Tantangan-Tantangan yang Dihadapi Perdagangan Global

(VOVWORLD) - Dalam Laporan Perdagangan Dunia tahun ini yang diumumkan pada tgl 9 September lalu, Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) menilai bahwa perdagangan global memainkan peranan transformasi yang positif selama 3 dekade ini dengan banyak perekonomian, tetapi sedang harus menghadapi meningkatnya risiko akibat proteksionisme dan tantangan pembangunan yang berkelanjutan.
 
 

Ketika menilai laporan tahun ini, Direktur Jenderal WTO, Ngozi Okonjo-Iweala, mengatakan bahwa hal yang paling menonjol dalam laporan tersebut ialah telah berhasil membuktikan peranan yang bersifat transformasi dari perdagangan dalam pengurangan kelaparan dan kemiskinan serta pembagian kesejahteraan bersama. Namun, prestasi-prestasi yang dicapai perdaganagn internasional selama 30 tahun ini sedang terkikis oleh banyak tantangan.

Tantangan-Tantangan yang Dihadapi Perdagangan Global - ảnh 1Direktur Jenderal WTO, Ngozi Okonjo-Iweala. Foto: VNA

Peranan yang bersifat transformasi dari perdagangan

Menurut laporan WTO, dalam periode 1995-2022, prosentase sumbangan dari perekonomian-perekonomian yang berpendapatan rendah dan menengah dalam perdagangan global meningkat dari 21% menjadi 38%. Juga pada periode itu, pendapatan per kapita di negara-negara yang berpendapatan rendah dan menengah meningkat tiga kali lipat. Sejak tahun 1995, perdagangan global diperluas dengan cepat, membantu 1,5 miliar warga di dunia keluar dari kemiskinan ekstrem.

Laporan WTO juga menunjukkan peranan yang bersifat motivasi dari perdagangan, ketika semua negara dalam tahap perundingan untuk bergabung dengan WTO mencapai pertumbuhan PDB sebesar 1,5 poin persen lebih cepat dibandingkan dengan sebelumnya. Akhirnya, perdagangan juga berkontribusi dalam pembagian kesejahteraan di dunia secara lebih seimbang melalui penyempitan kesenjangan tentang pendapatan antara warga di perekonomian-perekonomian yang berpendapatan rendah dan menengah dengan perekonomian-perekonomian yang berpendapatan tinggi.

Akan tetapi, WTO memperingatkan bahwa gelombang proteksionisme, yang meliputi kebijakan peningkatan tarif impor di negara-negara kaya, sedang mengancam untuk mengerosikan prestasi-prestasi yang dicapai selama 3 dekade globalisasi perdagangan ini. Konkretnya, WTO menilai bahwa peningkatan rintangan-rintangan tarif antarperekonomian selama bertahun-tahun belakangan ini memberikan dampak yang lebih kuat terhadap para kepala keluarga yang berpendapatan rendah, kaum perempuan, dan perusahaan-perusahaan kecil, karena objek-objek ini mengalami banyak kesulitan dalam menghadapi meningkatnya biaya perdagangan tetap.

Tantangan-Tantangan yang Dihadapi Perdagangan Global - ảnh 2Kontainer di Pelabuhan Long Beach di California, Amerika Serikat. Foto: Reuters

Tantangan tentang perdagangan yang berkelanjutan dan inklusif

Di samping risiko-risiko tentang kembalinya proteksionisme, perdagangan dunia dewasa ini juga harus memecahkan tantangan-tantangan lain yang bersifat zaman, yaitu pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif, dalam konteks perubahan iklim sedang mengancam akan merusak prestasi ekonomi yang dihasilkan banyak negara dan komunitas. Ini juga merupakan dua topik titik berat yang dibahas pada Forum Komunitas yang diselenggarakan WTO beserta para mitra dari tgl 10 sampai 13 September di Jenewa, Swiss. Lebih dari 140 sesi pembahasan yang diadakan selama 4 hari berlangsungnya Forum fokus pada jawaban pertanyaan tentang bagaimana membantu perdagangan global memberikan kepentingan kepada semua peserta, bersamaan itu menghadapi dengan lebih baik dampak-dampak perubahan iklim yang semakin serius.

Untuk mendasari pembahasan-pembahasan ini, pada hari pertama Forum tersebut, (tgl 10 September), WTO telah mengumumkan “Basis data tentang kekhawatiran-kekhawatiran perdagangan” (WTO Trade Concerns Database - TCD). Menurut Wakil Direktur Jenderal WTO, Angela Elllard, ini merupakan gagasan yang bersifat titik balik dari WTO dalam peningkatan transparansi dan kemungkinan mengakses informasi-informasi esensial dalam sistem perdagangan multilateral. Ekonom Kepala WTO, Ralph Ossa, menilai bahwa transparansi informasi akan meningkatkan kerja sama antaranggota dalam sistem perdagangan global dan memperhebat inklusifitas perdagangan.

Pandangan kunci dalam analisis-analisis kami ialah hubungan perdagangan yang lebih sedikit atau hubungan perdagangan soliter tidak akan turut mendorong inklusivitas. Inklusivitas yang sebenarnya menuntut satu strategi yang komprehensif, mengintegrasikan perdagangan terbuka dengan kebijakan-kebijakan dalam negeri yang bersifat komplementer dan satu kerja sama internasional yang efektif.”

Satu tantangan besar yang lain terhadap perdagangan global sekarang ini ialah ketegangan geopolitik di dunia. Sudah sejak hari pertama Forum di Jenewa (10 September), satu sesi pembahasan dengan tema “Reglobalisasi: Perdagangan di satu dunia yang mengalami geopolitisasi” telah diselenggarakan WTO dan Institut Ekonomi Internasional Peterso, untuk membahas strategi guna mempertahankan dan mendorong aliran perdagangan global dalam lingkungan persaingan geopolitik dan peningkatan konflik. Selain itu, isu-isu lain seperti dampak kecerdasan buatan (AI) terhadap rantai pasokan, digitalisasi perdagangan; persaingan mineral esensial, dan lain-lain, juga mengajukan banyak tantangan yang perlu dipecahkan terhadap perdagangan global./.

Komentar

Yang lain