Viet Nam akan menjadi destinasi yang damai dari aktivitas-aktivitas keagamaan internasional

(VOVWORLD) - Pada tanggal 12 Mei ini, Viet Nam akan resmi menyambut kedatangan lebih dari 1.600 utusan agama Buddha internasional, di antaranya ada pimpinan beberapa negara untuk menghadiri Hari Waisak Perserikatan Bangsa-Bangsa 2019. Kenyataan ini menunjukkan bahwa argumentasi-argumentasi dari Komite Kebebasan Beragama Internasional Amerika Serikat dalam laporan tahunannya tentang situasi kebebasan beragama di dunia, di antaranya ada situasi agama Viet Nam baru-baru ini hanyalah penilaian-penilaian subyektif, berat sebelah dan kurang beriktikat baik terhadap Viet Nam.
Viet Nam akan menjadi destinasi yang damai dari aktivitas-aktivitas keagamaan internasional - ảnh 1Iluastrasi  (Foto: vov.vn) 

Viet Nam merupakan satu negara multi kepercayaan dan multi agama. Pada setiap periode sejarah Tanah Air, semua kepercayaan dan agama selalu hidup  rukun dan berkaitan dengan bangsa. Sembilan puluh lima persen jumlah penduduk Viet Nam mempunyai kehidupan berkepercayaan, di antaranya ada lebih dari 24,3 juta orang yang merupakan umat dari berbagai gama yang  menduduki 27% jumlah penduduk, punya kira-kira 53.000 pemuda agama, 134.000 petugas agama dan 28.000 tempat ibadah. Akvitas agama beragenaragam dengan lebih dari 8.000 pesta kepercayaan dan agama  setiap tahun. Semua angka ini merupakan bukti yang jelas bahwa hak kebebasan beragama dan kebebasan berkepercayaan di Viet Nam selalu terjamin dalam kenyataan.

 

Pandangan yang jelas tentang kepercayaan dan agama

Garis politik konsekuen yang dijalankan oleh Negara Viet Nam ialah menghormati dan menjamin hak kebebasan berkepercayaan,  kebebasan beragama dan kebebasan tidak berkepercayaan dan tidak beragama bagi warga negara. Hal ini tercantum secara jelas dalam Undang-Undang Dasar perundang-undangan Viet Nam dan dijamin dan dihormati dalam kenyataan.

Pertama-tama itu adalah penyempurnaan sistim perundang-undangan dan kebijakan tentang kepercayaan dan agama, khususnya diberlakukannya Undang-Undang tentang Kepercayaan dan Agama tahun 2016 (resmi berlaku pada bulan Januari 2018) dan peraturan-peraturan  pelaksanaan undang-undang ini selama ini. Undang-Undang tentang Kepercayaan dan Agama tahun 2016 menegaskan: “Semua orang  punya hak kebebasan berkepercayaan dan beragama, menganut atau tidak menganut agama manapun; Setiap orang punya hak menyatakan kepercayaan dan agama, mengamalkan ritual kepercayaan dan agama, ikut serta dalam pesta-pesta, belajar dan mempraktekkan ajaran dan ketentuan agama”. Sebelumnya, Undang-Undang Dasar tahun 1992 juga menentukan: “Warga negara punya hak kebebasan berkepercayaan, menganut atau tidak menganut  agama manapun”. Semua agama setara terhadap hukum. Tempat-tempat ibadah dari semua kepercayaan dan agama dilindungsi oleh undang-undang. Tidak ada siapapun yang boleh melanggar kebebasan berkepercayaan dan beragama tau menyalah-gunakan kepercayaan dan agama untuk  melanggar hukum dan kebijakan Negara”.

Dasar-dasar hukum fundamental tersebut menunjukkan bahwa masalah menjamin dan menghormati kebebasan beragama dan persatuan nasional telah menjadi satu prinsip primer dan konsekuen dari Partai Komunis dan Negara Viet Nam sejak dulu hingga sekarang.

 

Viet Nam merupakan destinasi yang damai dari organisasi-organisasi agama internasional

Dalam kenyataannya, hari-hari perayaan besar dari agama-agama di Viet Nam selalu berlangsung secara khidmat menurut ritual agama dan menyerap partisipasi para umatnya. Yang terkini, hari raya Chol Chnam Thmay dari warga etnis minoritas Khmer telah berlangsung pada pertengahan bulan April lalu dengan bermacam-macam aktivitas agama. Banyak ritual tradisional seperti upacara menyambut tahun baru, upacara mempersembahkan nasi kepada pagoda, upacara memandikan Patung Sang Buddha, upacara berdoa kepada arwah dan lain-lain yang pada pokoknya diadakan di pagoda-pagoda Theravada Khmer telah mendapat perhatian bear dari pemerintahan daerah dan pimpinan Partai Komunis dan Negara Viet Nam. Begitu pula pada kesempatan Hari Natal dari umat Katolik, pimpinan Partai Komunis, Negara, Pemerintah dan Front Tanah Air Viet Nam juga mengunjungi dan mengucapkan selamat kepada umat Katolik. Umat Katolik di seluruh Viet Nam bisa menghayati pesta yang penting di tengah-tengah kegembiraan dan kebahagiaan.

Sejak dulu hingga sekarang, semua organisasi agama di Viet Nam aktif ikut serta dalam aktivitas-aktivitas temu pergaulan dan kerjasama internasional sehingga membuat kehidupan berkepercayaan dan beragama dari umatnya semakin lengkap. Belakangan ini, Hari Waisak 2019 yang diadakan oleh Viet Nam telah benar-benar membawa Viet Nam menjadi destinasi dari aktivitas-aktivitas agama internasional. Utusan agama Buddha asal 112 negara dan teritori dengan 570 rombongan  dan 1.650 utusan internasional, di antaranya ada Wakil Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Presiden Myanmar, Perdana Menteri Nepal, Ketua Majelis Tinggi India dan lain-lain yang menghadiri upacara ini merupakan bukti yang jelas bahwa Viet Nam merupakan destinasi yang damai bagi aktivitas-aktivitas agama internasional. Sebelumnya, Viet Nam juga telah dua kali menyelenggarakan dengan sukses Hari Waisak Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 2008 dan 2014. Viet Nam juga pernah menyelenggarakan dengan sukses upacara peringatan ulang tahun ke-500 Reformasi Protestan. Peristiwa-peristiwa agama internasional yang berlangsung di Viet Nam menciptakan opini umum yang baik terhadap sahabat-sahabat internasional tentang aktivitas keagamaan di Viet Nam.

Kenyataan-kenyataan yang disebut di atas merupakan bukti tentang kehidupan aktivitas agama yang beranekaragam di Viet Nam, bersamaan itu merupakan pengakuan dari komunitas internasional tentang prestasi-prestasi yang dicapai oleh Viet Nam dalam melaksanakan garis politik dan kebijakan tentang kebebasan beragama. Oleh karena itu, argumentasi-argumentasi yang menyatakan bahwa Viet Nam melanggar kebebasan berkepercayaan dan kebebasan beragama hanyalah penilaian-penilaian yang subyektif, sepihak, usang dan tidak bisa mengaburkan panorama kebebasan berkepercayaan dan kebebasan beragama yang hidup-hidup di Viet Nam.  

Komentar

Yang lain