PBB Menuju ke Perombakan dan Penetapan Masa Depan yang Baru

(VOVWORLD) - Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (MU PBB), pada tgl 10 September, membuka Sidang Pleno pertama Angkatan ke-79 dengan tekad merombak dan bertindak secara lebih gigih untuk menghadapi tantangan-tantangan yang kian meningkat tentang perdamaian, keamanan, lingkungan dan manajemen global.
PBB Menuju ke Perombakan dan Penetapan Masa Depan yang Baru - ảnh 1Persidangan ke-79 MU PBB (Sumber) PBB)

Tahun pergejolakan  PBB

 

Dalam pidato penutupan Angkatan ke-78 MU PBB, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB, Antonio Guterres menekankan bahwa komunitas internasional baru saja mengalami satu tahun yang penuh dengan gelojak yang sengit, ketika kelaparan, kemiskinan, ketidaksetaraan sosial dan konflik terjadi di banyak tempat di dunia, bersamaan itu, ini juga merupakan tahun terpanas yang pernah dialami bumi.

Konflik di Jalur Gaza antara Israel dan Pasukan Hamas meledak pada bulan Oktober tahun 2023, sekarang tetap diperpanjang dalam kemacetan, sementara itu konflik di Ukraina siap memasuki tahun ke-3. Di samping itu, perang saudara di Sudan, kerusuhan di Haiti dan bahaya peningkatan tinggi konflik di banyak tempat lain di dunia menimbulkan tekanan terhadap PBB dalam menjaga perdamaian dan keamanan.

Menurut Ketua MU PBB angkatan ke-78 (UNGA-78), Dennis Francis, bukan berlebihan ketika mengatakan bahwa semua cedera yang ditimbulkan manusia di dunia selama sepanjang tahun lalu telah melampaui imajinasi sehingga membuat PBB harus meningkatkan levelnya  untuk mencukupi kekuatan guna menghadapi tantangan-tantangan yang makin menjadi rumit ini.

“PBB perlu menggeliat untuk memenuhi tuntutan-tuntutan yang tertinggi dan menyelesaikan misi pemeliharaan perdamaian dan keamanan, di konteks konflik melanda luas dari Ukraina, Haiti ke Timur Tengah, dan Afrika”. 

Ketika mengungkapkan kembali tema Persidangan ke-78 MU PBB ialah “Membina kembali kepercayaan dan membangkitkan semangat solidaritas global: Mendorong Aksi Agenda 2030 dan Tujuan-Tujuan Pembangunan yang Berkesinambungan (SDG), menuju ke perdamaian, kemakmuran, dan kesinambungan untuk semua orang”, Bapak Dennis Francis mendesak negara-negara supaya berkoordinasi dengan PBB untuk menyelesaikan misi tertinggi dari organisasi ini ialah menjaga perdamaian dan keamanan internasional,  bersamaan itu menghadapi secara lebih baik semua tantangan keamanan non-tradisional seperti perubahan iklim, ketidaksetaraan teknologi atau bahaya-bahaya dari kecerdasan buatan.

Ketika berbagi kekhawatian ini, Sekjen PBB, Antonio Guterres menyatakan bahwa semua negara harus mempunyai tekad bersama untuk mempertahankan dan mendorong tujuan-tujuan pembanguan ambisius yang telah disahkan dulu dalam rangka PBB. Kepala organisasi multilateral yang teramat penting di dunia ini juga menekankan bahwa dalam Angkatan ke-78 yang lalu, MU PBB telah mengesahkan Pernyataan politik di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) SDG pada bulan September tahun lalu. Event ini menunjukkan bahwa penyelesaian 17 SDGs merupakan kepentingan bersama dari semua negara dan semua negara perlu menganggap ini sebagai fondasi untuk berdialog dan menghindari untuk menjerumuskan sistem internasional ke reruntuhan.

“PBB dan sistem multilateral hanya beraktivitas secara efektif ketika semua negara anggota bersama-sama berkomitmen. Semua tantangan yang dihadapi umat manusia tidak bisa tidak diatasi apabila kita bersama-sama bekerja sama”.

PBB Menuju ke Perombakan dan Penetapan Masa Depan yang Baru - ảnh 2Sekjen PBB, Antonio Guterres (Foto: Reuter)

Merombak dan Menuju ke Masa Depan

 

Pada hari penutupan Angkatan ke-78 (10 September), MU PBB juga resmi membuka Sidang Pleno pertama Angkatan ke-79 (UNGA-79). Menurut para pemimpin PBB, dua tugas penting papan atas dari UNGA-79 ialah mendorong perombakan PBB secara kuat dan menetapkan masa depan yang bersama di dunia, melalui KTT Masa Depan yang berlangsung dari tgl 22-23 September di Markas Besar PBB di New York, Amerika Serikat (AS) segera permulaan Pekan Tingkat Tinggi UNGA-79 (24 September). Di KTT Masa Depan, menurut rencana, PBB akan mengesahkan 3 naskah penting yang meliputi: Perjanjian Masa Depan dan Perjanjian Digital Global serta Pernyataan mengenai generasi-generasi masa depan.

Terkait dengan perombakan PBB, masalah yang terbesar ialah pengubahan jumlah anggota dan mekanisme memberikan suara di Dewan Keamanan (DK) PBB, badan yang memiliki wewenang tertinggi di PBB tempat di mana 5 negara anggota tetap (AS, Inggris, Prancis, Rusia, dan Tiongkok) memiliki hak veto. Menjelang UNGA-79, banyak negara dan organisasi internasional serta pimpinan PBB, di antaranya ada Sekjen PBB, secara terus-menerus mengimbau peningkatan anggota harian DK PBB untuk memanifestasikan secara akurat ketertiban dunia sekarang; bersamaan itu, memberdayakan hak bagi negara-negara berkembang dalam aparat yang mengeluarkan keputusan PBB, konkretnya mengalokasi kursi anggota bagi Afrika di DK PBB. Pada tgl 13 September, AS memberitahukan untuk mendukung usulan tersebut.

Selain Afrika, negara-negara seperti India, Jepang, Brasil, Jerman dan lain-lain juga mendapat banyak dukungan di soal mempertahankan kursi anggota DK PBB, meskipun bisa berdiri setelah Afrika dalam urutan prioritas. Sementara itu, pengubahan mekanisme memberikan suara di DK PBB untuk membatasi wewenang dari suara veto diprakirakan akan lebih rumit lagi karena ada penolakan dari beberapa anggota tetap PBB.

Komentar

Yang lain