Memecahkan Tantangan-Tantangan dari Masalah Kependudukan Dunia Dewasa Ini

(VOVWORLD) - Hari Populasi Sedunia (11 Juli) tahun ini, banyak negara sedang berupaya mencari cara untuk beradaptasi dengan tren-tren demografi guna memecahkan tantangan-tantangan serta menguasai peluang dari masalah kependudukan untuk menciptakan motivasi bagi pembangunan yang berkelanjutan. Pada pihaknya, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menekankan perlunya mendorong kesetaraan gender untuk mewujudkan impian dari delapan miliar jiwa yang sedang hidup di bumi tentang pembangunan yang berkelanjutan.
 

Menurut data PBB, populasi dunia sudah mencapai 8 miliar jiwa pada tgl 15 November tahun lalu. Hingga tgl 29 Juni tahun ini, populasi dunia mencapai 8.031.418.653 jiwa. Diprakirakan populasi dunia akan mencapai 9 miliar jiwa pada tahun 2037 dan mencapai 10 miliar jiwa pada tahun 2057.

 

Kenyataan Kependudukan Dunia

Sementara populasi dunia meningkat, banyak negara Asia dan Eropa harus pusing kepala mencari cara untuk memperbaiki situasi prosentase kelahiran yang rendah, yang disusul dengan penurunan populasi. Di Jepang, prosentase anak-anak telah menurun selama 42 tahun berturut-turut ke rekor terendah. Diprakirakan pada tahun 2070, populasi Jepang hanya tinggal 87 juta jiwa, menurun 30% dibandingkan dengan tahun 2020. Di Eropa, Italia juga mengkhawatirkan situasi penuaan populasi dan penurunan prosentase kelahiran seperti beberapa negara Asia. Institut Statistik Nasional Italia (ISTAT) memberitahukan, populasi negara ini mungkin menurun hampir 20% dalam waktu lima dekade mendatang karena prosentase kelahiran menurun.

Pada saat yang sama, beberapa negara lain menyaksikan peningkatan populasi yang kuat. Pada pertengahan bulan April tahun ini, India telah resmi melampaui Tiongkok untuk menjadi negara berpenduduk terpadat di dunia. Mesir juga menghadapi bahaya pertumbuhan populasi yang terlalu cepat. Pemimpin Dewan Kependudukan Nasional Mesir, Tarek Tawfik menekankan, populasi negara Afrika Utara ini direncanakan akan mencapai dari sekitar 142 juta hingga 157 juta jiwa pada tahun 2050.

 

Peluang yang Disertai dengan Tantangan

Peningkatan skala populasi dianggap sebagai satu “keuntungan demografis” dengan peluang-peluang bagi pertumbuhan ekonomi. Sumber tenaga kerja yang melimpah ruah merupakan dasar dan keuntungan untuk mendorong sosial-ekonomi. Akan tetapi, yang disertai dengan peluang demografis ialah serentetan tantangan. Populasi yang meningkat akan menciptakan tekanan terhadap sistem infrastruktur dan berbagai kesejahteraan seperti kesehatan, pendidikan, lapangan kerja, serta lingkungan dan ekosistem. Di sisi lain, banyak pakar memperingatkan bahaya-bahaya penuaan populasi terhadap perekonomian, bersamaan itu menganggap bahwa pemahaman warga tentang akibat prosentase kelahiran yang rendah belum cukup.

Untuk memecahkan kenyataan ini, beberapa gagasan dan langkah telah dikeluarkan berbagai pemerintah. Negara-negara dengan prosentase kelahiran yang menurun membuat rencana untuk membantu dan memacu pasutri-pasutri melahirkan anak demi perkembangan negara. Sebaliknya, di Mesir, negara yang menghadapi peningkatan populasi yang cepat, ada 22 organisasi yang sedang ikut mengontrol populasi, tetapi masih belum ada satu kebijakan yang cukup kuat untuk mengontrol peningkatan ini.

 

Mendorong Kesetaraan Gender untuk Memecahkan Tantangan-Tantangan dari Masalah Kependudukan

Menurut Dana Penduduk PBB (UNFPA), jumlah perempuan dan anak-anak perempuan sekarang menduduki 49,7% populasi seluruh dunia. Namun keinginan mereka akan kehidupan, keluarga, dan lapangan kerja masih diabaikan dalam masalah-masalah demografi. Di samping itu, hak mereka tetap dilanggar dalam kebijakan-kebijakan kependudukan. Oleh karena itu, Laporan Situasi Populasi Tahun 2023 dari UNFPA mengusulkan untuk memberikan hak bermandiri tentang kehidupan dan tubuhnya kepada kaum perempuan dan anak-anak perempuan. UNFPA juga memilih tema untuk Hari Populasi Sedunia tahun 2023 yaitu “Mengembangkan Kekuatan Kesetaraan Gender: Meningkatkan Suara Kaum Perempuan dan Anak-Anak Perempuan untuk Membebaskan Potensi yang Tak Terbatas dari Dunia Kita” untuk mendorong kesetaraan gender dalam masalah kependudukan. Menurut UNFPA, proses ini perlu dimulai dari mendengarkan suara kaum perempuan, anak-anak perempuan, dan orang-orang rentan, menyusun perundang-undangan dan kebijakan untuk bisa membantu mereka melaksanakan hak-hak dan mengeluarkan keputusan-keputusan secara tepat.

Kependudukan dan pengembangan masyarakat berhubungan erat. Pembuatan rencana dan persiapan yang cermat untuk menciptakan masyarakat yang memiliki daya tahan baik terhadap perubahan-perubahan demografis merupakan tugas yang penting bagi masing-masing negara untuk menuju ke target tertinggi yaitu memberikan kualitas kehidupan yang baik kepada semua orang./.

Komentar

Yang lain