Memulihkan Kesepakatan Nuklir Iran: Peluang Tambah Tapi Tantangan Belum Habis

(VOVWORLD) - Setelah hampir satu setengah tahun dengan gihih melakukan perundingan (dari April 2021), para pihak peserta kesepakatan nuklir Iran tahun 2015 (JCPOA) telah mempersempit banyak perselisihan mendasar, memperluas banyak prospek untuk mencapai kesepakatan terakhir tentang pemulihan JCPOA. Namun, perjalanan tersisa untuk mencapai kesepakatan itu dianggap masih mengalami banyak kesulitan, membutuhkan banyak upaya dan iktikat baik dari semua pihak terkait.
Memulihkan Kesepakatan Nuklir Iran: Peluang Tambah Tapi Tantangan Belum Habis - ảnh 1 Perwakilan Tinggi Uni Eropa urusan Luar Negeri dan Keamanan, Josep Borrell (Foto: AFP / VNA)

Pada 24 Agustus, Pemerintah Iran memberitahukan telah menerima respons dari Amerika Serikat (AS) dengan rekomendasi untuk memulihkan kesepakatan JCPOA yang disusun Uni Eropa. Dalam satu pernyataan resmi, Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Iran, Nasser Kanaani menegaskan, Teheran tengah mempelajari secara terinci respons dari Washington untuk memberikan reaksi yang sesuai.

Menurut banyak analisis, respons dari Iran tentang tanggapan AS terhadap draft kesepakatan yang disusun Uni Eropa, akan bersifat menentukan terhadap kemampuan apakah JCPOA segera dipulihkan atau tidak. Karena sebelumnya hampir semua pihak yang terkait dengan JCPOA (Kelompok P5+1 yang meliputi AS, Inggris, Prancis, Tiongkok, Rusia plus Jerman) semuanya mengkonfirmasikan sudah ada prospek penting dalam proses perundingan dan satu kesepakatan tentang pemulihan JCPOA terakhir sedang sangat dekat.

Kemajuan penting

Sehari sebelum pemberitahuan dari Iran, Perwakilan Tinggi Uni Eropa urusan luar negeri dan keamanan, Josep Borrell, pada 23 Agustus memberitahukan bahwa satu kesepakatan terkait dengan program nuklir Iran bisa tercapai secepat mungkin pada pekan ini.

Penilaian optimis ini diumumkan para pejabat Uni Eropa setelah Iran mengeluarkan respons terhadap dokumen terakhir draft kesepakatan untuk memulihkan JCPOA yang disusun dan disampaikan Uni Eropa kepada Iran sebelumnya. Dalam responsnya, Iran telah meminta beberapa penyesuaian dan semua penyesuaian ini dinilai Josep Borrell masuk akal. Menyusul kemudian, draft kesepakatan dan respons Iran telah dikirim Uni Eropa kepada para pihak terkait, yang meliputi: AS, Rusia, Tiongkok, Inggris, Prancis dan Jerman. Wakil Uni Eropa kemudian menegaskan, sebagian besar para pihak telah menyepakati permintaan Iran.

Dalam konteks itu, Menlu Rusia, Sergi Lavrov pada 22 Agustus juga menegaskan bahwa Moskow telah mengkonfirmasikan persetujuan dengan draft kesepakatan yang disusun Uni Eropa dan telah dikirim kepada semua pihak terkait dengan proses ini. Pada pihak AS, dalam satu pernyataan pada hari yang sama, Juru bicara Kemenlu AS, Ned Price juga menganggap bahwa tercapainya satu kesepakatan telah menjadi lebih implementatif dibandingkan dengan dua pekan yang lalu.

Menurut para analis internasional, reaksi terkini dari para pihak menunjukkan bahwa upaya untuk mencapai kesepakatan pemulihan JCPOA telah mencapai kemajuan yang signifikan, meski rekomendasi tambahan yang dikeluarkan Iran belum diumumkan. Namun, untuk mencapai kesepakatan terakhir, para pihak terkait tetap harus berupaya dan terutama menunjukkan iktikat baik secara jelas. Kenyataan perundingan selama ini menunjukkan bahwa penegakkan kepercayaan antar-pihak yang menjadi fondasi penting untuk menuju dan mematuhi kesepakatan, masih menghadapi banyak tantangan.

Terus menegakkan kepercayaan

Dua hari sebelum pemberitahuan tentang respons dari AS terhadap draft kesepakatan yang disusun Uni Eropa tentang pemulihan JCPOA, Juru bicara Kemenlu Iran, Nasser Kanaani pada 22 Agustus menuduh Washington sedang menunda upaya pemulihan JCPOA, bersamaan itu mencela Eropa “tidak melakukan tindakan yang perlu terhadap AS”. Sebelumnya, dalam pemberitahuan pada 16 Agustus tentang sudah adanya dokumen respons tentang draft Uni Eropa, Iran juga menekankan bahwa apabila AS menunjukkan fleksibilitas dan kenyataan, baru bisa menandatangani kesepakatan pemulihan JCPOA.

Di pihaknya, Juru bicara Kemenlu AS, Ned Price pada 22 Agustus juga memperingatkan bahwa “masih ada banyak kesangsian tentang penyesuaian yang dikeluarkan Iran terhadap draft Uni Eropa”, meskipun menganggap bahwa untuk mencapai satu kesepakatan sudah menjadi lebih implementatif.

Memulihkan Kesepakatan Nuklir Iran: Peluang Tambah Tapi Tantangan Belum Habis - ảnh 2Juru bicara Kemenlu AS, Ned Price (Foto: AFP / VNA)

Menurut para analis, semua pernyataan yang dikeluarkan AS dan Iran, kedua pihak yang memiliki suara paling menentukan dalam pemulihan kesepakatan, terus menunjukkan bahwa penegakan kepercayaan satu sama lain masih merupakan tantangan besar yang perlu diatasi untuk mencapai kesepakatan pemulihan JCPOA. Khususnya, dalam konteks situasi dunia yang mengalami banyak gejolak kompleks dan ancaman perang nuklir sedang berada dalam taraf “teramat berbahaya” seperti peringatan Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres pada 22 Agustus, penegakan kepercayaan antar-pihak terkait dalam JCPOA sangat perlu. Hal itu tidak hanya menciptakan fondasi penting untuk bisa cepat mencapai kesepakatan, tetapi juga menjamin kesepakatan dipatuhi di masa depan, menghindari bahaya runtuh seperti pada 2018 ketika AS secara sepihak menarik diri dari kesepakatan itu.

Lebih-lebih lagi, tercapainya kesepakatan pemulihan JCPOA juga bisa mencapai motivasi dan menjadi model untuk menangani serentetan tantangan keamanan lainnya, terutama ancaman dari senjata nuklir dengan skala global sekarang ini.

Komentar

Yang lain