Timur Tengah tidak menepati janji dengan perdamaian

(VOVworld) - Satu tahun - 365 hari -  jangka waktu yang cukup untuk memutuskan dan menyelesaikan semua dambaan dan aspirasi. Tetapi, dengan proses perdamaian Timur Tengah, tahun lalu merupakan jangka waktu yang terlalu pendek. Banyak kesempatan sudah tiba tapi semuanya terlewatkan karena perhitungan -perhitungan  dari semua fihak. Upaya komunitas internasional sampai sekarang sedang “berjalan di tempat” dan  satu solusi damai dengan dua negara yang sama- sama berkoeksistensi  masih sedang sibuk mencari –cari di penggalan  jalan yang penuh dengan onak dan duri. Tahun 2012 telah lewat dan meninggalkan  porak- peranda yang belum selesai kepada Timur Tengah. 

Timur Tengah tidak menepati janji dengan perdamaian - ảnh 1
Situasi di Timur Tengah masih tegang.
(Foto: tet.vinhphuc.gov.vn)

Pada kenyataan-nya, kalau melihat pada semua perkembangan damai di Timur Tengah, tidak banyak  hal yang akan bisa dibicarakan selama setahun ini. Kemacetan yang belum bisa diatasi sejak 2008, tetaplah sengketa yang bersangkutan dengan daerah pemukiman orang Yahudi. Pada saat orang Palestina  menginginkan agar Israel menghentikan pembangunan semua daerah pemukiman di bagian wilayah yang diduduki, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ingin memulai semua perundingan, tanpa  semua prasyarat. Harapan terbesar yalah kunjungan  pendek (pada kahir Juni 2012) yang dilakukan  Presiden Rusia Vladimir Putin di  “kancah api dunia” itu. Moskwa bersedia mengakui satu negara Palestina merdeka dan berseru  kepada Israel dan Palestina supaya  memulihkan semua perundingan dan itu menjadi jalan satu-satunya untuk menangani  bentrokan.  

Timur Tengah tidak menepati janji dengan perdamaian - ảnh 2
Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) berkunjung di Timur Tengah.
(Foto: tintuc.xalo.vn)

Partisipasi Moskwa - salah satu diantara 5 negara anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) yang menyingsingkan tangan menangani  urusan bersama telah memberikan satu pesan kuat kepada faksi-faksi, baik di Israel maupun di Palestina. Akan tetapi, kesempatan itu sekali lagi terlewatkan. Masalah pokok-nya yalah terkena kepercayaan antara berbagai fihak belum ditegakkan. Bersama dengan itu yalah tekat pemerintahan Tel Aviv dalam membangun daerah pemukiman penduduk di Jerussalam Timur di satu bagian wilayah Palestina  yang pernah berkali-kali  diumumkan akan dipilih  menjadi ibu kota.  Keputusan ini tidak hanya membuat perundingan tertunda, melainkan juga menimbulkan rintangan terhadap hubungan antara Amerika Serikat dan Israel.  Bentrokan selama 8 hari  di jalur Gaza (dari 14 -22 November  2012) antara Gerakan Islam Hamas dan Israel yang menewaskan 158 orang Palestina dan 6 orang Israel  telah memadamkan semua harapan. Akan tertapi, orang Palestina penuh dengan harapan ketika pada hari-hari akhir November 2012 lalu, Majelis Umum PBB telah mengajukan keputusan penting, yaitu memberikan suara untuk mengesahkan memerikan status negara pengamat yang bukan anggota kepada Palestina, menegaskan peranan Palestina dalam komunitas internasional, memberikan tambahan kekuatan bagi badan pimpinan Palestina dalam proses mengusahakan dukungan bagi satu negara miliknya  sendiri.

Timur Tengah tidak menepati janji dengan perdamaian - ảnh 3
Majelis Umum PBB telah memerikan status negara pengamat yang bukan anggota kepada Palestina
(Foto: vnexpress.net)

Situasi semua negara di kawasan  yang panas ini  juga tidak lebih baik terbanding dengan tahun lalu. Gempa instabilitas yang melanda dari gerakan “Musim semi Arab” masih sedang mengancam dan mempengaruhi kuat pemerintah pimpinan Presiden Suriah Bashar al-Assad. Tekanan dari pasukan  perlawanan dan tekanan dari luar semakin besar sehingga situasi menjadi tidak stabil di Suriah. Faksi pembangkang sedang menerapkan skenario seperti halnya dengan Lybia dengan keinginan menyerap perhatian dan intervensi Barat. Akan tetapi, posisi Suriah di papan catur politik  kawasan dan dunia, hubungan erat antara Suriah dengan dunia Islam, intervensi  setengah jalan dari Amerika Serikat dan Barat, telah dan sedang menjadi faktor-faktor yang membuat proses pencarian perdamaian di Suriah mengalami kemacetan. Semua kesempatan perdamaian di Suriah tampaknya sedang berangsur- angsur menjadi kering, sehingga menjerumuskan negara ini ke jurang perang saudara yang komprehensif.  Menurut penghitungan PBB,  ada kira-kira 3.000 warga Suriah yang menerobos perbatasan  untuk mencari tempat perlindungan  saban hari dan diperkirakan, pada akhir tahun ini, 7.000 warga Suriah akan meninggalkan negaranya  mengungsi di negara-negara tetangga.

Timur Tengah tidak menepati janji dengan perdamaian - ảnh 4
Ilustrasi.
(Foto: m.vietgiaitri.com)

Di Iran, situasinya juga tidak begitu terang benderang. Pada tahun 2012, Iran juga  harus bergulat untuk menghadapi semua kesulitan  ekonomi di dalam negeri dan tekanan yang semakin meningkat dari luar. Semua perundingan tentang masalah nuklir yang kontroversial dari Teheran terus-menerus dimundurkan  ke jalan buntu. Pada kenyataannya, dunia masih sedang bingung dalam  belum mencari solusi untuk masalah Iran, ketika pendirian semua fihak jauh berbeda. Penyebab yang membuat semua putaran perundingan  berjalan di tempat yalah semuanya belum pernah berfokus membahas masalah nuklir diri sendiri, maka selalu berkaitan dengan semua kepentingan politik, ekonomi dan keamanan semua fihak. Oleh karena itu, jawaban untuk masalah nuklir Iran  menjadi satu tantangan besar terhadap dunia pada 2013.

Satu tahun sudah lewat, Timur Tengah  telah dan belum bisa  berubah secara positif. Bersama dengan beban-beban kesulitan ekonomi, kekerasan dan bentrokan yang berdarah - darah terjadi setiap hari, rakyat kawasan ini masih harus hidup dalam kecemasan dan  pada waktu depan  yalah masa depan yang penuh ketidakpastian. Keantusiasan yang tidak bisa ada pada hari-hari awal tahun baru sehingga menciptakan satu warna suram dalam parorama  umum dunia di Timur Tengah./.


Komentar

Yang lain