Prakiraan-Prakiraan yang Tidak Optimis bagi Dunia pada Tahun Ini

(VOVWORLD) - Pada hari-hari pertama tahun 2024 ini, secara terus menerus dunia menerima prakiraan-prakiraan yang tidak begitu optimis tentang lingkungan keamanan, perubahan iklim serta pertumbuhan ekonomi pada tahun ini. Hal ini menunjukkan bahwa gejolak-gejolak global selama tahun-tahun ini masih memberikan dampak yang sangat besar.

Pada Kamis (10 Januari), Forum Ekonomi Dunia (WEF) mengumumkan “Laporan risiko global tahun 2024”, yang menyinggung serentetan ancaman-ancaman terhadap perdamaian, stabilitas dan pertumbuhan ekonomi global, di antaranya ancaman-ancaman non-tradisional muncul di posisi pertama.

Kecerdasan Buatan Memelopori  Ancaman- Ancaman 

Untuk melaksanakan laporan risiko global tahun ini, sejak bulan September tahun lalu, WEF telah berkoordinasi dengan Grup Asuransi Zurich untuk melakukan survei terhadap 1.400 peneliti risiko global, para penyusun kebijakan dan para pemimpin di berbagai bidang tentang ancaman-ancaman terbesar di dunia menurut penilaian mereka. Hasilnya menunjukkan bahwa “berita hoax  dan berita salah yang diakibatkan kecerdasan buatan (AI)” menempati posisi pertama di antara 10 risiko terbesar yang harus dihadapi dunia pada tahun ini. Direktur Eksekutif WEF, Saadia Zahidi mengatakan: 

“Menurut saya, kita memasuki tahun ini dengan satu prospek yang relatif pesimis. Mengenai prospek untuk dua sampai 10 tahun mendatang, kami melihat situasi berangsur-angsur memburuk. Untuk masa dua tahun mendatang, kami menilai bahwa berita hoax dan berita salah yang diakibatkan AI merupakan risiko terbesar”.

Prakiraan-Prakiraan yang Tidak Optimis bagi Dunia pada Tahun Ini - ảnh 1Kecerdasan buatan memelopori ancaman- ancaman (Foto: CCO)

Menurut para pakar WEF, “berita palsu dan berita salah yang diakibatkan AI” yang menduduki peringkat risiko tertinggi berasal dari kenyataan bahwa teknologi ini sedang meledak dan semakin banyak berdampak terhadap semua aspek kehidupan sosial-politik di dunia. Selain itu, pada tahun ini, hampir 3 miliar orang, sama dengan hampir 50% jumlah populasi dewasa di dunia, akan melakukan pemungutan suara dalam pemilu-pemilu yang punya makna sangat penting, di banyak negara dan kawasan di dunia, seperti: Amerika Serikat, Rusia, India, Afrika Selatan, Meksiko, Uni Eropa. Oleh karena itu, ada risiko yang teknologi AI  digunakan untuk melakukan operasi-operasi informasi hoax , melalui itu memanipulasi psikologi pemilih, sehingga sangat mendistorsi hasil pemilu.

Menyusul setelah risiko terkait AI, masalah-masalah seperti: cuaca exstrim ; polarisasi dalam masyarakat, konflik bersenjata antarnegara; kehilangan ketahanan siber; turunnya kesempatan ekonomi, inflasi, migrasi paksa, kemerosotan ekonomi dan polusi lingkungan merupakan risiko-risiko yang dinilai WEF akan menciptakan bahaya-bahaya terbesar terhadap lingkungan damai, stabilitas, dan pertumbuhan global. Menghadapi kenyataan itu, Ketua WEF, Borge Brende beranggapan bahwa lebih daripada yang sudah-sudah, dunia harus mengusahakan cara bekerja sama, yang mendesak ialah pada Forum Tahunan Ekonomi Dunia yang diadakan WEF dari tanggal 15 sampai 19 Januari minggu depan di Davos, Swiss.

Prakiraan-prakiraan pesimis

“Laporan risiko global” yang baru saja diumumkan WEF mencerminkan kecenderungan yang hati-hati dan pesimis yang sedang mendominasi dalam prakiraan-prakiraan sosial-ekonomi global yang dikeluarkan banyak organisasi internasional pada hari-hari awal tahun ini. Sebelumnya, pada tanggal 4 Januari, Perserikatan Bangsa-Bangsa mengumumkan laporan “Prospek ekonomi dunia 2024”, di antaranya menilai bahwa perdagangan global merosot, biaya  pinjaman tinggi, utang publik naik tinggi, dan ketegangan geopolitik meningkat sehingga menimbulkan risiko bagi pertumbuhan global tahun ini.  

Prakiraan-Prakiraan yang Tidak Optimis bagi Dunia pada Tahun Ini - ảnh 2Ketua WEF Borge Brende. (Foto: AFP/VNA)

Menurut PBB, pertumbuhan ekonomi global tahun ini diprakirakan hanya mencapai sekitar 2,4%, turun dibandingkan dengan taraf 2,7% pada tahun lalu. Perekonomian-perekonomian besar seperti: Amerika Serikat, Tiongkok, Uni Eropa, Jepang, dan sebagainya diprakirakan akan mencapai prestasi ekonomi yang tidak begitu optimis, di antaranya perekonomian terbesar ialah Amerika Serikat hanya meningkat sekitar 1,4% pada tahun ini, jauh lebih rendah daripada persentase pertumbuhan sekitar 2,5% pada tahun lalu. Secara umum, PBB menilai bahwa dunia akan harus sangat banyak berupaya untuk kembali ke taraf pertumbuhan rata-rata setiap tahun ialah 3% seperti dalam tahapan sebelum Pandemi Covid-19.

Dengan penilaian yang sama, Bank Dunia, pada tanggal 9 Januari, juga memprakirakan bahwa pertumbuhan global tahun ini akan melambat untuk tahun ke-3 terus menerus. Wakil kepala ekonom Bank Dunia, Ayhan Kose, mengatakan: 

“Ekonomi global sudah relatif  kokoh meskipun harus menghadapi kejutan-kejutan terus menerus, tetapi kemerosotan pertumbuhan global masih berlanjut. Tahun ini merupakan tahun ke-3 mengalami kemesorotan, dengan taraf pertumbuhan global yang kami prakirakan ialah 2,4%. Pada tahun lalu adalah 2,6%. Selain itu, ada banyak risiko lain yang harus dihadapi ekonomi global”.

Menurut Bank Dunia, apabila mengecualikan  kemesorotan  akibat  Pandemi Covid-19, laju pertumbuhan tahun ini dianggap paling lemah sejak krisis keuangan global pada tahun 2009. Dengan laju pertumbuhan ini, dunia tidak akan mampu  melepaskan populasi yang terus bertambah keluar dari kemiskinan. Menurut Bank Dunia, pada akhir tahun ini, penduduk di sekitar 1/4 negara berkembang dan 40% negara dengan pendapatan rendah akan lebih miskin dibandingkan dengan tahun 2019, waktu sebelum merebaknya Pandemi Covid-19.

Komentar

Yang lain