Viet Nam hingga saat ini.

 

Tetap Tekun dalam Perjalanan Mengusahakan Keadilan

Pada 2004, Asosiasi Korban Agen Oranye/Dioksin Viet Nam dan beberapa wakil korban menggugat perusahaan-perusahaan produksi agen oranye/dioksin AS agar harus memberikan santunan kepada para korban Viet Nam. Sepanjang 5 tahun kemudian, surat gugatan disampaikan kepada 3 tingkat pengadilan AS yakni Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi dan Mahkamah Agung Federal AS, tetapi semuanya ditolak dengan alasan tidak berwewenang mempelajarinya. Meskipun begitu, kasus gugatan tersebut telah memperlihatkan kepada opini umum dunia bahwa tentara AS telah melakukan perang kimia dengan  kesesatan “hanya menggunakan zat pembasmi rumput untuk membuka lahan”. Pada Mei 2009, ibu Tran To Nga, warga Perancis berketununan Viet Nam, korban agen oranye/dioksin telah dengan sendiri menggugat 26 perusahaan kimia AS untuk menuntut keadilan bagi sekitar 5 juta korban agen oranye/dioksin Viet Nam. Mengalami waktu 10 tahun, meskipun menjumpai banyak kesulitan, tetapi dia belum pernah menyerah. “Sebenarnya saya terkena banyak penyakit yang adalah patologis dari agen oranye/dioksin. Sangat menegangkan, tetapi hati nurani saya tidak membolehkan diri sendiri untuk berhenti, saya akan menuju ke akhirnya”.

Korban Agen Oranye/Dioksin Viet Nam Tekun dalam Perjalanan Mengusahakan Keadilan - ảnh 2Kasus ibu Tran To Nga kian mendapat dukungan opini umum  (Foto: collectif Vietnam-dioxin)

Untuk menambah kekuatan bagi ibu Tran To Nga, Perusahaan Jalan Buku Kota Ho Chi Minh, Balai Penerbitan Remaja, dan Koran Remaja telah bersama-sama melaksanakan proyek “Kasus gugatan agen oranye - Perjalanan menuntut keadilan bagi korban agen oranye”. Proyek ini dilaksanakan sepanjang 2021 dengan aktivitas-aktivitas propaganda, dorongan semangat, mengimbau seperjalanan dari semua orang bagi kasus gugatan agen oranye yang dijalankan oleh ibu Tran To Nga selama bertahun-tahun ini. Pada pihak Asosiasi Korgan Agen Oranye/Dioksin Viet Nam, Letnan Jenderal Nguyen Van Rinh, Ketua Asosiasi tersebut mengatakan: “Asosiasi berkoordinasi dengan instansi-instansi fungsional, berbagai organisasi dan individu untuk tekun berjuang menuntut keadilan bagi para korban agen oranye/dioksin Viet Nam dengan metode dan langkah yang sesuai garis politik dan kebijakan hubungan luar negeri Partai Komunis Viet Nam, kebiasaan internasional, menuntut kepada pemerintah dan perusahaan-perusahaan kimia AS agar bertanggung-jawab mengatasi akibat dan memberikan santunan atas kerugian para korban agen oranye/dioksin Viet Nam. Asosiasi telah mengeluarkan pernyataan dan akan meneruskan seperjalanan dan dukungan terhadap kasus gugatan ibu Tran To Nga, bersamaan itu terus mendukung orang-orang yang terkena agen oranye/dioksin yang digunakan tentara AS dalam perang Viet Nam untuk menggugat perusahaan-perusahaan kimia AS untuk menuntut santunan atas kerugian”.

 

Dukungan Kuat dari Opini Umum Internasional

Sejak memulai perjalanannya dengan diri sendiri, tetapi mengalami waktu 10 tahun ini, ibu Tran To Nga telah mendapat dukungan dari puluhan ribu orang di seluruh dunia. Pada perdebatan 25 Januari 2021 di Perancis, banyak pendukungnya telah hadir di kamar peradilan, di antaranya politikus Perancis. Ibu Tran To Nga mengatakan bahwa  "Saya merasa dihormati dan saya sangat terharu. Saya tahu saya tidak sendirian. Saya tidak akan menyerah".

Tidak hanya dalam kasus gugatan ibu Tran To Nga saja, tetapi dalam perjalanan menuntut keadilan, para korban agen oranye/dioksin Viet Nam senantiasa mendapat dukungan dan bantuan besar dari sahabat-sahabat internasional. Justru di AS, para pecinta damai dan para warga AS yang sejati telah memihak para korban agen oranye/dioksin Viet Nam untuk mengimbau perlindungan kepentingan mereka. Banyak organisasi internasional juga mendukung para korban agen oranye/dioksin Viet Nam. Pada 2009, Dewan Perdamaian Dunia (WPC) yang bersidang di Damaskus, Suriah telah memutuskan menganggap 10 Agustus setiap tahun sebagai Hari Demi Korban Agen Oranye Viet Nam. Dari 2004 hingga 2009, Asosiasi Pengacara Demoratik Internasional  (IADJ) menyelenggarakan Pengadilan Opini Umum Internasional untuk mengadili 37 perusahaan kimia AS yang memasok zat kimia beracun kepada tentara AS untuk digunakan dalam perang Viet Nam. IADJ saat ini tetap terus memberikan bantuan bagi kasus-kasus gugatan baru. Banyak forum yang menggerakkan dukungan bagi korban agen oranye Viet Nam diselenggarakan oleh organisasi-organisasi internasional. Seorang anggota Gerakan Perjuangan demi Lingkungan Perancis (MNLE) mengatakan: “Agen oranye dianggap sebagai suatu musibah yang mengerikan bagi orang dan lingkungan. Oleh karenanya saya bersama dengan asosiasi saya  mendukung sahabat-sahabat kita secara wajar saja”.

Pengaruh agen oranye/dioksin terhadap kesehatan manusia tidak bisa diingkari. Puluhan tahun setelah penyebaran zat kimia beracun di Viet Nam, pihak AS telah berpartisipasi dalam Kelompok Dialog Viet Nam-AS tentang agen oranye/dioksin,  melakukan detoksifikasi Bandara Da Nang maupun menetapkan 33 tempat panas  zat dioksin di Viet Nam yang mendapat prioritas untuk ditangani. Sejak 2019 hingga saat ini, Badan Pembangunan Internasional AS dan Pusat Aksi Nasional urusan mengatasi akibat zat kimita beracun telah melakukan survei dan memutuskan investasi bagi proyek bantuan bagi 100.000 difabel di 8 provinsi di Viet Nam, di antaranya Quang Binh, Binh Dinh, Thua Thien Hue, Tay Ninh, Dong Nai. Pihak AS juga melakukan tindakan-tindakan konkret yang positif tetapi tidak seberapa dibandingkan akibat yang diderita oleh warga Viet Nam. Para korban agen oranye/dioksin Viet Nam perlu mendapat santunan yang pantas. 

 

Komentar

Yang lain