Tiongkok – India memperkuat kepercayaan politik bilateral

(VOVworld) – Perdana Menteri (PM) India, Narendra Modi pada Kamis (14 Mei) telah tiba di Beijing, tempat persinggahan pertama dalam kunjungan kerjanya ke 3 negara Asia Timur. Kunjungan ini merupakan peristiwa diplomatik penting yang menandai masa satu tahun kekuasaan PM Narendra Modi, guna mendorong kerjasama perdagangan yang saling menguntungkan. Lebih dari pada soal ekonomi, hal yang dinanti-nantikan dua pihak dalam kunjungan ini ialah bisa memberikan kepercayaan politik yang lebih besar lagi antara dua negara di kawasan yang sudah punya perselisihan-perselisihan berlarut-larut selama puluhan tahun ini. 

Tiongkok – India memperkuat kepercayaan politik bilateral - ảnh 1
PM India, Narendra Modi tiba di kota Xi'an
(Foto: baotintuc.vn)


Upaya memperbaiki hubungan New Delhi – Beijing bisa dilihat melalui frekuensi kunjungan tingkat tinggi. Ini merupakan kunjungan ke-4 yang dilakukan PM India ke Tiongkok dalam waktu 12 tahun ini, selama waktu yang sama itu, New Delhi telah menerima 6 kunjungan yang dilakukan para pemimpin Tiongkok. Hal yang patut diperhatikan ialah kota Xi’an (provinsi Shaanxi), kampung halaman Presiden Tiongkok, Xi Jinping, yang dipilih Tiongkok sebagai tempat pertemuan dan pembicaraan menunjukkan bahwa Beijing sangat menghargai pertemuan ini dan ingin mengesampingkan semua perselisihan pada masa lampau dengan negara tetangga yang punya jumlah penduduk besar ini.

Dalam kunjungan kali ini, PM Narendra Modi melakukan pertemuan-pertemuan resmi dengan para pemimpin Tiongkok, menghadiri konferensi ekonomi di kota Shanghai, menemui para pemimpin grup ekonomi papan atas di Tiongkok. Permufakatan-permufakatan dengan nilai sebesar 20 miliar dolar Amerika Serikat direncanakan akan ditanda-tangani pada kunjungan kali ini.


Perselisihan-perselisihan pada masa lampau

Selama beberapa dekade ini, hubungan India – Tiongkok kadang kala menjadi panas atau dingin karena sengketa perbatasan. Pada masa lampau, Tiongkok dan India sudah 3 kali melakukan perang di daerah perbatasan dan sampai saat kini, dua pihak tetap belum bisa mencapai satu solusi politik untuk menangani ketegangan ini secara baik dan berkesinambungan. Tiongkok pernah menyatakan bahwa New Delhi sedang menyengketakan wilayah seluas 90.000 Km2 dengan Tiongkok di daerah sebelah Timur barisan pegunungan Himalaya. Sedangkan India mengatakan bahwa Tiongkok telah menduduki 38.000 Km2 wilayah India di bagian Barat dataran tinggi Aksai Chin. Pada September 2014, ketika Presiden Tiongkok, Xi Jinping sedang melakukan kunjungan di India untuk menghadiri pembicaraan puncak pertama dengan PM Narendra Modi, tentara dua pihak telah melakukan bentrokan di daerah Ladakh di sebelah Barat barisan gunung Himalaya. Sejak saat itu sampai sekarang, semua perselisihan ini tetap membara dan belum ada titik akhirnya, bahkan bentrokan itu kadang-kadang terjadi lagi. Yang terkini, pada Februari 2015, Tiongkok telah naik pitam dan gusar terhadap kehadiran PM India, Narendra Modi pada acara peringatan berdirinya kawasan Arunachan Pradesh, kawasan perbatasan yang ada sengketa, tapi sekarang sedang dikontrol India. Beijing telah memanggil Duta Besar New Delhi untuk menyampaikan nota protes, bersamaan itu menekankan bahwa Tiongkok menghargai pengembangan hubungan dengan India, namun berharap supaya pihak New Dehli tidak melakukan tindakan-tindakan yang bisa merumitkan masalah perbatasan dan menangani masalah ini melalui perundingan bilateral.


Kemacetan bagi kerjasama bilateral

Demikianlah perselisihannya, tapi dua negara juga secara permanen mengusahakan suara bersama di bidang ekonomi. Sejak tahun 2000, hubungan perdagangan bilateral Tiongkok – India telah berkembang dengan prosentase saban tahun rata-rata sebesar 29%, lebih cepat terbanding dengan pertumbuhan perdagangan masing-masing negara dengan kawasan manapun di dunia. Ketika ditinjau dari banyak segi, maka kerjasama India – Tiongkok merupakan hal yang sama sekali wajar karena dua negara ini mempunyai jumlah penduduk hampir sama dengan sepertiga jumlah penduduk dunia dan dua negara ini merupakan perekonomian-perekonomian baru muncul di dunia. Pada kenyataannya, Tiongkok selalu membutuhkan kerjasama pengembangan ekonomi dengan India dan sebaliknya. Akan tetapi, kerjasama ekonomi India – Tiongkok sampai sekarang hanya termanifestasikan secara lebih jelas dalam forum-forum multilateral dari dalam hubungan bilateral. Walaupun merupakan perekonomian yang besar di Asia, tapi India tidak berada dalam kelompok 10 mitra dagang besar bagi Tiongkok. Kalangan pengamat berpendapat bahwa dengan skala dua perekonomian ini, maka pertukaran dagang India – Tiongkok sekarang masih amat rendah terbanding dengan potensi yang sebenarnya. Untuk bisa melakukan kerjasama ekonomi secara sukses seperti yang diharapkan, dua pihak harus memahami bahwa mereka perlu memecahkan banyak tantangan. Namun sampai sekarang, kemacetan penting dalam hubungan bilateral Tiongkok – India justru merupakan perselisihan tentang garis perbatasan. Problematik pokok berikutnya bersangkutan dengan kepentingan geo-strategi pada saat kedua pihak sedang berusaha membangun pengaruhnya di kawasan yang menggunakan banyak mitra lain sebagai bobot banding, khususnya ialah Amerika Serikat dan Pakistan.


Bekerjasama sekaligus bersaing

Hal yang mudah dilihat pada tahun-tahun belakangan ini ialah walaupun saling mencurigai tentang strategi dan saling menganggap lawannya sebagai ancaman, tapi baik Tiongkok maupun India sama-sama mencapai keberhasilan dalam meletakkan persaingan strategis berada dalam kontrol, bersamaan itu telah memperluas bidang dimana keduanya bisa bekerjasama. Tiongkok kuat di segi produksi barang dagangan dan infrastruktur, sementara India asor unggul di bidang infrastruktur, tapi kuat di bidang jasa layanan dan teknologi informasi. Tiongkok kuat di segi perangkat keras (permesinan, suku cadang), pada saat India kuat dalam hal perangkat lunak. Tiongkok lebih kuat di pasar produk, sedangkan India lebih kuat di pasar keuangan. Oleh karena itu, dua negara punya kebutuhan saling memanfaatkan dan berusaha jangan membiarkan sengketa berpengaruh negatif terhadap masa depan hubungan kerjasama. Di samping itu, baik India maupun Tiongkok mempunyai kepentingan bersama dalam mendeferensiasi pihak sana dengan mitra-mitra lain dan saling mengekang dalam usaha menghimpun kekuatan baik di dalam maupun di luar kawasan.

Menyedari secara jelas kepentingan detente daripada bentrokan, maka kunjungan yang dilakukan PM India, Narendra Modi di Tiongkok kali ini bertujuan memperkuat kepercayaan politik dengan Tiongkok. Untuk bisa berkembang kuat dan menjadi satu negara adi kuasa yang mendapat pengakuan dunia, maka Beijing tidak bisa tidak membutuhkan sokongan New Delhi dan sebaliknya. Semua ketegangan geo-politik, kebutuhan-kebutuhan ekonomi sedang memaksa “Dua raksasa di Asia” ini bekerjasama satu sama lain, membatu meredakan kecurigaan-kecurigaan serta ketidak-percayaan dalam sejarah serta persaingan pada masa depan./. 

Komentar

Yang lain