Vietnam memanifestasikan tanggung-jawab internasional ketika mencalonkan diri untuk jabatan Direktur Jenderal UNESCO

(VOVWORLD) - Dari 9-10 Oktober, 58 negara anggota telah memberikan suara secara tertutup untuk memilih Direktur Jenderal Organisasi Kebudayaan, Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO). Duta Besar Vietnam, Pham Sanh Chau adalah salah seorang di antara 8 calon untuk jabatan Direktur Jenderal UNESCO. Ini untuk pertama kalinya Vietnam ada wakil yang mencalonkan diri untuk posisi  penting ini, memanifestasikan tanggung-jawab internasional Vietnam yang lebih besar di berbagai organisasi multilateral.
Vietnam memanifestasikan tanggung-jawab internasional ketika mencalonkan diri untuk jabatan Direktur Jenderal UNESCO - ảnh 1Markas Besar UNESCO di Paris   (Foto: internet) 

Akan ada maksimal 5 putaran pemungutan suara untuk memilih calon yang menang. Calon yang mencapai kemenangan akan dinominasikan oleh Dewan Eksekutif UNESCO kepada Majelis Umum UNESCO untuk dipelajari dan diesahkan pada persidangan yang akan berlangsung pada bulan November 2017.

 

Pemilihan yang ketat

UNESCO adalah satu organisasi spesialis dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), punya posisi yang semakin penting dalam kehidupan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan pendidikan di dunia, maka pemilihan jabatan Direktur Jenderal organisasi ini sangat penting dengan satu proses yang ketat.

Sejak terbentuk  (15 November 1945) hingga sekarang, UNESCO telah 10 kali mengalami  pemilihan Direktur Jenderal dan ini merupakan pemilihan kali 11 untuk memilih pemimpin organisasi ini dalam masa bakti 4 tahun (November 2017-November 2021). Para calon akan harus mengalami interviu dan pemungutan suara. Pemungutan suara kali ini (dilaksanakan dalam persidangan Dewan Eksekutif UNESCO ke-201 bulan April 2017) punya beberapa perubahan. Berlainan dengan sidang-sidang terbatas sebelumnya,  kali ini, para calon menyampaikan program aksi dan menjawab interviu secara terbuka dan ditayangkan langsung melalui Website UNESCO. D antara total waktu 90 menit, waktu penyampaian program aksi diperpendek menjadi hanya tinggal 10 menit, waktu sisanya untuk jawaban interviu, menciptakan syarat kepada para calon untuk memanifestasikan pengetahuan dan kemampuannya atas pertanyaan-pertanyaan yang beranekaragam di banyak bidang dan dari banyak negara.

Para calon adalah orang-orang yang pernah memegang posisi tinggi dalam pemerintah negara-negara, pernah melakukan aktivitas di UNESCO dan memahami bidang-bidang spesialis dari organisasi ini. Calon Vietnam Pham Sanh Chau juga adalah orang yang memahami dan punya banyak pengalaman tentang aktivitas di UNESCO, pernah memegang jabatan Duta Besar, Kepala Perutusan Tetap Vietnam di samping UNESCO dan sekarang ini adalah Utusan Khusus Perdana Menteri urusan pekerjaan-pekerjaan UNESCO.

 

Vietnam untuk pertama kalinya mencalonkan diri untuk jabatan Direktur Jenderal UNESCO

Keputusan Vietnam  mencalonkan diri untuk jabatan Direktur Jenderal UNESCO berada dalam proses partisipasi Vietnam yang semakin aktif dalam aktivitas-aktivitas UNESCO sejak menjadi anggota organisasi ini pada bulan Juli 1976. Pada periode permulaan, Vietnam telah dipilih menjadi anggota Dewan Eksekutif UNESCO (tahap 1978-1983) dan menempatkan kantor perwakilan di UNESCO (1982). Di samping itu, Vietnam telah mengesahkan beberapa konvensi yang penting seperti Konvensi tentang Konservasi Pusaka Budaya Nonbendawi; Konvensi tentang Penjagaan dan Pengembangan Keanekaragaman Manifestasi-Manifestasi Kebudayaan; Memimpin banyak konferensi dan aktivitas besar dari UNESCO (Konferensi Tingkat Tinggi Kawasan Asia-Pasifik tentang Dialog Antar-kebudayaan; Konferensi Konsultasi berbagai Komite Nasional Kawasan Asia-Pasifik dan lain-lain).

Vietnam juga memperhebat pemberian gagasan di bidang-bidang tematik seperti Pemberantasan buta huruf; Pusat pembelajaran komunitas; Menerapkan isi pendidikan demi perkembangan yang berkesinambungan ke dalam pola zona cadangan biosfer dan lain-lain. Vietnam sudah 4 kali dipilih menjadi anggota Dewan Eksekutif dan sekarang ini sedang memegang peranan ini dengan baik (masa bakti 2015-2019) dan anggota Komite Pusaka Dunia (masa bakti 2013-2017). UNESCO juga benar-benar mementingkan hubungan dengan Vietnam. Vietnam telah 8 kali menyambut kunjungan 5 Direktur Jenderal UNESCO dan dalam waktu 8 tahun ini, Direktur Jenderal UNESCO telah tiga kali melakukan kunjungan resmi di Vietnam. Direktur Jenderal Infungsi UNESCO, Irina Bokova telah menegaskan bahwa “Vietnam selalu menjadi salah satu di antara negara-negara pelopor dan adalah teladan tentang penggelaran dengan sukses semua program dan aktivitas UNESCO”.

Karena ikut serta secara aktif dalam UNESCO, citra Vietnam disosialisasikan dan semua proyek konservasi kebudayaan, pendidikan, ilmu pengetahuan dan lain-lain mendapat bantuan. Vietnam telah mendapat pengakuan dari UNESCO dengan 35 gelar yaitu berprestise yaitu 8 pusaka alam dan  budaya dunia, 11 pusaka nonbendawi dunia, 6 puasaka dokumen, 9 zona cadangan biosfer dunia dan satu geo-park global. Baru-baru ini, dua institut matematika dan fisika dari Akademi Ilmu Pengetahuan Vietnam telah mendapat pengakuan dari UNESCO sebagai pusat ilmu pengetahuan klas 2 dengan sponsor dari UNESCO.

 

Vietnam memanifestasikan peranan aktif, menegaskan posisi di berbagai organisasi multilateral

Walaupun untuk pertama kalinya mencalonkan diri, tapi melalui putaran penyampaian program aksi dan jawaban interviu pada bulan April 2017, calon Vietnam, Pham Sanh Chau telah memanifestasikan  rasa percaya diri dengan menggunakan secara fasih bahasa Inggris dan Perancis dalam menyampaikan pengetahuan-pengetahuan yang intensif dan ekstensif mengenai banyak bidang yang besangkutan, pengalaman melakukan aktivitas di UNESCO, memanifestasikan kemampuan memimpin satu organisasi internasional yang besar, punya langgam sendiri dan telah mengeluarkan ide-ide praksis dalam membenahi aparat UNESCO dan satu program aksi yang kongkrit. Duta Besar Pham Sanh Chau juga adalah presenter yang  persuasif dan mendapat tepukan tangan yang paling panjang.

Akan tetapi, dalam menghadapi para calon yang potensial lainnya dari Tiongkok yaitu Qian Tang, sekarang adalah Pembantu Direktur Jenderal UNESCO tentang pendidikan, calon dari Mesir, Moushara Khattab, mantan Menteri urusan Keluarga dan Kependudukan, calon dari Qatar, Hamad bin Al-Kawari, mantan Menteri Kebudayaan dan calon dari negara tuan rumah Perancis, Audrey Azoulay, mantan Menteri Kebudayaan dan Komunikasi, hasil terakhir dari kompetisi untuk jabatan poros dari satu organisasi internasional yang penting seperti UNESCO masih ada bnayak hal yang patut dibicarakan pada masa depan. Bagaimanapun, bagi Vietnam, untuk pertama kalinya ada satu calon  yang percaya diri mencalonkan diri untuk jabatan Direktur Jenderal UNESCO memanifestasikan keinginan Vietnam yang dapat memainkan peranan yang lebih besar dalam pekerjaan-pekerjaan internasional bersama.  

Komentar

Yang lain