Perundingan nuklir Iran- sulit ada terobosan

(VOVworld)- Pada 26 Februari ini, di Republik Kazakhstan akan  diselenggarakan perundingan antara Iran dan kelompok P5+1 (yang meliputi 5 negara Anggota Tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa  plus Jerman) tentang program nuklir Iran yang kontroversial. Akan tetapi, sepekan sebelum peristiwa itu berlangsung, pernyataan- pernyataan yang susul- menyusul dikeluarkan kedua fihak memperlihatkan akan sulit ada terobosan dalam perundingan kali ini. 

Perundingan nuklir Iran- sulit ada terobosan - ảnh 1
Ilustrasi.
(Foto: www.vietnamplus.vn)

Menjelang perundingan di atas, pernyataan- pernyataan yang dikeluarkan oleh Iran  yang bersangkutan dengan masalah nuklir muncul cukup valid di media massa masih tetap memanifestasikan pandangan yang cukup keras dari negara Republik Islam ini. Ketika membacakan pidato di TV, pemimpin spirituil tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengingkari bahwa Iran mempunyai keiginan mengembangkan bermacam-macam jenis senjata nuklir. Akan tetapi, tidak ada kekuatan manapun yang bisa merintangi-nya kalau Iran memutuskan membuat jenis senjata ini. Dia juga  menunjukan dengan jelas bahwa pendirian Iran  terhadap senjata pemusnah massal tidak bergantung pada semangat Amerika Serikat dan Barat, tapi bersandar pada nilai- nilai moral dan kepercayaan untuk menyimpulkan bahwa senjata nuklir merupakan satu kejahatan anti umat manusia. Sementara itu, Ketua Komisi Politik Hubungan Luar Negeri dan Keamanan Nasional Iran Alaeddin Boroujerdi menegaskan bahwa Teheran akan tidak pernah menutup instalasi pengayaan  uranium Fordow.

 Perundingan nuklir Iran- sulit ada terobosan - ảnh 2
Ilustrasi.
(Foto: nld.com.vn )
Pernyatana di atas dikeluarkan setelah beberapa media massa Barat memberitakan bahwa kelompok P5+1 akan merekomendasikan menghapuskan perintah sanksi terhadap transaksi emas dan logam- logam mulia dari Iran, sebagai pengganti penutupan instalasi nuklir Fordow pada putaran perundingan di Almaty, Kazakhstan pada waktu mendatang. Indikasi yang menggembirakan dari perundingan semakin menjadi lebih kabur ketika Jurubicara Kementerian Luar Negeri Iran Ramin Mehmanparast pada Senin (18 Februari) ini menegaskan kembali  bahwa semua perundingan nuklir antara Iran dengan kelompok P5+1 hanya bisa mencapai hasil kalau P5+1 mengakui hak Iran untuk produksi nuklir. Ini merupakan kerangka jelas yang bisa mendatangkan hasil yang cepat untuk semua perundingan.

Perundingan nuklir Iran- sulit ada terobosan - ảnh 3
Pemimpin spirituil tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei 
(Foto: laodong.com.vn

Bagi kelompok P5+1, sampai sekarang, pandangannya yalah meminta Teheran supaya menghentikan proses pengayaan uranium pada tarap 20%, hampir  mendekati tarap bisa membuat hulu nuklir. P5+1 menginginkan agar Iran menindahkan gudang uranium  yang sudah dikayakan  pada tarap 20%  ke luar negerinya, bersamaan itu  mengusulkan kepada negara Islam ini supaya menutup instalasi Fordow- tempat yang digunakan Iran untuk  mengayakan uranium pada tarap 20%. Hanya setelah Iran melaksanakan semua permintaan itu, P5+1 baru bisa menerima melakukan perbahasan tentang kemungkinan menurunkan sanksi terhadap cabang minyak tanah dan transaksi  keuangan Iran. Sekarang ini, perintah sanksi yang diterapkan Barat, terutama Amerika Serikat membuat kehidupan rakyat Iran menjadi lebih sulit. Pendapatan dari ekspor minyak tambang Iran pada tahun lalu turun USD 40 miliar. Hasil produksi minyak dari Iran pada bulan Januari lalu telah turun menjadi hanya tinggal 2,65 juta barel per hari terbanding dengan tarap 3,7 juta barel per hari pada akhir tahun 2011, sebelum semua  langkah sanksi  dari Amerika Serikat dan Barat menjadi efektif. Semua pembatasan yang ketat terhadap hak partisipasi pada sistem perbankan internasional juga telah membuat mata uang domestik Rial dari Iran sekarang nilainya sedang turun 45 persen terbanding dengan tahun 2012.

Perundingan nuklir Iran- sulit ada terobosan - ảnh 4
Panorama  perundingan terbaru antara Oran dengan P5+1 di Istanbul.
(Foto: baotintuc.vn )

Orang masih ingat, pada tahun lalu, Iran dan kelompok P5+1 pernah melakukan tiga putaran perundingan  yang kali terakhir menjumpai kemacetan pada Juni 2012 di Rusia. Penyebab-nya juga karena dua fihak tidak memberikan konsesi di sekitar masalah nuklir Iran. Kecemasan utama dari negara-negara Barat yalah kemampuan mengayakan uranium dari Iran telah mencapai tarap 20%, aktivitas yang bisa digunakan untuk tujuan damai, akan tetapi juga bisa dimanfaatkan  untuk mencetak bom nuklir. Sampai sekarang, semua negara Barat masih sedang menyangsikan bahwa Iran mengembangkan bom nuklir di bawah jubah program nuklir sipil sedangkan Teheran selalu membantah-nya dan menegaskan hanya mengayakan uranium untuk mengusahakan bahan mentah bagi semua reaktor dan melayani program  sains dan kesehatan saja- satu kepentingan yang juga diperoleh semua negara lain.

Menjelang perundingan mendatang, sampai saat sekarang, belum ada fihak manapun yang menyampaikan rekomendasi yang lebih baru  terbanding dengan semua yang sudah diajukan dalam perundingan sebelumnya pada Juni 2012 di Moskwa. Tampak-nya, kemungkinan Iran dan kekompok P5+1 menjadi lebih dekat satu sama lain dalam perundingan yang akan diadakan pada 26 Februari  ini  sulit  terjadi, hal ini juga berarti kesempatan kerjasama demi perdamaian sekali lagi akan dilewatkan./.

Komentar

Yang lain