Kunjungan Presiden Tiongkok, Xi Jinping di Rusia: Tonggak Baru dalam Hubungan Rusia-Tiongkok

(VOVWORLD) - Presiden Tiongkok, Xi Jinping sedang melakukan kunjungan kenegaraan di Federasi Rusia (dari tgl 20 hingga 23 Maret) atas undangan Presiden Rusia, Vladimir Putin. Ini merupakan lawatan luar negeri pertama yang dilakukan Presiden Xi Jinping sejak  terpilih kembali sebagai kepala negara Tiongkok untuk masa bakti ketiga. Hal ini memanifestasikan penghormatan khusus dari Tiongkok terhadap Rusia di dunia modern.

 

Lawatan Presiden Xi Jinping bertujuan memperkuat lebih lanjut kepercayaan dan saling pengertian antara Tiongkok dan Rusia, merupakan kesempatan bagi pemimpin kedua negara untuk membahas secara intensif dan ekstensif kerja sama bilateral serta masalah-masalah internasional dan regional yang menjadi minat bersama.

Kunjungan Presiden Tiongkok, Xi Jinping di Rusia: Tonggak Baru dalam Hubungan Rusia-Tiongkok - ảnh 1Presiden Xi Jinping (kiri) dan Presiden Vladimir Putin mengadakan pertemuan di Istana Kremlim pada tgl 20 Maret (Foto: Kemenlu Tiongkok)

Sifat Khusus dari Hubungan Kemitraan Rusia-Tiongkok

Kunjungan Presiden Tiongkok di Rusia menegaskan kembali sifat khusus dari hubungan kemitraan Rusia-Tiongkok yang digalang di atas dasar kepercayaan serta penghormatan kedaulatan dan kepentingan satu sama lain. Menurut Presiden Rusia, Vladimir Putin, satu dekade sudah lewat sejak kunjungan pertama di Rusia yang dilakukan Bapak Xi Jinping selaku Presiden Tiongkok (tahun 2013), dunia telah mengalami banyak perubahan, tetapi persahabatan Rusia-Tiongkok tetap erat dan kokoh. Hubungan bilateral telah mencapai taraf tertinggi dalam sejarah dan terus diperkokoh.

Dalam hubungan pribadi, keakraban dan kepercayaan istimewa terbentuk antara para pemimpin dua negara. Presiden Putin dan Presiden Xi Jinping telah bertemu sekitar 40 kali dengan berbagai bentuk dalam beberapa tahun belakangan ini. Kontak-kontak ini “selalu efektif dan sangat bermanfaat bagi hubungan bilateral” seperti ditegaskan Asisten Presiden Rusia, Yuri Ushakov.   

Satu faktor penting dalam hubungan Rusia-Tiongkok ialah kerja sama perdagangan dan ekonomi. Sejak tahun 2010, Tiongkok merupakan mitra dagang terbesar bagi Federasi Rusia. Pada tahun lalu, nilai perdagangan Rusia-Tiongkok mencapai taraf rekor sebesar 185 miliar USD, membawa Rusia dan Tiongkok lebih mendekati target yang ditetapkan oleh pemerintah kedua negara yaitu mencapai 200 miliar USD pada tahun 2024. Dalam waktu dua bulan pertama tahun ini, laju pertumbuhan perdagangan yang pesat antara dua negara tetap dipertahankan, nilai perdagangan bilateral mencapai hampir 33,7 miliar USD, meningkat hampir 26% dibandingkan dengan masa yang sama tahun lalu.

Kerja sama energi, salah satu motivasi utama dalam kerja sama perdagangan Rusia-Tiongkok, mencatat kemajuan baru ketika pada akhir tahun lalu Rusia menduduki posisi ke-2 dalam hal sumber pasokan minyak ke Tiongkok dan ke-4 dalam hal pasokan gas alam cair (LNG).

Moskwa dan Beijing juga bekerja sama di cabang industri nuklir. Dengan partisipasi Rusia, empat unit Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Tianwan dan satu reaktor nuklir neutron cepat CFR sedang dibangun di Tiongkok.

Kepercayaan tinggi telah turut mengembangkan kerja sama militer bilateral. Pada bulan November tahun lalu, pesawat terbang militer Rusia untuk pertama kalinya mendarat di satu bandara Tiongkok dan pesawat terbang militer Tiongkok mendarat di wilayah Federasi Rusia. Juga pada tahun lalu, dua pihak melakukan patroli bersama di Lautan Pasifik untuk kedua kalinya.

Yang patut diperhatikan, pendekatan dari Rusia dan Tiongkok terhadap masalah-masalah dasar dari ketertiban dunia modern dan masalah-masalah internasional yang penting adalah sama atau berdekatan. Rusia dan Tiongkok bersama-sama aktif beraktivitas di platform multilateral seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa, G20 (Kelompok Dua Puluh), Kelompok Lima Perekomonian Baru Muncul Primer di Dunia (BRICS), atau Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO).

Sekarang ini, Tiongkok dianggap sedang mendorong peranan perantara negosiasi untuk menghentikan konflik Rusia-Ukraina. Pada bulan lalu, Beijing telah mengeluarkan rencana damai yang menekankan penghormatan kedaulatan semua negara dan pencegahan penggunaan senjata nuklir. Moskwa telah menyambut baik rekomendasi ini.

Mengeluarkan Satu Visi Baru bagi Hubungan Rusia-Tiongkok

Menurut Presiden Tiongkok, Xi Jinping, kunjungan di Rusia merupakan perjalanan dari persahabatan, kerja sama, dan perdamaian. Ia ingin bersama dengan Presiden Putin mengeluarkan satu visi baru, rencana yang terinci baru, dan langkah-langkah baru bagi perkembangan hubungan kemitraan strategis yang komprehensif Tiongkok-Rusia pada waktu mendatang.

Menurut jadwal, dalam kunjungan tersebut, kedua pihak akan menandatangani lebih dari sepuluh naskah kerja sama, di antaranya ada Pernyataan bersama tentang upaya memperdalam lebih lanjut hubungan kemitraan komprehensif dan kerja sama strategis di era baru dan Pernyataan bersama tentang rencana pengembangan bidang-bidang kerja sama ekonomi penting antara Rusia dan Tiongkok hingga tahun 2030.

Asisten Presiden Rusia, Yuri Ushakov, memberitahukan bahwa semua topik kerja sama utama telah dibahas dalam pertemuan-pertemuan bilateral. Pernyataan bersama tentang rencana pengembangan bidang-bidang kerja sama ekonomi penting yang direncanakan untuk ditandatangani merupakan satu motivasi baru bagi perkembangan hubungan perdagangan dan ekonomi. Sementara itu, Duta Besar Tiongkok untuk Federasi Rusia, Zhang Han-hui menilai, kerja sama ekonomi dan perdagangan Tiongkok-Rusia akan mencapai langkah perkembangan baru.

Kunjungan kenegaraan Presiden Tiongkok, Xi Jinping di Federasi Rusia yang dilakukan segera setelah terpilih kembali untuk masa bakti ketiga telah memanifestasikan penghormatan khusus dari Tiongkok terhadap Rusia di dunia modern. Hasil kunjungan ini akan memperkokoh pandangan: pengembangan hubungan Rusia-Tiongkok merupakan pilihan strategis dan menduduki posisi prioritas dalam politik diplomatik dan hubungan luar negeri yang keseluruhan dari masing-masing pihak./.

Komentar

Yang lain