Negara-negara bertubi-tubi mengeluarkan paket stimulasi ekonomi untuk menghadapi pandemi Covid-19

(VOVWORLD) - Dalam menghadapi resesi ekonomi serius yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19, banyak pereknomian besar di dunia sedang mengeluarkan paket-paket stimulasi ekonomi raksasa, bahkan dengan skala  besar yang belum pernah ada. Akan tetapi, skenario tentang terjadinya satu resesi ekonomi yang berskala global tetap dinilai berada dalam taraf tinggi, menuntut kepada komunitas internasional supaya terus melakukan tindakan-tindakan yang lebih kuat lagi.
Negara-negara bertubi-tubi mengeluarkan paket stimulasi ekonomi untuk menghadapi pandemi Covid-19 - ảnh 1Presiden Republik Korea, Moon Jae-in (kanan) berpidato di depan sidang Dewan Ekonomi Darurat di Seoul pada 24 Maret   (Foto: Yonhap/VNA) 

Pandemi ini telah menimbulkan dampak yang sangat besar terhadap aktivitas produksi dan ekonomi  hampir semua negara, menimbulkan bahaya resesi ekonomi yang serius di seluruh. Untuk mencegah dan membatasi dampak wabah ini, perekonomian-perekonomian besar telah mengeluarkan banyak paket stimulasi ekonomi yang kuat dengan skalanya sebesar triliunan USD. Akan tetapi, bahaya rersesi tetap dinilai berada dalam taraf sangat tinggi, satu tantangan besar terhadap seluruh dunia.

Paket-pakets stimulai ekonomi raksasa

Yang paling diperhatikan di antara gerak-gerik menyelamatkan perekonomian nasinal dalam menghadapi resesi yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19 ialah rencana menggelontorkan triliunan USD yang sedang digelarkan oleh Pemerintah Amerika Serikat (AS). Konkretnya, kalangan politisi AS sedang menuju ke pengesahan paket stimulasi tahun fiskal senilai 2 triliun USD. Rancangan undang-undang ini  telah diesahkan oleh Senat AS pada tanggal 25 Maret, merupakan paket stimulasi ekonomi besar yang belum pernah ada dalam sejarah AS modern. Paket keuangan ini akan memberikan bantuan uang langsug kepada setiap keluarga warga, membantu tunjangan asuransi pengangguran yang diperluas dan pos-pos pinjaman prioritas untuk para badan usaha dan berbagai sumber daya kesehatan kepada berbagai rumah  sakit, negara bagian dan teritori. Selain itu, rancangan undang-undang ini juga meminta kepada para pensuplai asuransi harus membayar jasa-jasa mencegah wabah Covid-19. Kementerian Keuangan dan Direktorat Cadangan Federal AS (FED) juga sedang membuat rencana tentang paket bantuansebesar 4 triliun USD untuk membantu badan usaha menghadapi wabah Covid-19. Pemerintah AS menegaskan bisa menambahkan langkah-langkah bantuan kalau krisis tidak turun dalam waktu 10-12 pekan mendatang.

Bersama dengan AS, Eropa baru-baru ini juga mengeluarkan paket stimulasi ekonomi raksasa sebear lebih dari 1,5 triliun USD. Perancis dianggap sebagai negara Eropa yang punya pengeluaran yang paling kuat dalam upaya menstimulasi ekonomi, berkomitmen tidak membiarkan perusahaan manapun yang runtuh. Menurut itu, Pemerintah Perancis akan memberikan jaminan terhadap pos-pos pinjaman senilai triliunan USD, menunda penyetoran pajak, uang sewa rumah, listrik-air-gas untuk badan-badan usaha kecil. Sementara itu, Pemerintah Jerman-perekonomian yang terbesar di Eropa, pada tanggal 23 Maret telah menyepakati paket anggaran keuangan sebesar sampai 156 miliar Euro (lebih dari 166 miliar USD) untuk membantu ekonomi dalam menghadapi dampak pandemi Covid-19. Selain itu, Jerman juga berkomitmen memberikan bantuan sebesar sedikit-dikitnya 500 miliar Euro (550 miliar USD) dengan bentuk jaminan modal pinjaman untuk badan-badan usaha serta mensuplai likuidasi tak terbatas kepada perusahaan-perusahaan yang menderita pengaruh pandemi. Serupa di atas, Spanyol juga mengumumkan paket pertolongan senilai 200 miliar Euro (220 miliar USD) kepada perusahaan-perusahaan untuk mengatasi akibat yang ditimbulkan pandemi.

Di Asia, pada tanggal 24 Maret, Presiden Republik Korea, Moon Jae-in mengumumkan rencana meningkatkan dua kali lipat bantuan keuangan darurat sebesar 100 triliun won (80 miliar USD) untuk membantu badan-badan usaha yang terpengaruh wabah Covid-19. Sehari sebelumnya, perekonomian yang besarnya nomor 2 di Asia yaitu Jepang telah menginformasikan paket stimulasi ekonomi “raksasa” yang sudah dikomitmenkan oleh Perdana Mengeri Abe Shinzo, di antara meliputi pembiayaan sedikit-dikitnya 137 miliar USD yang mendapat sebagian tunjangan karena obligasi yang terjamin merosot.

Bahaya resesi masih sangat tinggi

Sayang sekali ialah tanpa mempedulikan upaya menyelamatkan ekonomi kuat yang belum pernah ada yang dilakukan oleh perekonomian-perekonomian besar, bahaya resesi ekonomi global tetap dinilai berada dalam taraf sangat tinggi. Pada tanggal 23 Maret, Dana Moneter Internasional (IMF) menilai bahwa kerugian-kerugian yang ditimbulkan oleh wabah Covid-19 terhadap ekonomi global pada tahun 2020 bahkan lebih besar terbanding dengan krisis keuangan global pada tahun 2009 dan akan menuntut adanya satu cara reaksi yang belum pernah ada preseden. Direktur Pelaksana IMF, Kristalina Georgieva menegaskan bahwa ekonomi dunia sedang menyaksikan kerugian-kerugian “sengit” yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19, bersamana itu memperingatkan bahwa ekonomi global punya bahaya menghadapi pertumbuhan negatif.

Sementara itu, perusahaan pemeringkatan prestise internasional Moody’s memprakirakan bahwa kelompok G-20 mungkin mengalami resesi ekonomi pada tahun 2020 karena pandemi Covid-19. Perusahaan Moody’s memprakirakan bahwa GDP dari G-20 akan turun 0,5%, di antaranya, perekonomian AS turun 2% dan ekonomi Eurozone turun 2,2%.

Menurut kalangan analis, dikeluarkannya paket-paket stimulasi besar yang dilakukan oleh negara-negara untuk menyelamatkan perekonomian merupakan tindakan yang perlu. Akan tetapi, pada latar belakang ekonomi global terpengaruh oleh pandemi dan kecenderungan globalisasi ekonomi yang semakin intensif dan ekstensif, maka langkah-langkah ini hanyalah solusi situasi, memecahkan sebagian kesulitan bagi perekonomian nasional. Untuk mengembangkan sebaik-baiknya gunanya paket-paket stimulasi ekonomi perlu ada koordinasi dan kerjasama yang erat dan efektif antara negara-negara di seluruh dunia, pertama-tama bersinergi dalam mencegah dan memundurkan wabah.  

Komentar

Yang lain