Presiden baru Iran menghadapi tantangan- tantangan besar

(VOVworld) - Segera setelah dilantik pada akhir pekan lalu, Presiden baru Iran Hassan Rouhani telah segera mulai membentuk Pemerintah baru. Dalam daftar para unsur Pemerintah yang diniminasikan Hassan Rouhani, mudah dilihat bahwa yang memikul posisi- posisi penting  semuanya adalah para teknokrat yang berpengalaman dan berpandangan reformis. Pilihan Presiden Iran ke-7 ini bertujuan melaksanakan komitmen ketika mencapai kemenangan dalam pemilu Presiden pada bulan Juni lalu yalah menghentikan situasi terisolasi tentang  ekonomi dan politik di negara Islam ini. Akan tetapi, untuk bisa merebut kembali posisi Iran sebelumnya bukanlah pekerjaan yang mudah. 

Presiden baru Iran  menghadapi tantangan- tantangan besar - ảnh 1
Presiden baru Iran, Hassan Rouhani.
(Foto: dantri.com.vn)


Presiden baru Iran, Hassan Rouhani hanya menggunakan dua hari alih-alih dua pekan  menurut ketentuan untuk menominasikan dan mengumumkan daftar unsur kabinet. Menurut-nya, unsur Pemerintah baru yang dipilih Hassan Rouhani terdiri dari politikus Eshaq Jahangiri menjadi Wakil Pertama Presiden beserta 18 Menteri. Semua tokoh tersebut adalah para teknokrat yang berpengalaman di gelanggang politik. Selain posisi Deputi Pertama Menteri yang dikenal sebagai seorang reformis dalam kabinet baru ada juga diplomat kawakan Mohamad Javad Zarif yang memegang jabatan sebagai Menteri Luar Negeri Iran dan Mantan Menteri  Minyak Tambang Bijan Namdar Zanganeh yang kembali menduduki posisi sebagai Kepala cabang minyak tambang. Nominasi seorang reformis seperti Mohammad Javad Zarif dinilai bertujuan mencari orang yang bertanggung jawab tentang perundingan nuklir antara Iran dengan kelompok P5+1 (terdiri dari Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Tiongkok, Rusia plus  Jerman). Sementara itu, calon  pemegang posisi Menteri Minyak Tambang Bijan Namdar Zanganeh yang pernah memimpin kementerian ini  selama  8 tahun  dibawah  rezim Mantan Presiden Mohhammad Khatami dengan khusus menaruh perhatian pada penbinaan hubungan baik dengan para mitra Iran dalam Organisasi negara-negara eskportir minyak (OPEC) dan pengembangan bidang energi di dalam negeri.

Pilihan yang dilakukan Presiden  Iran  pada latar belakang  sekarang  dianggap oleh kalangan analis cukup sesuai. Namun, untuk menyelamatkan perekonomian yang sangat lemah karena sanksi - sanksi keras yang dikena oleh Barat bersamaan itu untuk memulihkan kembali posisi Iran di gelanggang internasional adalah masalah yang tidak sederhana, memerlukan peta jalan yang sesuai. Tentang ekonomi, ini adalah utuk pertama kalinya sejak tahun-tahun 80-an abad lalu, Iran mencapai laju pertumbuhan minus dalam dua tahun berturut-turut. Prosentase pengangguran naik 13%. Di samping itu ialah prosentase inflasi yang paling tinggi di kawasan (kira-kira 40%) dan bisa dianggap paling tinggi  di dunia. Mantan Menteri Pertanian  Iran, Issa  Kalantari mengakui bahwa  Presiden baru Hassan Rouhani harus mewarisi satu negeri yang kosong  melompong di banyak bidang seperti perbankan, perbendaharaan, pelabuhan-pelabuhan laut.


Kesulitan semakin bertumpuk-tumpuk ketika menjelang pelantikan Hassan Rouhani, Parlemen Amerika Serikat telah mengesahkansatu rancangan Undang-Undang untuk memperketat sanksi terhadap Iran. Rancangan Undang-Undang ini  merekomendasikan pemangkasan ekspor  minyak Iran  kira-kira 1 juta barel per hari dalam masa satu tahun guna mempersempit anggaran keuangan  program nuklir yang kontroversial  yang sedang digelarkan oleh Teheran. Gerak-gerik memperkuat sanksi ekonomi terkini  ini telah mengganti  penegasan bahwa  antara Teheran dengan Washington  dan Barat  masih tetap ada  terlalu banyak  perbedaan pendapat.
         
Bersama-sama dengan kesulitan  ekonomi,  satu missi sulit lain yang  harus diatasi oleh  Hassan Rouhani  ialah mendorong proses perundingan nuklir antara negara ini dan Kelompok P5+1. Ini juga merupakan cara bagi Barat untuk secara berangsur menghapuskan semua sanksi terhadap Iran. Dalam pernyataan yang pertama setelah mencapai kemenangan dalam pemilu Presiden, Hassan Rouhani menyatakan bahwa Pemerintah Iran masa bakti ini akan melakukan dua langkah dalam masalah nuklir, pertama-tama akan lebih transparans untuk membuktikan bahwa semua aktivitas Iran berada dalam kerangka ketentuan - ketentuan internasional dan setelah itu yalah memperkuat kepercayaan antara Iran dengan dunia. Pemerintah Teheran juga menyatakan akan melakukan kembali pertemuan dengan kelompok P5+1 untuk terus berbahas tentang solusi untuk program nuklir yang kontroversial.

Masa bakti sebagai Presiden Hassan Rouhani yang  baru dimulai dengan kesulitan - kesulitan yang harus dia hadapi adalah sangat besar. Opini umum dan pemilih Iran sedang memantau  kemampuan memimpin Tanah Air dari Presiden baru Hassan Rouhani untuk membawa negara ini mengatasi krisis./.


Komentar

Yang lain