(VOVWORLD) - Pada tanggal 15 Desember, Inggris menjadi negara Eropa pertama yang berpartisipasi dalam Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans Pasifik (CPTPP). Di samping kepentingan-kepentingan ekonomi, ini juga bisa dianggap sebagai satu tonggak penting tentang geopolitik bagi baik Inggris maupun negara-negara anggota CPTPP.
Inggris mengajukan surat permintaan untuk masuk CPTPP sejak tahun 2021, pada bulan Juli tahun lalu, menandatangani perjanjian dan pada tanggal 12 Desember, resmi menjadi anggota sepenuhnya. Event ini menandai kesepakatan terbesar dari Inggris sejak keluar dari Uni Eropa (EU).
Warga belanja di supermarket di Manchester, Inggris (Foto: Xinhua/ VNA) |
“Kemenangan” untuk Negara Inggris
Dengan Inggris resmi bergabung, CPTPP sekarang mempunyai 12 negara anggota dengan 580 juta penduduk, di antaranya ada 3 negara yang berada pada Kelompok Tujuh (G7) yaitu Kanada, Jepang, Inggris, Australia, Selandia Baru, Meksiko, Peru, Cile, Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia dan Vietnam. Sebagai perekonomian yang besarnya nomor 6 di dunia, Inggris membantu untuk meningkatkan secara berarti kekuatan ekonomi CP TPP, meningkatkan prosentase CP TPP dalam Produk Domestik Bruto (PDB) global mencapai 15 persen. Di atas segalanya, bergabungnya Inggris pada CPTPP memberikan kepentingan ekonomi bagi kedua belah pihak. Pada pihak Inggris, Menteri Bisnis Inggris, Jonathan Reynolds memberitahukan bahwa bergabungnya pada CPTPP akan memberikan sekitar 2 miliar pound sterling setiap tahun (sama dengan sekitar 2,5 miliar USD) bagi perekonomian negara ini yang sedang mengalami kelemahan karena badan-badan usaha Inggris bisa mendekati pasar baru dengan lebih dari 500 juta penduduk.
Yang lebih penting, tentang hubungan dalam negeri, bergabungnya secara sukses pada CPTPP akan memperkokoh semua argumentasi yang didukung oleh dua Faksi politik terbesar di Inggris yaitu Partai Konservatif dan Partai Buruh yang berkuasa yaitu setelah melaksanakan Brexit untuk ke luar dari EU, Inggris akan lebih mudah menandatangani Perjanjian-Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) dengan para mitra di seluruh dunia, melalui itu, merealisasikan strategi “Inggris global (Britain Global) yang dikeluarkan pasca Brexit. Komisaris Tinggi Perwakilan Inggris di Singapura, Nikesh Mehta menegaskan bahwa negara ini masih percaya pada satu CPTPP yang lebih besar dan kuat pada masa depan.
“Kami percaya bahwa bergabungnya pada CPTPP akan membantu perkekonomian Inggris meningkat kira-kira 2,5 miliar USD. Itu merupakan angka yang lumayan besar tapi baru terhitung di jumlah negara anggota CPTPP sekarang. Dengan satu CPTPP yang lebih luas dengan banyak bidang kerja sama, saya percaya bahwa blok ini akan memainkan peranan yang berarti dan akan mendapat lebih banyak peluang bagi badan-badan usaha Inggris”.
Sosok Baru bagi CPTPP
Bagi semua negara anggota CPTPP yang lain, bergabungnya Inggris pada CPTPP tidak hanya merupakan event yang patut diperhatikan tentang ekonomi saja, tapi mempunyai makna geo-politik yang penting. Menurut Ibu Minako Marita-Jaeger, pakar perdagangan internasional dari Universitas Sussex (Inggris), setelah Amerika Serikat (AS) ke luar dari TPP (sekarang adalah CP TPP) pada tahun 2017, pada kenyataannya, CPTPP telah berubah menjadi satu blok ekonomi yang menghimpun negara-negara adi kuasa menengah dengan keinginan mempertahankan satu ketertiban perdagangan global yang luas dan terbuka, berdasarkan pada ketentuan hukum dengan standar-standar tinggi yang cukup kemampuan berkompetisi secara adil dengan semua lawan ekonomi besar yang lain seperti AS, Tiongkok dan EU. Ibu Minako Morita-Jaeger menilai:
“Dari sudut memandang kebijakan perdagangan internasional, saya berpikir bahwa semua peraturan CP TPP mempunyai potensi untuk menjadi model bagi peraturan multilateralisme. Perluasan CPTPP dengan sukses telah memberikan motivasi dalam menganekaragamkan CPTPP dan beberapa organisasi lain seperti Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Bisa dikatakan bahwa bergabungnya Inggris pada CPTPP memberikan prasyarat yang baik pagi penggabungan anggota blok ini di kemudian hari”.
Tetapi semua tantangan masa depan terhadap CPTPP sangat rumit. Sebagai blok yang menghimpun negara-negara yang mempunyai taraf perkembangan ekonomi, fondasi kebudayaan dan sistem politik yang berbeda, perihal CPTPP bisa secara berjangka panjang mempertahankan semua nilai dan standar dalam proses penggabungan anggota baru atau tidak masih menjadi hal yang kontroversial, khususnya ketika ada beberapa negara dan wilayah yang mengajukan surat permintaan untuk bergabung pada CPTPP. Pada pertemuan akhir tahun lalu di San Francisco (AS) di sela-sela Konferensi Tingkat Tingggi Forum Ekonomi Asia-pasifik (APEC), semua anggota CPTPP telah mendiskusikan peningkatan level perjanjian dan hal ini perlu dilaksanakan secepat mungkin ketika dunia sedang mengalami banyak gejolak politik dan ekonomi.