Masalah Laut Timur di agenda konferensi-konferensi besar

(VOVworld) – Situasi Laut Timur semakin berlangsung secara rumit, diantaranya ada pengurukan tanah dengan skala besar sehingga mengubah secara mendasar struktur banyak pulau batu dan pulau karang dan lain-lain sehingga semakin meningkatkan perhatian komunitas internasional. Justru oleh karena itu, Laut Timur telah menjadi masalah menonjol pada Konferensi Tingkat Tinggi ke-25 ASEAN  (ASEAN-25) dan konferensi-konferensi yang bersangkutan yang diadakan di Myanmar, Konferensi Tingkat Tinggi ke-22 Forum Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC-22) yang diadakan di Tiongkok dan Lokakarya internasional tentang Laut Timur yang diadakan di Vietnam. 


Masalah Laut Timur di agenda konferensi-konferensi besar - ảnh 1

Para sarjana dan pakar internasional peserta
lokakarya tentang Laut Timur di kota Da Nang
(Foto: thanhnien.com.vn)

Menurut program, Lokakarya internasional tentang Laut Timur berlangsung dari 17 sampai 18 November di kota Da Nang (Vietnam Tengah). Dengan tema “Laut Timur: Kerjasama demi keamanan dan perkembangan di kawasan”, lokakarya ini merupakan lanjutan dari semua upaya memperkuat perbahasan, mencari tahu akan pandangan kalangan sarjana dan konsultasi kebijakan di dalam dan luar kawasan yang memperhatikan masalah Laut Timur. Sebelumnya, masalah Laut Timur telah memanaskan Konferensi ASEAN-25 dan konferensi-konferensi yang bersangkutan dan disinggung oleh Presiden Negara Vietnam, Truong Tan Sang di depan Konferensi APEC-22.


Mempertahankan kestabilan di Laut Timur merupakan kepentingan seluruh kawasan

Mempertahankan perdamaian dan kestabilan, menjamin keamanan, keselamatan, kebebasan maritim dan penerbangan di Laut Timur merupakan salah satu isi pokok yang menarik perhatian dan kesepakatan pendapat tinggi dari para pemimpin tidak hanya dalam Konferensi ASEAN-25 saja, tapi juga dalam Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN plus 1 dengan mitra-mitra seperti Tiongkok, India, Jepang, Amerika Serikat, Perserikatan Bangsa-Bangsa maupun pada Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN plus 3 dan Konferensi Tingkat Tinggi Asia Timur. Ketika berbicara di sini, bersama dengan menganalisis bahaya-bahaya instabilitas dan bentrokan partial yang meningkat bersama dengan tantangan-tantangan keamanan non tradisional yang sedang menimbulkan pengaruh tidak kecil, menimbulkan kecemasan terhadap perdamaian, keamanan, kestabilan dan perkembangan di Laut Timur dan Laut Hoatung, Perdana Menteri Vietnam, Nguyen Tan Dung menegaskan: “ASEAN perlu berinisiatif dan bertanggung-jawab lebih lanjut lagi dalam mempertahankan perdamaian, keamanan dan kestabilan kawasan. Kita perlu terus meminta kepada semua pihak yang bersangkutan supaya menghormati dan melaksanakan secara lengkap semua ketentuan Deklarasi tentang perilaku para pihak di Laut Timur (DOC), terutama pasal 5 Deklarasi ini, mengekang, tidak memperluas atau meningkatkan ketegangan, tidak memperumit lagi situasi, tidak menggunakan atau mengancam menggunakan kekerasan, menangani semua sengketa dengan langkah damai, menghormati hukum internasional, diantaranya ada Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut - tahun 1982 (UNCLOS-1982) dan lain-lain. Bersamaan itu, melakukan perundingan secara substantif  untuk cepat mencapai Kode Etik di Laut Timur (COC) yang bersifat mengikat”.

Dalam pada itu, ketika berpidato di depan sesi perbahasan pleno ke-2 tentang “Perkembangan kreatif, reformasi dan pertumbuhan ekonomi” dalam kerangka Konferensi APEC-22 di Beijing, Presiden Negara Vietnam, Truong Tan Sang menekankan: “Dalam menghadapi tantangan dan bahaya instabilitas sekarang ini tentang lingkungan keamanan dan perkembangan di kawasan, masalah kunci ialah perlu terus mendorong dialog dan semua upaya yang sesuai dengan hukum internasional dan  perilaku di kawasan untuk mempertahankan perdamaian, kestabilan, keamanan, keselamatan, kebebasan maritim dan penerbangan serta saling melakukan kerjasama  perkembangan di kawasan Asia-Pasifik, diantaranya ada kawasan Asia Tenggara dan Laut Timur”.


Vietnam
memanifestasikan tanggung-jawab terhadap pedamaian dan kestabilan di kawasan

Cara pendekatan Vietnam tentang masalah Laut Timur di depan semua konferensi internasional memanifestasikan semangat konstruktif dan bertanggung-jawab terhadap perdamaian, kestabilan, keamanan dan perkembangan di kawasan Asia-Pasifik. Cara pendekatan ini sesuai dengan kepentingan semua negara di dalam dan luar kawasan, oleh karena itu telah mendapatkan simpati dan sambutan dari para pemimpin ASEAN dan para mitra ASEAN. Pandangan Vietnam dalam menangani masalah Laut Timur tidak hanya dikongkritkan dalam Pernyataan Ketua ASEAN-25, tapi juga mendapatkan simpati dan dukungan dari banyak pemimpin negara-negara mitra ASEAN seperti Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, Perdana Menteri Federasi Rusia, Dmitry Medvedev dan Perdana Menteri Austalia, Tony Abbott, termasuk juga Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Ban Ki-moon. Deputi Menteri Luar Negeri Vietnam, Pham Quang Vinh, Kepala SOM ASEAN memberitahukan: “Dalam kerangka dialog ASEAN-Tiongkok, baik ASEAN maupun Tiongkok juga menekankan prinsip-prinsip seperti menaati hukum internasional, UNCLOS-1982, melaksanakan secara lengkap DOC, lalu menangani secara damai semua sengketa dan cepat mencapai COC. Dua pihak menyetujui secara prinsipiil akan melakukan perbahasan satu sama lain agar bagaimana melaksanakan pasal 5 DOC lalu akan bersama berbahas tentang langkah-langkah membangun kepercayaan, tidak memperumit lagi situasi sehingga terjadi gejolak, diantaranya ada kemungkinan dua pihak akan membentuk hubungan hotline satu sama lain. Dua pihak juga setuju terus memperkuat dan meningkatkan semua pertemuan konsultasi tentang penusunan COC”

Dengan demikian, masalah Laut Timur telah terus-menerus diungkapkan  di tiga konferensi internasional selama hari-hari ini. Prinsip menangani semua sengketa melalui langkah damai dan diatas dasar hukum internasional, khususnya UNCLOS-1982, menghormati DOC dan menuju ke COC, tidak melakukan tindakan-tindakan yang merumitkan lagi situasi telah menjadi suara dan tuntutan bersama komunitas internasional terhadap semua pihak yang bersangkutan dengan sengketa di Laut Timur. Situasi Laut Timur semakin rumit,  komunitas internasional semakin harus berupaya lebih lanjut lagi untuk membentuk mekanisme-mekanisme kontrol terhadap sengketa secara efektif dan mencegah bentrokan di Laut Timur./. 


Komentar

Yang lain