Selar Barack Obama dalam penggalan jalan terakhir masa bakti Presiden

(VOVworld) – Rintangan yang paling besar terhadap permufakatan nuklir yang ditandatangani antara Iran dengan Kelompok P5 plus 1 akhirnya telah dibongkar ketika baru-baru ini, Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama berhasil memperoleh dukungan yang perlu dari para legislator Partai Republik oposisi. Dengan kemenangan ini, Presiden Barack Obama sekali lagi  mencatat selar yang sukses pada masa baktinya yang ke-2, pada mulai meletakkan fundasi bagi penerus Gedung Putih dengan kebijakan-kebijakan berjangka-panjang. 


Selar Barack Obama dalam penggalan jalan terakhir masa bakti Presiden - ảnh 1
Presiden AS, Barack Obama
(Foto: baodanang.vn)

Belum sampai 16 bulan lagi, Presiden AS, Barack Obama akan resmi meninggalkan Gedung Putih, mengakhiri missi mengemudikan bahtera pemerintahan negeri bendera bunga ini dalam dua masa bakti dengan 8 tahun yang penuh dengan kesulitan dan  tantangan. Walaupun ada waktu yang nampaknya tidak bisa mengatasi, ada saat pemerintahannya menghadapi bahaya harus tutup pintu, tapi dengan mengatasi segala-galanya, Kepala Gedung Putih tetap konsisten dengan pandangannya sejak berkuasa dengan kebijakan-kebijakan dalam negeri dan hubungan luar negeri yang luwes. Setelah hampir dua masa bakti, selar paling sukses yang ditinggalkan oleh Presiden yang ke-45  AS ialah memulihkan perekonomian, bersamaan itu mempertahankan secara mantap posisi memimpin dari sebuah negara adi kuasa papan atas di dunia.

Nilai-nilai plus pada masa bakti ke-2

Segera setelah memulai masa bakti ke-2, Presiden Barack Obama telah mengutamakan rencana memulihkan perekonomian dan reformasi sosial, memusatkan sumber daya pokok untuk mengatasi masalah-masalah di dalam negeri dan mengurangi biaya pertahanan. Salah satu prestasi paling besar yang dicapai oleh Presiden Barack Obama pada masa bakti ke-2 ialah membawa perekonomiannya kembali ke  perkembangan normal. Menurut statistik yang terkini, pertumbuhan ekonomi AS mencapai 3,7% pada triwulan ke-2, prosentase pengangguran turun menjadi hanya tinggal 5,1% pada saat inflasi turun secara signifikan. Dalam bidang reformasi sosial ialah serentetan perubahan tentang kebijakan imigrasi, memperbaiki masalah lapangan kerja untuk kaum muda dan asuransi kesehatan. Salah satu reformasi yang paling intensif dan ekstensif ialah Undang-Undang tentang Perawatan Kesehatan (atau disebut Obamacare). Undang-Undang ini dianggap sebagai satu reformasi yang paling besar dalam sistim perawatan kesehatan di AS sejak tahun 1965, memberikan kesempatan kepada warga yang termasuk pada lapisan berpendapatan rendah dalam masyarakat mendekati jasa kesehatan.

Dalam kebijakan hubungan luar negeri, berlainan dengan pendahulunya yang selalu mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang antusias tentang kebijakan menggunakan kekuatan AS untuk mengubah dunia, pada masa bakti ke-2, Presiden Barack Obama dengan terus-terang mempertahankan pandangan bahwa negara AS perlu memutar poros ke dalam negeri alih-alih memboroskan kekuatan dalam mengatasi semua masalah di dunia. Oleh karena itu,  menghentikan perang-perang yang memakan banyak biaya  yang dilakukan oleh AS di Irak dan Afghanistan tergolong dalam prioritas utama Presiden Barack Obama. Konsisten dengan kebijakan hubungan luar negeri yang tekun, Presiden Barack Obama sekali lagi mencapai sukses dalam mencapai permufakatan nuklir yang bersejarah dengan Iran, membuka satu periode kerjasama baru dengan negara Timur Tengah yang kaya dengan minyak tambang. Hasil terobosan dengan Irak membuktikan upaya mengusahakan solusi diplomatik bagi salah satu prioritas hubungan luar negeri menurut arah “berundingn lebih baik dari pada perang” yang diajukannya sejak masuk Gegung Putih adalah sepenuhnya tepat, tanpa memperdulikan bahwa ini merupakan proses yang sulit dan mengandung banyak resiko politik.

Peristiwa “normalisasi hubungan dengan Kuba” juga dianggap sebagai kelanjutan dari sukses-sukses yang datang bertubi-tubi yang dicapai oleh Presiden Barack Obama tentang kebijakan hubungan luar negeri, meningkatkan prestise Presiden dari Partai Demokrat pada masa bakti ke-2. Walaupun menerima banyak celaan dan tuduhan terhadap  pemilik Gedung Putih yang telah  memberikan terlalu banyak konsesi  kepada La Havana, tapi Presiden berkulit hitam yang pertama dalam sejarah AS itu masih mengatasi semua celaan ini untuk membela kebijakan diplomatik prioritasnya. Dan dia telah mencapai sukses. Hubungan AS-Kuba yang dibekukan selama masa 8 generasi Presiden AS telah dipecahkan. Normalisasi hubungan dengan Kuba yang mendatangkan pembukaan kedutaan besar di masing-masing negara dianggap sebagai warisan terkemuka yang ditinggalkan oleh Presiden Barack Obama sebelum meninggalkan Gedung Putih.

Menetapkan selar-selar setelah meninggalkan Gedung Putih

Disamping itu, Presiden Barack Obama juga mencatat selar dengan serentetan prestasi hubungan luar negeri yang penting lainnya, misalnya mencapai hak perundingan cepat dari Kongresnya untuk menuju ke penandatanganan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Trans Pasifik (TPP), mengusahakan operasi menentang kekuatan yang menamakan diri sebagai Negara Islam (IS) atau memperkokoh hubungan dengan sekutu-sekutunya serta memperbaiki hubungan dengan dunia Islam. Tidak ada kemenangan manapun diantaranya itu kecil. Pada periode akhir masa baktinya, Presiden Barack Obama yang telah berhasil melaksanakan komitmennya ketika berkuasa karena adanya kebijakan konsisten, bersedia melakukan dialog dengan orang yang punya perselisihan pandangan dan berkonfrontasi dengan AS.

Hingga sekarang, walaupun masih ada banyak pendapat yang tidak menyetuui hasil dari kebijakan yang dilakukan oleh Presiden Barack Obama, tapi tidak ada yang bisa mengingkari bahwa kebijakan diplomatik ini telah mendatangkan kepentingan besar kepada Pemerintah AS. Presiden Barack Obama telah memberikan sumbangan tidak kecil untuk membantu AS mempertahankan posisi memimpin dunia, mempertahankan sebagai citra satu negara adi kuasa yang penting dan paling kaya raya di planit. Semua prestasi ini telah turut menetapkan selar-selar yang ditinggalkan oleh Presiden Barack Obama setelah berkuasa selama dua masa bakti.  


Komentar

Yang lain